Yasonna menjelaskan, ia sudah menerima informasi mengenai penyebab terjadinya insiden kerusuhan dan pembakaran fasilitas lapas oleh sejumlah warga binaan. Ia sangat menyayangkan insiden terseut dipicu tindak kekerasan terhadap warga binaan yang diduga terlibat peredaran narkoba di dalam lapas.
\"Memang ada kekerasan yang dilakukan. Dalam pemeriksaan ditemukan narkoba. Pelaku narkoba ditindaklanjuti itu benar, yang tidak benar adalah perbuatan memaksa mengaku siapa jaringannya didalam dengan penganiayaan yang dilihat oleh warga binaan lain,\" tegasnya.
Terkait masih ditemukannya narkoba didalam lapas tersebut, Yasonna mengaku pihaknya sudah terus melakukan berbagai upaya pencegahan. Akan tetapi menurutnya, hal ini tidak selalu dipedomani oleh para pegawai lapas sehingga tindakan yang \'keras\' terhadap para pegawai yang abai sangat diperlukan.
\"Makanya semua mereka ini dibuang, itu tidak bisa. dari dulu kita bilang bersihkan-bersihkan, tetapi kalau mental pegawainya sudah rusak, sekarang harus keras. Dari dulu sudah keras tapi sekarang masih berulang. Maka ini pelajaran,\" sebutnya.
Terhadap para provokator yang memicu kerusuhan tersebut, Yasonna meminta agar mereka juga diproses. Pelaku-pelaku pengrusakan fasilitas lapas dan juga pembakaran sejumlah kendaraan menurutnya juga harus diproses sesuai aturan.
\"Nanti kita lihat siapa yang membakar, ini tahapannya tenang lalu nanti penyelidikan. Siapa yang melakukan pembakaran diproses polisi,\" demikian Yasonna Laoly." itemprop="description"/>
Yasonna menjelaskan, ia sudah menerima informasi mengenai penyebab terjadinya insiden kerusuhan dan pembakaran fasilitas lapas oleh sejumlah warga binaan. Ia sangat menyayangkan insiden terseut dipicu tindak kekerasan terhadap warga binaan yang diduga terlibat peredaran narkoba di dalam lapas.
\"Memang ada kekerasan yang dilakukan. Dalam pemeriksaan ditemukan narkoba. Pelaku narkoba ditindaklanjuti itu benar, yang tidak benar adalah perbuatan memaksa mengaku siapa jaringannya didalam dengan penganiayaan yang dilihat oleh warga binaan lain,\" tegasnya.
Terkait masih ditemukannya narkoba didalam lapas tersebut, Yasonna mengaku pihaknya sudah terus melakukan berbagai upaya pencegahan. Akan tetapi menurutnya, hal ini tidak selalu dipedomani oleh para pegawai lapas sehingga tindakan yang \'keras\' terhadap para pegawai yang abai sangat diperlukan.
\"Makanya semua mereka ini dibuang, itu tidak bisa. dari dulu kita bilang bersihkan-bersihkan, tetapi kalau mental pegawainya sudah rusak, sekarang harus keras. Dari dulu sudah keras tapi sekarang masih berulang. Maka ini pelajaran,\" sebutnya.
Terhadap para provokator yang memicu kerusuhan tersebut, Yasonna meminta agar mereka juga diproses. Pelaku-pelaku pengrusakan fasilitas lapas dan juga pembakaran sejumlah kendaraan menurutnya juga harus diproses sesuai aturan.
\"Nanti kita lihat siapa yang membakar, ini tahapannya tenang lalu nanti penyelidikan. Siapa yang melakukan pembakaran diproses polisi,\" demikian Yasonna Laoly."/>
Yasonna menjelaskan, ia sudah menerima informasi mengenai penyebab terjadinya insiden kerusuhan dan pembakaran fasilitas lapas oleh sejumlah warga binaan. Ia sangat menyayangkan insiden terseut dipicu tindak kekerasan terhadap warga binaan yang diduga terlibat peredaran narkoba di dalam lapas.
\"Memang ada kekerasan yang dilakukan. Dalam pemeriksaan ditemukan narkoba. Pelaku narkoba ditindaklanjuti itu benar, yang tidak benar adalah perbuatan memaksa mengaku siapa jaringannya didalam dengan penganiayaan yang dilihat oleh warga binaan lain,\" tegasnya.
Terkait masih ditemukannya narkoba didalam lapas tersebut, Yasonna mengaku pihaknya sudah terus melakukan berbagai upaya pencegahan. Akan tetapi menurutnya, hal ini tidak selalu dipedomani oleh para pegawai lapas sehingga tindakan yang \'keras\' terhadap para pegawai yang abai sangat diperlukan.
\"Makanya semua mereka ini dibuang, itu tidak bisa. dari dulu kita bilang bersihkan-bersihkan, tetapi kalau mental pegawainya sudah rusak, sekarang harus keras. Dari dulu sudah keras tapi sekarang masih berulang. Maka ini pelajaran,\" sebutnya.
Terhadap para provokator yang memicu kerusuhan tersebut, Yasonna meminta agar mereka juga diproses. Pelaku-pelaku pengrusakan fasilitas lapas dan juga pembakaran sejumlah kendaraan menurutnya juga harus diproses sesuai aturan.
\"Nanti kita lihat siapa yang membakar, ini tahapannya tenang lalu nanti penyelidikan. Siapa yang melakukan pembakaran diproses polisi,\" demikian Yasonna Laoly."/>
Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly terlihat sangat berang atas insiden kerusuhan yang terjadi di Lapas Narkotika, Langkat pada Kamis (16/5/2019) lalu. Dalam kunjungannya hari ini ke lapas tersebut, ia langsung memerintahkan agar kepala Lapas dan para pegawai dari sana dinonaktifkan.
"Bukan hanya kalapas, semua diangkat, nanti dilihat kemana. Jangan dulu masuk disini orang-orangnya, berbahaya," katanya, Sabtu (18/5/2019).
Yasonna menjelaskan, ia sudah menerima informasi mengenai penyebab terjadinya insiden kerusuhan dan pembakaran fasilitas lapas oleh sejumlah warga binaan. Ia sangat menyayangkan insiden terseut dipicu tindak kekerasan terhadap warga binaan yang diduga terlibat peredaran narkoba di dalam lapas.
"Memang ada kekerasan yang dilakukan. Dalam pemeriksaan ditemukan narkoba. Pelaku narkoba ditindaklanjuti itu benar, yang tidak benar adalah perbuatan memaksa mengaku siapa jaringannya didalam dengan penganiayaan yang dilihat oleh warga binaan lain," tegasnya.
Terkait masih ditemukannya narkoba didalam lapas tersebut, Yasonna mengaku pihaknya sudah terus melakukan berbagai upaya pencegahan. Akan tetapi menurutnya, hal ini tidak selalu dipedomani oleh para pegawai lapas sehingga tindakan yang 'keras' terhadap para pegawai yang abai sangat diperlukan.
"Makanya semua mereka ini dibuang, itu tidak bisa. dari dulu kita bilang bersihkan-bersihkan, tetapi kalau mental pegawainya sudah rusak, sekarang harus keras. Dari dulu sudah keras tapi sekarang masih berulang. Maka ini pelajaran," sebutnya.
Terhadap para provokator yang memicu kerusuhan tersebut, Yasonna meminta agar mereka juga diproses. Pelaku-pelaku pengrusakan fasilitas lapas dan juga pembakaran sejumlah kendaraan menurutnya juga harus diproses sesuai aturan.
"Nanti kita lihat siapa yang membakar, ini tahapannya tenang lalu nanti penyelidikan. Siapa yang melakukan pembakaran diproses polisi," demikian Yasonna Laoly.
Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly terlihat sangat berang atas insiden kerusuhan yang terjadi di Lapas Narkotika, Langkat pada Kamis (16/5/2019) lalu. Dalam kunjungannya hari ini ke lapas tersebut, ia langsung memerintahkan agar kepala Lapas dan para pegawai dari sana dinonaktifkan.
"Bukan hanya kalapas, semua diangkat, nanti dilihat kemana. Jangan dulu masuk disini orang-orangnya, berbahaya," katanya, Sabtu (18/5/2019).
Yasonna menjelaskan, ia sudah menerima informasi mengenai penyebab terjadinya insiden kerusuhan dan pembakaran fasilitas lapas oleh sejumlah warga binaan. Ia sangat menyayangkan insiden terseut dipicu tindak kekerasan terhadap warga binaan yang diduga terlibat peredaran narkoba di dalam lapas.
"Memang ada kekerasan yang dilakukan. Dalam pemeriksaan ditemukan narkoba. Pelaku narkoba ditindaklanjuti itu benar, yang tidak benar adalah perbuatan memaksa mengaku siapa jaringannya didalam dengan penganiayaan yang dilihat oleh warga binaan lain," tegasnya.
Terkait masih ditemukannya narkoba didalam lapas tersebut, Yasonna mengaku pihaknya sudah terus melakukan berbagai upaya pencegahan. Akan tetapi menurutnya, hal ini tidak selalu dipedomani oleh para pegawai lapas sehingga tindakan yang 'keras' terhadap para pegawai yang abai sangat diperlukan.
"Makanya semua mereka ini dibuang, itu tidak bisa. dari dulu kita bilang bersihkan-bersihkan, tetapi kalau mental pegawainya sudah rusak, sekarang harus keras. Dari dulu sudah keras tapi sekarang masih berulang. Maka ini pelajaran," sebutnya.
Terhadap para provokator yang memicu kerusuhan tersebut, Yasonna meminta agar mereka juga diproses. Pelaku-pelaku pengrusakan fasilitas lapas dan juga pembakaran sejumlah kendaraan menurutnya juga harus diproses sesuai aturan.
"Nanti kita lihat siapa yang membakar, ini tahapannya tenang lalu nanti penyelidikan. Siapa yang melakukan pembakaran diproses polisi," demikian Yasonna Laoly.