Pihak PLN hingga saat ini masih terus berupaya untuk mengubah jaringan dari kabel atas menjadi kabel tanam.
Hanya saja perubahan metode pembangunan jaringan tersebut terkendala banyak hal mulai dari investasi yang mahal hingga koordinasi dengan pemerintah daerah dan masyarakat pemilik lahan yang akan dilalui instalasi kabel bawah tanah tersebut.
"Saat ini masih 40 persen kabel tanam yang sudah terpasang di Kota Medan. Di daerah lain masih belum meskipun rencana ke sana masih akan terus dilaksanakan," kata GM PLN Unit Induk Wilayah Sumatera Utara, Pandapotan Manurung, Senin (12/4/2021).
Ia menjelaskan, pembangunan jaringan kabel listrik bawah tanah akan sangat mendukung keandalan listrik di Sumatera Utara yang kini dalam posisi surplus. Sebab, potensi gangguan terhadap jaringan ini akan lebih minim dibanding dengan kabel jaringan atas pada saat terjadinya cuaca ekstrim seperti hujan maupun angin kencang.
"Kabel jaringan atas ini kan kalau ada pohon tumbang menimpa kabel itu perbaikannya bisa memakan waktu yang agak lama, berbeda dengan jaringan bawah tanah yang relatif lebih aman dari gangguan pohon tumbang," ungkapnya.
Untuk membangun jaringan kabel bawah tanah, pihak PLN menurut Pandapotan terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah. Hal ini terkait dengan kebijakan pembangunan pada masing-masing daerah.
"Jangan sampai terjadi misalnya kabel kami mengganggu pelebaran jalan dan lainnya. Karena itu akan bikin repot," sebutnya.
Dukungan dari masyarakat menurutnya juga sangat berpengaruh terhadap kelancaran pembangunan jaringan kabel bawah tanah tersebut. Dengan begitu, maka pemasangan jaringan ini akan membuat keandalan layanan listrik semakin baik dan potensi listrik padam semakin minim.
© Copyright 2024, All Rights Reserved