Selain itu, pandangan kedua paslon terhadap isu diskiriminasi dan persekusi relatif tidak ada yang berbeda alias sama.
Yang berbeda, sambung Ulung, hanya terhadap isu disabilitas dimana paslon 01 Jokowi-Ma’aruf menitikberatkan pada kesetaraan dan pentingnya transformasi budaya masyarakat agar menghormati hak disabilitas.
\"Sementara pasangan Prabowo-Sandiaga Uno menitik beratkan aksebilitas dalam pekerjaan,\" ujar Ulung.
Secara umum, tambah Ulung, debat perdana yang digelar semalam belum dapat menggambarkan secara komperhensif peta persoalan dan strategi kebijakan masing-masing calon dalam upaya perlindungan, pemenuhan, pemajuan dan penegakan HAM di Indonesia.
\"Jadi kenapa Komnas HAM memberikan catatan kritis, saya kira ini adalah bagian dari perjalanan pemanatauan Pileg dan Pilpres. Karena kami ingin Pemilu ini berkualitas. bermartabat, bersih dan menjunjung prinsip HAM,\" pungkas Ulung.[R]" itemprop="description"/>
Selain itu, pandangan kedua paslon terhadap isu diskiriminasi dan persekusi relatif tidak ada yang berbeda alias sama.
Yang berbeda, sambung Ulung, hanya terhadap isu disabilitas dimana paslon 01 Jokowi-Ma’aruf menitikberatkan pada kesetaraan dan pentingnya transformasi budaya masyarakat agar menghormati hak disabilitas.
\"Sementara pasangan Prabowo-Sandiaga Uno menitik beratkan aksebilitas dalam pekerjaan,\" ujar Ulung.
Secara umum, tambah Ulung, debat perdana yang digelar semalam belum dapat menggambarkan secara komperhensif peta persoalan dan strategi kebijakan masing-masing calon dalam upaya perlindungan, pemenuhan, pemajuan dan penegakan HAM di Indonesia.
\"Jadi kenapa Komnas HAM memberikan catatan kritis, saya kira ini adalah bagian dari perjalanan pemanatauan Pileg dan Pilpres. Karena kami ingin Pemilu ini berkualitas. bermartabat, bersih dan menjunjung prinsip HAM,\" pungkas Ulung.[R]"/>
Selain itu, pandangan kedua paslon terhadap isu diskiriminasi dan persekusi relatif tidak ada yang berbeda alias sama.
Yang berbeda, sambung Ulung, hanya terhadap isu disabilitas dimana paslon 01 Jokowi-Ma’aruf menitikberatkan pada kesetaraan dan pentingnya transformasi budaya masyarakat agar menghormati hak disabilitas.
\"Sementara pasangan Prabowo-Sandiaga Uno menitik beratkan aksebilitas dalam pekerjaan,\" ujar Ulung.
Secara umum, tambah Ulung, debat perdana yang digelar semalam belum dapat menggambarkan secara komperhensif peta persoalan dan strategi kebijakan masing-masing calon dalam upaya perlindungan, pemenuhan, pemajuan dan penegakan HAM di Indonesia.
\"Jadi kenapa Komnas HAM memberikan catatan kritis, saya kira ini adalah bagian dari perjalanan pemanatauan Pileg dan Pilpres. Karena kami ingin Pemilu ini berkualitas. bermartabat, bersih dan menjunjung prinsip HAM,\" pungkas Ulung.[R]"/>
Catatan kritis Komnas HAM terhadap Pasca debat perdana Capres-Cawapres di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Kamis malam. Kedua pasangan calon tidak paham konsep HAM secara subtansial.
"Sehingga komitmen penegakan HAM yang di dalamnya terdapat strategi penyelesaian atas kasus pelanggaran HAM termasuk dugaan pelanggaran HAM berat belum terlihat," kata Komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara di kantor Komnas HAM, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (18/1).
Selain itu, pandangan kedua paslon terhadap isu diskiriminasi dan persekusi relatif tidak ada yang berbeda alias sama.
Yang berbeda, sambung Ulung, hanya terhadap isu disabilitas dimana paslon 01 Jokowi-Ma’aruf menitikberatkan pada kesetaraan dan pentingnya transformasi budaya masyarakat agar menghormati hak disabilitas.
"Sementara pasangan Prabowo-Sandiaga Uno menitik beratkan aksebilitas dalam pekerjaan," ujar Ulung.
Secara umum, tambah Ulung, debat perdana yang digelar semalam belum dapat menggambarkan secara komperhensif peta persoalan dan strategi kebijakan masing-masing calon dalam upaya perlindungan, pemenuhan, pemajuan dan penegakan HAM di Indonesia.
"Jadi kenapa Komnas HAM memberikan catatan kritis, saya kira ini adalah bagian dari perjalanan pemanatauan Pileg dan Pilpres. Karena kami ingin Pemilu ini berkualitas. bermartabat, bersih dan menjunjung prinsip HAM," pungkas Ulung.[R]
Catatan kritis Komnas HAM terhadap Pasca debat perdana Capres-Cawapres di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Kamis malam. Kedua pasangan calon tidak paham konsep HAM secara subtansial.
"Sehingga komitmen penegakan HAM yang di dalamnya terdapat strategi penyelesaian atas kasus pelanggaran HAM termasuk dugaan pelanggaran HAM berat belum terlihat," kata Komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara di kantor Komnas HAM, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (18/1).
Selain itu, pandangan kedua paslon terhadap isu diskiriminasi dan persekusi relatif tidak ada yang berbeda alias sama.
Yang berbeda, sambung Ulung, hanya terhadap isu disabilitas dimana paslon 01 Jokowi-Ma’aruf menitikberatkan pada kesetaraan dan pentingnya transformasi budaya masyarakat agar menghormati hak disabilitas.
"Sementara pasangan Prabowo-Sandiaga Uno menitik beratkan aksebilitas dalam pekerjaan," ujar Ulung.
Secara umum, tambah Ulung, debat perdana yang digelar semalam belum dapat menggambarkan secara komperhensif peta persoalan dan strategi kebijakan masing-masing calon dalam upaya perlindungan, pemenuhan, pemajuan dan penegakan HAM di Indonesia.
"Jadi kenapa Komnas HAM memberikan catatan kritis, saya kira ini adalah bagian dari perjalanan pemanatauan Pileg dan Pilpres. Karena kami ingin Pemilu ini berkualitas. bermartabat, bersih dan menjunjung prinsip HAM," pungkas Ulung.