Indeks bursa global kembali diperdagangan melemah pada perdagangan kemarin. Baik bursa di AS dan di Eropa kompak melemah. Dan pagi ini, kinerja pasar keuangan domestik khususnya IHSG juga dibuka melemah di level 4.599,92. Sejauh ini IHSG masih melemah di level 4.557,76. Kinerja IHSG memburuk seirama dengan pola kinerja pasar keuangan regional asia pada hari ini. Sementara itu, mata uang Rupiah diperdagangkan sedikit mengalami pelemahan dikisaran 15.670 per US Dolar. Kinerja Rupiah melemah setelah sebelumnya menguat secara signifikan dari kisaran 17 ribu per US Dolarnya. Pasar keuangan pada hari ini diyakini masih akan berada di teritori negatif hingga penutupan perdagangan. "Buruknya data penjualan ritel di AS, sektor manufaktur yang negative, serta produksi industriu yang terpukul karena ditutupnya sejumlah pabrik otomotif selama pandemic, memberikan indikasi bahwa AS sendiri masih mengalami pukulan besar di ekonominya," kata pengamat ekonomi, Gunawan Benjamin, Kamis (16/4). Negara dengan ekonomi terbesar tersebut mengalami penurunan terburuk sepanjang sejarah di sektor manufakturnya, dimana realisasi pertumbuhan sektor manufaktur AS -78.2%. Disisi lain penjualan ritel AS terkontraksi sebesar 8.7%. Dengan buruknya data perekonomian di AS tersebut, nantinya akan memberikan pengaruh besar kepada negara lain. Hal ini bisa saja menjadi kabar buruk bagi pasar keuangan global, yang tengah diuhantui penyebaran covid-19.[R]
Indeks bursa global kembali diperdagangan melemah pada perdagangan kemarin. Baik bursa di AS dan di Eropa kompak melemah. Dan pagi ini, kinerja pasar keuangan domestik khususnya IHSG juga dibuka melemah di level 4.599,92. Sejauh ini IHSG masih melemah di level 4.557,76. Kinerja IHSG memburuk seirama dengan pola kinerja pasar keuangan regional asia pada hari ini. Sementara itu, mata uang Rupiah diperdagangkan sedikit mengalami pelemahan dikisaran 15.670 per US Dolar. Kinerja Rupiah melemah setelah sebelumnya menguat secara signifikan dari kisaran 17 ribu per US Dolarnya. Pasar keuangan pada hari ini diyakini masih akan berada di teritori negatif hingga penutupan perdagangan. "Buruknya data penjualan ritel di AS, sektor manufaktur yang negative, serta produksi industriu yang terpukul karena ditutupnya sejumlah pabrik otomotif selama pandemic, memberikan indikasi bahwa AS sendiri masih mengalami pukulan besar di ekonominya," kata pengamat ekonomi, Gunawan Benjamin, Kamis (16/4). Negara dengan ekonomi terbesar tersebut mengalami penurunan terburuk sepanjang sejarah di sektor manufakturnya, dimana realisasi pertumbuhan sektor manufaktur AS -78.2%. Disisi lain penjualan ritel AS terkontraksi sebesar 8.7%. Dengan buruknya data perekonomian di AS tersebut, nantinya akan memberikan pengaruh besar kepada negara lain. Hal ini bisa saja menjadi kabar buruk bagi pasar keuangan global, yang tengah diuhantui penyebaran covid-19.© Copyright 2024, All Rights Reserved