Diksi gerombolan yang dilontarkan anggota Komisi I DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Effendi Simbolon, dianggap berpotensi menimbulkan kerenggangan sosial.
- Terima Maaf Effendi Simbolon, Jenderal Dudung Minta Prajurit TNI AD Lebih Legowo
- Sebut TNI Seperti Gerombolan, Effendi Simbolon Diperika MKD
- Sebut TNI Sebagai Gerombolan, Effendi Simbolon Minta Maaf
Baca Juga
Untuk itu, perlu ada komunikasi lebih lanjut antara Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dengan Ketua DPR RI Puan Maharani.
Hal itu disampaikan oleh Komunikolog Indonesia, Emrus Sihombing, menanggapi pemberitaan soal pernyataan Effendi Simbolon saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi I DPR RI dengan Kementerian Pertahanan dan TNI pada Senin (5/9).
Emrus mengatakan, komunikasi sangat substansial dalam relasi antarmanusia di seluruh komunitas manusia, baik antarindividu dan atau antarinstitusi. Sehingga yang harus diingat, komunikasi bukan persoalan remeh temeh.
"Dengan komunikasi yang bernas bisa menimbulkan kohesi sosial semakin erat. Sebaliknya, dengan komunikasi yang buruk, misalnya pilihan diksi yang tidak tepat konteks dan timing, misalnya pemakaian diksi 'gerombolan' bisa timbulkan kerenggangan sosial," ujar Emrus kepada Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (14/9).
Sebagai persoalan komunikasi, lanjut Emrus, maka penyelesaiannya adalah dengan pertukaran simbol verbal dan nonverbal di antara partisipan komunikasi.
"Untuk menyelesaikan persoalan terkait penggunaan diksi 'gerombolan' yang mengemuka di ruang publik belakangan ini, sebagai komunikolog Indonesia, saya menyarankan agar segera dilakukan perjumpaan komunikasi antara Panglima dan Ketua DPR," pungkas Emrus.
- Komunikolog: Pidato Megawati Gambarkan Potensi PDIP Usung Perempuan di Pilpres 2024
- Erick Thohir Gandeng KPK Bersih-Bersih BUMN, Emrus Sihombing: Sikap Seorang Negarawan
- Kembali Berulah, KKB Tembak Anggota TNI yang Patroli Pengamanan Gereja di Papua