Dia mencermati ada keinginan elit politik untuk mentransfer kegiatan alumni 212 yang baru-baru ini terjadi di Jakarta, ke Pemilihan Presiden 17 April 2019. Namun sepertinya reuni 212 lalu tidak berdampak secara signifikan karena publik sudah mempunyai pilihan tersendiri.
\"Pilihan yang sangat rasional dan logis tidak dapat dipengaruhi dengan aksi seperti 212,\" terangnya.
Masyarakat milenial yang paling rentan terkena isu agama walaupun tidak sangat signifikan. Sebab, lanjut Danis, ideologi orang tua bisa mengikut ke anak.
\"Agama sangat berpengaruh dan laten. Kita harus mempersiapkan langkah hukum apabila ada pelanggaran yang terjadi agar jangan sampai kasus di negara Syria masuk ke Indonesia. Karena akan sangat mahal akibatnya,\" imbuhnya.
Ia meyakini jika kaum milenial bisa menjauhkan dari isu isu hoax dan semacamnya yang bisa merugikan demokrasi maka kekhawatiran perpecahan tidak akan terjadi.
" itemprop="description"/>
Dia mencermati ada keinginan elit politik untuk mentransfer kegiatan alumni 212 yang baru-baru ini terjadi di Jakarta, ke Pemilihan Presiden 17 April 2019. Namun sepertinya reuni 212 lalu tidak berdampak secara signifikan karena publik sudah mempunyai pilihan tersendiri.
\"Pilihan yang sangat rasional dan logis tidak dapat dipengaruhi dengan aksi seperti 212,\" terangnya.
Masyarakat milenial yang paling rentan terkena isu agama walaupun tidak sangat signifikan. Sebab, lanjut Danis, ideologi orang tua bisa mengikut ke anak.
\"Agama sangat berpengaruh dan laten. Kita harus mempersiapkan langkah hukum apabila ada pelanggaran yang terjadi agar jangan sampai kasus di negara Syria masuk ke Indonesia. Karena akan sangat mahal akibatnya,\" imbuhnya.
Ia meyakini jika kaum milenial bisa menjauhkan dari isu isu hoax dan semacamnya yang bisa merugikan demokrasi maka kekhawatiran perpecahan tidak akan terjadi.
"/>
Dia mencermati ada keinginan elit politik untuk mentransfer kegiatan alumni 212 yang baru-baru ini terjadi di Jakarta, ke Pemilihan Presiden 17 April 2019. Namun sepertinya reuni 212 lalu tidak berdampak secara signifikan karena publik sudah mempunyai pilihan tersendiri.
\"Pilihan yang sangat rasional dan logis tidak dapat dipengaruhi dengan aksi seperti 212,\" terangnya.
Masyarakat milenial yang paling rentan terkena isu agama walaupun tidak sangat signifikan. Sebab, lanjut Danis, ideologi orang tua bisa mengikut ke anak.
\"Agama sangat berpengaruh dan laten. Kita harus mempersiapkan langkah hukum apabila ada pelanggaran yang terjadi agar jangan sampai kasus di negara Syria masuk ke Indonesia. Karena akan sangat mahal akibatnya,\" imbuhnya.
Ia meyakini jika kaum milenial bisa menjauhkan dari isu isu hoax dan semacamnya yang bisa merugikan demokrasi maka kekhawatiran perpecahan tidak akan terjadi.
RMOL. Bangsa Indonesia sudah lahir dengan keberagaman, bukan hanya suku tetapi juga agama.
Direktur Eksekutif Indodata, Danis T Saputra berpendapat, munculnya intoleransi dalam politik diawali dari Pilkada DKI Jakarta tahun 2017 silam. Saat itu masalah agama sangat mempengaruhi.
"Kasus mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengawali kasus intoleransi," sebut dia dalam diskusi terbuka di bilangan Cikini, Jakarta Pusat, baru-baru ini.
Dia mencermati ada keinginan elit politik untuk mentransfer kegiatan alumni 212 yang baru-baru ini terjadi di Jakarta, ke Pemilihan Presiden 17 April 2019. Namun sepertinya reuni 212 lalu tidak berdampak secara signifikan karena publik sudah mempunyai pilihan tersendiri.
"Pilihan yang sangat rasional dan logis tidak dapat dipengaruhi dengan aksi seperti 212," terangnya.
Masyarakat milenial yang paling rentan terkena isu agama walaupun tidak sangat signifikan. Sebab, lanjut Danis, ideologi orang tua bisa mengikut ke anak.
"Agama sangat berpengaruh dan laten. Kita harus mempersiapkan langkah hukum apabila ada pelanggaran yang terjadi agar jangan sampai kasus di negara Syria masuk ke Indonesia. Karena akan sangat mahal akibatnya," imbuhnya.
Ia meyakini jika kaum milenial bisa menjauhkan dari isu isu hoax dan semacamnya yang bisa merugikan demokrasi maka kekhawatiran perpecahan tidak akan terjadi.
RMOL. Bangsa Indonesia sudah lahir dengan keberagaman, bukan hanya suku tetapi juga agama.
Direktur Eksekutif Indodata, Danis T Saputra berpendapat, munculnya intoleransi dalam politik diawali dari Pilkada DKI Jakarta tahun 2017 silam. Saat itu masalah agama sangat mempengaruhi.
"Kasus mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengawali kasus intoleransi," sebut dia dalam diskusi terbuka di bilangan Cikini, Jakarta Pusat, baru-baru ini.
Dia mencermati ada keinginan elit politik untuk mentransfer kegiatan alumni 212 yang baru-baru ini terjadi di Jakarta, ke Pemilihan Presiden 17 April 2019. Namun sepertinya reuni 212 lalu tidak berdampak secara signifikan karena publik sudah mempunyai pilihan tersendiri.
"Pilihan yang sangat rasional dan logis tidak dapat dipengaruhi dengan aksi seperti 212," terangnya.
Masyarakat milenial yang paling rentan terkena isu agama walaupun tidak sangat signifikan. Sebab, lanjut Danis, ideologi orang tua bisa mengikut ke anak.
"Agama sangat berpengaruh dan laten. Kita harus mempersiapkan langkah hukum apabila ada pelanggaran yang terjadi agar jangan sampai kasus di negara Syria masuk ke Indonesia. Karena akan sangat mahal akibatnya," imbuhnya.
Ia meyakini jika kaum milenial bisa menjauhkan dari isu isu hoax dan semacamnya yang bisa merugikan demokrasi maka kekhawatiran perpecahan tidak akan terjadi.