'Entah apa yang merasukimu' jadi salah satu penggalan lirik dari lagu grup band ILIR 7 yang booming beberapa waktu lalu. Media sosial menjadi biang kerok dibalik viralnya kata itu. Rame-rame warga merekam berbagai aksi mereka dengan latar belakang musik dengan penggalan lirik tersebut. Efeknya tentu ada, saya kira band asal Lubuk Linggau, Sumatera Selatan itu tentu mendapatkan keuntungan dari viralnya lirik mereka itu, pun orang-orang lain yang memanfaatkannya.
Tak dipungkiri, benefit alias keuntungan dari hal-hal yang viral itu sangat banyak. Monetisasi tentu menjadi yang terdepan menurut saya, sebelum kemudian belakangan ini keuntungan itu beralih pada mudahnya menyelesaikan masalah. Itu tak terbantah.
Beberapa kasus viral terbukti membuat polisi cepat bergerak, penegakan hukum cepat berlangsung, hambatan atas pelayanan publik langsung kelar. Yang intinya orang yang viral akan mendapat perhatian ekstra, apakah segera ditangkap jika dianggap meresahkan atau sebaliknya segera dibantu jika dianggap membuat iba.
Dua hal besar itu menurut saya yang membuat sekarang ini berbagai 'kegilaan' semakin memenuhi ruang media sosial. Kadang tanpa nalar sehat dan bahkan tidak sedikit yang mencoba nekad demi meraih label viral meskipun akhirnya harus berurusan dengan hukum.
Saya sedikit miris melihat aksi sosok warga di Medan bernama Rakesh. Sosok ini beberapa waktu lalu viral setelah videonya menyiram petugas PPKM tersebar di media sosial. Saat itu, Rakesh melakukan perlawanan kepada menolak warung kopi miliknya ditutup untuk mencegah kerumuman pada masa pandemi covid-19. Rasa simpati mendominasi aksinya tersebut karena ia beralasan terpaksa terus membuka warung kopi karena alasan mempertahankan kehidupan anak-istri dan sekolah anak-anaknya. Sedangkan pemerintah menurutnya tidak memberi bantuan.
Rasa simpati dari ribuan netizen itu saya kira juga akhirnya memberi keuntungan bagi Rakesh. Warungnya tak jadi ditutup, bahkan Wakil Wali Kota Aulia Rachman mendatangi warungnya untuk sosialisasi agar Rakesh tidak melayani makan di tempat. Beberapa media datang meliput warungnya, pegiat medsos 'Wak Kombur' bahkan ikut nyambi membuat konten 'mengumbang' aksi Rakesha yang menurut mereka mewakili suara rakyat. "Wak Rakesh Adalah Kita, Penyuara Kepentingan Kita", begitu judul konten mereka. Astaga.
Nah, terbaru Rakesh kembali viral. Hari ini, Senin 31 Januari 2022 saya melihat videonya menolak memakai masker karena menganggap aturan penggunaan masker itu salah.
Dalam rekaman video berdurasi 01.43 menit yang saya lihat pada hari ini, Senin 31 Januari 2022, Rakesh terlihat sedang dibujuk oleh personil Satpol PP dan Polisi agar bersedia memakai masker.
Tapi dia menolak. Ungkapan seolah aturan pemerintah itu tak berlaku baginya justru muncul.
“Suka aku, aku nggak mau. Aturan salah untuk apa,” begitu katanya dengan nada ketus.
“Aturan pakai masker salah? Siapa yang bilang?,” tanya perekam video.
“Salah lah. Ada yang mati di jalan. Saya sudah cukup sehat,” jawab Rakesh.
Mulai awal hingga beberapa detik sebelum akhir rekaman, saya melihat mana yang akan menjadi bagian viral yang akan membuat Rakesh akan kembali dibela. Saya tak menemukannya. Beberapa detik terakhir yang membuat saya langsung mengumpat dan berkesimpulan kalau Wak Rakesh sedang kecanduan 'Viral', entah apa yang merasukinya.
"Udah diviralkan kan," begitu katanya.
Astaga, kalau petugas memang bisa bertugas, saya kira viralnya Rakesh kali ini akan berakhir berbalik dari viral sebelumnya.***
© Copyright 2024, All Rights Reserved