\"Belakangan ini semakin sedikit yang menulis sejarah. Meskipun banyak kekurangan namun buku ini kita harapkan menjadi stimulan untuk memotivasi kawan-kawan untuk menulis,\" katanya kepada RMOLSumut, Jumat (27/12).
Terkait isi buku Bungai Rampai Pers Sumatera Utara, Hermansjah mengakui masih banyak yang harus dibenahi. Namun hal seperti itu menurutnya sudah menjadi hal yang lumrah dalam penerbitan sebuah buku yang menuliskan tentang sejarah, terutama soal pers di Sumatera Utara.
\"Kalau ada isi yang perlu perbaikan itu sangat wajar. Namun yang pasti kita harus melihat ada semangat untuk menuliskan itu dulu,\" pungkasnya.
Sementara itu belumnya Kepala Bagian (Kabag) Pelayanan Media dan Informasi Biro Humas Setdaprovsu, Harvina Zuhra mengatakan ide menerbitkan buku tersebut muncul setelah adanya kegiatan pameran koran-koran tua yang digelar. Tingkat kunjungan yang tinggi membuat mereka terpikir untuk menerbitkan buku tentang sejarah dari penerbitan koran-koran tersebut.
\"Kita berharap ini menjadi salah satu bagian dari penambah khasanah pengetahuan kita tentang sejarah pers di Sumatera Utara,\" pungkasnya.[R]
" itemprop="description"/>\"Belakangan ini semakin sedikit yang menulis sejarah. Meskipun banyak kekurangan namun buku ini kita harapkan menjadi stimulan untuk memotivasi kawan-kawan untuk menulis,\" katanya kepada RMOLSumut, Jumat (27/12).
Terkait isi buku Bungai Rampai Pers Sumatera Utara, Hermansjah mengakui masih banyak yang harus dibenahi. Namun hal seperti itu menurutnya sudah menjadi hal yang lumrah dalam penerbitan sebuah buku yang menuliskan tentang sejarah, terutama soal pers di Sumatera Utara.
\"Kalau ada isi yang perlu perbaikan itu sangat wajar. Namun yang pasti kita harus melihat ada semangat untuk menuliskan itu dulu,\" pungkasnya.
Sementara itu belumnya Kepala Bagian (Kabag) Pelayanan Media dan Informasi Biro Humas Setdaprovsu, Harvina Zuhra mengatakan ide menerbitkan buku tersebut muncul setelah adanya kegiatan pameran koran-koran tua yang digelar. Tingkat kunjungan yang tinggi membuat mereka terpikir untuk menerbitkan buku tentang sejarah dari penerbitan koran-koran tersebut.
\"Kita berharap ini menjadi salah satu bagian dari penambah khasanah pengetahuan kita tentang sejarah pers di Sumatera Utara,\" pungkasnya.[R]
"/>\"Belakangan ini semakin sedikit yang menulis sejarah. Meskipun banyak kekurangan namun buku ini kita harapkan menjadi stimulan untuk memotivasi kawan-kawan untuk menulis,\" katanya kepada RMOLSumut, Jumat (27/12).
Terkait isi buku Bungai Rampai Pers Sumatera Utara, Hermansjah mengakui masih banyak yang harus dibenahi. Namun hal seperti itu menurutnya sudah menjadi hal yang lumrah dalam penerbitan sebuah buku yang menuliskan tentang sejarah, terutama soal pers di Sumatera Utara.
\"Kalau ada isi yang perlu perbaikan itu sangat wajar. Namun yang pasti kita harus melihat ada semangat untuk menuliskan itu dulu,\" pungkasnya.
Sementara itu belumnya Kepala Bagian (Kabag) Pelayanan Media dan Informasi Biro Humas Setdaprovsu, Harvina Zuhra mengatakan ide menerbitkan buku tersebut muncul setelah adanya kegiatan pameran koran-koran tua yang digelar. Tingkat kunjungan yang tinggi membuat mereka terpikir untuk menerbitkan buku tentang sejarah dari penerbitan koran-koran tersebut.
\"Kita berharap ini menjadi salah satu bagian dari penambah khasanah pengetahuan kita tentang sejarah pers di Sumatera Utara,\" pungkasnya.[R]
"/>