Satu berita terbaru kembali menggelitik saya pagi ini. Masih seputar pelantikan besar-besaran yang dilakukan oleh Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi.
Pada Senin 20 Februari 2023 lalu, mantan Pangkostrad ini melantik 7 pejabat eselon II di lingkungan Pemprov Sumut. Besoknya pada Selasa, 21 Februari 2023 ia melantik 911 pejabat eselon III dan IV.
Pesannya pada saat pelantikan itu sangat tegas. Ia mengatakan pelantikan itu sebagai bagian dari upayanya membenahi birokrasi. Apa pasal? karena banyak pejabat eselon yang tidak ‘nyambung’ dengan visi dan misinya.
Ketegasannya juga tersirat dari sambutannya saat berbicara di hadapan ratusan pejabat eselon III dan IV yang duduk melantai saat itu. Ia mengatakan tidak main-main dalam menempatkan pejabat, bahkan upaya-upaya meminta kenaikan jabatan lewat ‘pintu belakang’ juga diharamkannya. Kutendang kau!! begitu kata Edy.
Hemat saya, ungkapan mengenai komitmen menempatkan pejabat sesuai kompetensi serta ketegasan-ketegasan lain yang diungkapkannya dalam dua hari pelantikan berturut-turut tersebut seolah menjadi bualan semata. Kenapa? yang sudah meninggal pun ternyata masuk dalam daftar orang yang dilantik.
Sosok tersebut adalah Edison Hutasoit ST yang dilantik pada jabatan baru Kepala Seksi Sumber Daya Air dan Cipta Karya UPTD Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Tarutung, Dinas Pekerjaan umum dan Penata Ruang Provinsi Sumatera Utara. Kabar berita mengatakan yang bersangkutan sudah meninggal 3 tahun lalu.
Astaga, mana mungkin orang meninggal bisa ‘nyambung’ dengan visi misinya pimpinan. Jangan-jangan sebaliknya, pimpinan yang tidak nyambung dengan visi misi orang meninggal.
Kalau diulas, pasti panjang ceritanya ini. Saya kok jadi teringat dengan jumlah pegawai eselon III dan IV yang dilantik kemarin ya. Totalnya 911. Angka yang biasanya digunakan untuk kode darurat bagi orang-orang yang membutuhkan pertolongan segera.
Apa ini jadi pertanda pak Gub butuh ‘pertolongan segera’?? entahlah….
© Copyright 2024, All Rights Reserved