Pihak sekolah SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan memberikan tanggapan terkait adanya pengaduan sejumlah guru mereka yang keberatan dengan pemotongan gaji.
Para guru yang mengadu mengatakan pemotongan tersebut sudah berlangsung sejak Juni 2019 dan mereka tidak tau karena tidak pernah diberi slip gaji.
Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan, Awaluddin mengakui ada pemotongan gaji guru. Pemotongan tersebut terdiri dari pemotongan cicilan pinjaman yang bersangkutan di Bank Sumut, kemudian iuran IKAGA (Ikatan Keluarga Besar SMAN 1 Percut Sei Tuan), Iuran koperasi guru serta iuran untuk pengajian bagi yang beragama Islam dan partangiangan bagi yang beragama Kristen.
“Jadi ada 4 pemotongan itu,” katanya, Selasa (9/1/2024).
Awaluddin menjelaskan, dari 4 pemotongan tersebut hanya satu yang langsung dipotong oleh Bank Sumut ketika masa gajian yakni cicilan masing-masing sesuai besaran pinjaman mereka. Sedangkan untuk iuran IKAGA, Koperasi dan Pengajian/Partangiangan dikutip oleh bendahara.
“Namun belakangan bendahara kewalahan mengutip iuran yang tiga ini. Maka diajukanlah ke Bank Sumut agar pemotongan dilakukan secara langsung saat transfer gaji,” ujarnya.
Bank Sumut menurut Awaluddin sebelumnya menolak pemotongan untuk 3 jenis iuran tersebut. Namun, mereka akhirnya setuju setelah masing-masing guru menandatangani persetujuan agar pemotongan gaji untuk keempat iuran tersebut dilakukan sekaligus.
“Jadi itu ada persetujuan masing-masing pada kertas bermaterai,” ungkapnya.
Persoalan ini menurut Awaluddin muncul karena masing-masing guru tidak mengambil slip gaji mereka. Alhasil, mereka protes atas perbedaan detail pemotongan gaji yang berbeda-beda. Padahal, perbedaan itu kata Awaluddin karena tidak semua guru berkewajiban membayar 4 iuran yang ada.
“Misalnya dia bukan anggota Koperasi, dan bulan ini tidak ada kemalangan atau kunjungan duka, jadi pembayaran iuran IKAGA kosong. Tentu yang bersangkutan hanya membayar 2 iuran yakni cicilan di Bank Sumut dan iuran pengajian,. Dan besarannya itu pun dipotong oleh Bank Sumut berdasarkan rekomendasi dari bendahara sekolah yang kemudian saya ACC,” sebutnya.
Pada 4 Januari 2024 lalu kata Awaluddin, pihaknya sudah melakukan klarifikasi atas keberatan dari beberapa guru terkait pemotongan gaji tersebut. Hasilnya, mereka meminta detail slip gaji sejak Juni 2019 hingga 2024.
“Saya baru masuk disini September 2022, tentu saya tidak tau soal slip gaji mulai Juni 2019. Kita hanya bisa melihat catatan manual tertulisnya saja. Namun saya pastikan setelah saya disini, memang saya perintahkan kepada bendahara agar slip gaji tetap diberikan baik diminta atau pun tidak oleh guru,” pungkasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved