Publik mempertanyakan kinerja Wakil Presiden KH Maruf Amin yang kurang menonjol dibandingkan wakil presiden sebelumnya.
Menurut Direktur Eksekutif IndoBarometer, M. Qodari, hal itu memang pantas dipertanyakan karena penampilan KH Maruf Amin jauh berbeda dibandingkan dengan Jusuf Kalla.
“Pak Jusuf Kalla itu, pertama, kepribadiannya lincah proaktif. Ditambah beliau seorang politisi. Jadi ya pasti ingin tampil dan ingin memainkan peran. Bahkan punya banyak agenda begitu,” uajr Qodari kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (8/1).
Qodari menambahkan, di sisi lain Maruf Amin memiliki kepribadian yang sedikit santai, kalem. Sementara latar belakangnya jelas bukan politisi.
Namun, lanjut Qodari, walau pernah menjadi anggota DPR RI, namun Maruf Amin lebih identik dengan perannya sebagai guru atau ustaz.
Dia juga membandingkan jalur politik yang memungkinkan Maruf Amin dan Jusuf Kalla hingga bisa menduduki posisi Wapres.
“Pak JK memang pilihan Pak Jokowi. Sementara Pak Maruf Amin pilihan kompromi dari partai-partai politik pengusung Pak Jokowi,” katanya.
Qodari kembali mengingat dinamika yang ada ketika koalisi pendukung Jokowi mencari tokoh pendamping Jokowi pada Pilpres 2019 lalu. Nama Mahfud MD, misalnya, sempat santer menjadi calon kuat yang akan bersanding dengan Jokowi.
Tapi, sebelum diumumkan terjadi kesepakatan baru di kalangan partai politik pendukung Jokowi. Koalisi justru meminta Maruf Amin yang didudukkan di sebelah Jokowi.
“Saya duga salah satu alasannya adalah, Pak Maruf Amin lebih senior usianya. Sehingga tidak akan maju lagi di Pilpres 2024,” masih ujar Qodari.
Dengan latar belakang perjalanan ini dapat dipahami apabila sebagai orang nomor dua di republik ini, Maruf Amin tidak seagresif Jusuf Kalla. Peranan koalisi pendukung Jokowi yang begitu kuat dalam menempatkan Maruf Amin membuat ia tidak bisa bebas bergerak.
“Kalau Maruf Amin terlalu pro aktif, nanti partai-partai koalisi malah gelisah,” demikian M. Qodari.
© Copyright 2024, All Rights Reserved