Perpecahan di tengah masyarakat pada perhelatan politik seperti pemilu akan terjadi jika praktek politik identitas selalu dikedepankan untuk meraih dukungan.
Padahal, dibalik perhelatan Pemilu, sesungguhnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang harus menjadi poin penting untuk tetap dijaga.
Demikian disampaikan kader muda PDI Perjuangan, Paul Baja M Siahaan saat berdiskusi dengan Orang Muda Katolik (OMK) di Rumah Aspirasi Paul Baja M Siahaan, Jalan Sei Serayu no 52 Medan, Senin (1/5/2023).
“Saya sangat kecewa jika politik identitas masih dilakukan jelang pemilu 2024,” kata Paul Baja M Siahaan yang saat itu didampingi politisi senior PDI Perjuangan Ramses Simbolon dan Felixianus Simbolon.
Paul menjelaskan, politik merupakan cara atau jalan untuk dapat membuat kebijakan yang harus mengedepankan kepentingan bersama, bukan kepentingan kelompok tertentu. Karena itu, jika politik identitas menjadi cara untuk dapat memenangkan kontestasi politik, maka dipastikan para pemimpin maupun pembuat kebijakan hanya akan menjadikan kewenangan yang mereka miliki untuk kepentingan kelompok tertentu saja.
“Apa ini yang kita mau? tentu tidak. Kebijakan pemerintah harus merepresentasikan aturan untuk kepentingan umum tanpa membedakan SARA,” tegas Paul Baja M Siahaan.
Karena itu, Paul Baja M Siahaan berpesan bahwa Orang Muda Katolik (OMK) harus ikut ambil bagian untuk menyerukan kampanye bahwa Pemilu 2024 tidak boleh mengedepankan politik identitas.
“Saya mengajak kita ini semua, orang-orang muda yang energik. Karena saya yakin akselerasi pemikiran kita akan mampu mempengaruhi cara berfikir masyarakat tentang politik. Anda ini adalah orang muda, mahasiswa yang terpelajar, kaum intelektual yang akan menjadi agen perubahan. Mari kita jaga iklim demokrasi tanpa politik identitas,” ujarnya.
Sementara itu, Ramses Simbolon mengatakan Pemilu 2024 juga menjadi arena pertarungan besar terkait eksistensi Indonesia dari berbagai politik luar negeri. Politik kemandirian, integritas dan wibawa Indonesia menjadi akan dipertaruhkan dari hasil Pemilu 2024.
“Banyak kepentingan asing di Indonesia, banyak negara luar yang merasa dirugikan dengan kebijakan Presiden Joko Widodo menasionalisasikan perusahaan asing yang sudah habis masa kontraknya seperti perusahaan pertambangan dan minyak. Jangan salah, kepentingan itulah yang membuat banyak negara yang tidak suka terhadap Joko Widodo. Jika pemimpin Indonesia hasil pemilu 2024 tidak sejalan dengan visi misi pak Jokowi, maka aset-aset kita akan kembali berpotensi jatuh ke tangan asing,” ungkapnya.
Kalangan mahasiswa yang hadir dalam pertemuan tersebut mengamini pandangan dari Paul Baja M Siahaan maupun Ramses Simbolon. Mereka menyatakan kesiapannya untuk terlibat langsung dalam menjaga agar Pemilu 2024 terbebas dari praktik politik identitas.
“Kami tentu akan memilih pemilih bukan berdasarkan identitas, tapi berdasarkan politik gagasan mereka. Kami sepakat dengan pak Paul Baja M Siahaan dan pak Ramses bahwa NKRI ini harus dijaga dengan merawat berbagai perbedaan yang ada,” kata Darwin Jaya Tafonao yang merupakan salah seorang mahasiswa.
© Copyright 2024, All Rights Reserved