Agus menjelaskan saat ini penyidik masih mendalami motif dibalik aksi penculikan tersebut. Keterangan sementara yang diperoleh oleh mereka menyebutkan penculikan ini terjadi karena persoalan perolehan suara pemilu 2019 yang terjadi.
\"Kita akan dalami. Kalau kasus yang dilaporkan pak Boydo ini, murni masalah sengketa perolehan suara internal mereka,\" ujarnya.
Diketahui Boydo Panjaitan santer menjadi pemberitaan berkaitan dengan penculikannya usai proses perhitungan suara tingkat KPU Kota Medan di Hotel Grand Inna, Jalan Balai Kota Medan pada Jumat 10 Mei 2019 lalu. Boydo yang saat itu menjadi saksi PDI Perjuangan tiba-tiba dibawa paksa oleh seseorang berinisial WZ dan beberapa rekannya. Kasus ini bahkan membuat petinggi PDI Perjuangan menjadi berang.
\"Ini kasus premanisme. Kita minta agar pihak kepolisian mengusut tuntas pengaduan ini,\" kata Kepala Badan Hukum dan Advokasi DPP PDI Perjuangan (PDIP), Junimart Girsang.
Junimart mengaku ia sudah memperoleh informasi terkait detail peristiwa tersebut langsung dari Boydo. Dari rangkaian peristiwa tersebut menurutnya aksi penculikan terhadap Boydo karena persoalan perolehan suara pemilu 2019 merupakan hal yang tidak pantas untuk dilakukan.
\"Ini juga berkaitan dengan marwah PDI Perjuangan dan marwah DPRD Medan. Saya sudah berkomunikasi dengan pak Kapolda dan Mabes Polri agar ini menjadi atensi mereka,\" pungkasnya." itemprop="description"/>
Agus menjelaskan saat ini penyidik masih mendalami motif dibalik aksi penculikan tersebut. Keterangan sementara yang diperoleh oleh mereka menyebutkan penculikan ini terjadi karena persoalan perolehan suara pemilu 2019 yang terjadi.
\"Kita akan dalami. Kalau kasus yang dilaporkan pak Boydo ini, murni masalah sengketa perolehan suara internal mereka,\" ujarnya.
Diketahui Boydo Panjaitan santer menjadi pemberitaan berkaitan dengan penculikannya usai proses perhitungan suara tingkat KPU Kota Medan di Hotel Grand Inna, Jalan Balai Kota Medan pada Jumat 10 Mei 2019 lalu. Boydo yang saat itu menjadi saksi PDI Perjuangan tiba-tiba dibawa paksa oleh seseorang berinisial WZ dan beberapa rekannya. Kasus ini bahkan membuat petinggi PDI Perjuangan menjadi berang.
\"Ini kasus premanisme. Kita minta agar pihak kepolisian mengusut tuntas pengaduan ini,\" kata Kepala Badan Hukum dan Advokasi DPP PDI Perjuangan (PDIP), Junimart Girsang.
Junimart mengaku ia sudah memperoleh informasi terkait detail peristiwa tersebut langsung dari Boydo. Dari rangkaian peristiwa tersebut menurutnya aksi penculikan terhadap Boydo karena persoalan perolehan suara pemilu 2019 merupakan hal yang tidak pantas untuk dilakukan.
\"Ini juga berkaitan dengan marwah PDI Perjuangan dan marwah DPRD Medan. Saya sudah berkomunikasi dengan pak Kapolda dan Mabes Polri agar ini menjadi atensi mereka,\" pungkasnya."/>
Agus menjelaskan saat ini penyidik masih mendalami motif dibalik aksi penculikan tersebut. Keterangan sementara yang diperoleh oleh mereka menyebutkan penculikan ini terjadi karena persoalan perolehan suara pemilu 2019 yang terjadi.
\"Kita akan dalami. Kalau kasus yang dilaporkan pak Boydo ini, murni masalah sengketa perolehan suara internal mereka,\" ujarnya.
Diketahui Boydo Panjaitan santer menjadi pemberitaan berkaitan dengan penculikannya usai proses perhitungan suara tingkat KPU Kota Medan di Hotel Grand Inna, Jalan Balai Kota Medan pada Jumat 10 Mei 2019 lalu. Boydo yang saat itu menjadi saksi PDI Perjuangan tiba-tiba dibawa paksa oleh seseorang berinisial WZ dan beberapa rekannya. Kasus ini bahkan membuat petinggi PDI Perjuangan menjadi berang.
\"Ini kasus premanisme. Kita minta agar pihak kepolisian mengusut tuntas pengaduan ini,\" kata Kepala Badan Hukum dan Advokasi DPP PDI Perjuangan (PDIP), Junimart Girsang.
Junimart mengaku ia sudah memperoleh informasi terkait detail peristiwa tersebut langsung dari Boydo. Dari rangkaian peristiwa tersebut menurutnya aksi penculikan terhadap Boydo karena persoalan perolehan suara pemilu 2019 merupakan hal yang tidak pantas untuk dilakukan.
\"Ini juga berkaitan dengan marwah PDI Perjuangan dan marwah DPRD Medan. Saya sudah berkomunikasi dengan pak Kapolda dan Mabes Polri agar ini menjadi atensi mereka,\" pungkasnya."/>
Kapolda Sumatera Utara, Irjen Pol Agus Andrianto mengatakan satu dari beberapa orang yang diduga melakukan penculikan terhadap anggota DPRD Medan, Boydo Panjaitan telah ditangkap. Meski tidak menyebutkan identitas lengkapnya, namun sosok yang ditangkap tersebut diduga merupakan otak pelaku penculikan terhadap politisi PDI Perjuangan tersebut.
"Sudah diamankan pada Senin dini hari," kata Agus, Senin (13/5/2019).
Agus menjelaskan saat ini penyidik masih mendalami motif dibalik aksi penculikan tersebut. Keterangan sementara yang diperoleh oleh mereka menyebutkan penculikan ini terjadi karena persoalan perolehan suara pemilu 2019 yang terjadi.
"Kita akan dalami. Kalau kasus yang dilaporkan pak Boydo ini, murni masalah sengketa perolehan suara internal mereka," ujarnya.
Diketahui Boydo Panjaitan santer menjadi pemberitaan berkaitan dengan penculikannya usai proses perhitungan suara tingkat KPU Kota Medan di Hotel Grand Inna, Jalan Balai Kota Medan pada Jumat 10 Mei 2019 lalu. Boydo yang saat itu menjadi saksi PDI Perjuangan tiba-tiba dibawa paksa oleh seseorang berinisial WZ dan beberapa rekannya. Kasus ini bahkan membuat petinggi PDI Perjuangan menjadi berang.
"Ini kasus premanisme. Kita minta agar pihak kepolisian mengusut tuntas pengaduan ini," kata Kepala Badan Hukum dan Advokasi DPP PDI Perjuangan (PDIP), Junimart Girsang.
Junimart mengaku ia sudah memperoleh informasi terkait detail peristiwa tersebut langsung dari Boydo. Dari rangkaian peristiwa tersebut menurutnya aksi penculikan terhadap Boydo karena persoalan perolehan suara pemilu 2019 merupakan hal yang tidak pantas untuk dilakukan.
"Ini juga berkaitan dengan marwah PDI Perjuangan dan marwah DPRD Medan. Saya sudah berkomunikasi dengan pak Kapolda dan Mabes Polri agar ini menjadi atensi mereka," pungkasnya.
Kapolda Sumatera Utara, Irjen Pol Agus Andrianto mengatakan satu dari beberapa orang yang diduga melakukan penculikan terhadap anggota DPRD Medan, Boydo Panjaitan telah ditangkap. Meski tidak menyebutkan identitas lengkapnya, namun sosok yang ditangkap tersebut diduga merupakan otak pelaku penculikan terhadap politisi PDI Perjuangan tersebut.
"Sudah diamankan pada Senin dini hari," kata Agus, Senin (13/5/2019).
Agus menjelaskan saat ini penyidik masih mendalami motif dibalik aksi penculikan tersebut. Keterangan sementara yang diperoleh oleh mereka menyebutkan penculikan ini terjadi karena persoalan perolehan suara pemilu 2019 yang terjadi.
"Kita akan dalami. Kalau kasus yang dilaporkan pak Boydo ini, murni masalah sengketa perolehan suara internal mereka," ujarnya.
Diketahui Boydo Panjaitan santer menjadi pemberitaan berkaitan dengan penculikannya usai proses perhitungan suara tingkat KPU Kota Medan di Hotel Grand Inna, Jalan Balai Kota Medan pada Jumat 10 Mei 2019 lalu. Boydo yang saat itu menjadi saksi PDI Perjuangan tiba-tiba dibawa paksa oleh seseorang berinisial WZ dan beberapa rekannya. Kasus ini bahkan membuat petinggi PDI Perjuangan menjadi berang.
"Ini kasus premanisme. Kita minta agar pihak kepolisian mengusut tuntas pengaduan ini," kata Kepala Badan Hukum dan Advokasi DPP PDI Perjuangan (PDIP), Junimart Girsang.
Junimart mengaku ia sudah memperoleh informasi terkait detail peristiwa tersebut langsung dari Boydo. Dari rangkaian peristiwa tersebut menurutnya aksi penculikan terhadap Boydo karena persoalan perolehan suara pemilu 2019 merupakan hal yang tidak pantas untuk dilakukan.
"Ini juga berkaitan dengan marwah PDI Perjuangan dan marwah DPRD Medan. Saya sudah berkomunikasi dengan pak Kapolda dan Mabes Polri agar ini menjadi atensi mereka," pungkasnya.