Jokowi mulai menjelaskan berbagai hoax yang terus menyerangnya terutama jelang pemilu 2019 diantaranya isu yang menyebut dirinya sebagai antek asing. Ia menyampaikan hoax ini sangat mudah untuk ditangkal yakni dengan mengemukakan beberapa upaya yang dilakukannya untuk mengembalikan pengelolaan sumber daya alam yang selama ini dikuasai oleh asing.
\"Blok mahakam yang selama ini dikuasai oleh Jepang dan Prancis sudah 100 persen dimiliki oleh Indonesia, begitu juga blok riau yang selama 90 tahun dikelola oleh Chevron juga sudah 100 persen milik Indonesia. Freeport kini menjadi saham mayoritas Indonesia lewat PT Inalum. Kok saya masih dituding antek asing, gimana ya,\" katanya.
Tudingan lain juga terus dialamatkan kepadanya dengan menyebutkan sebagai kader Partai Komunis Indonesia (PKI) yang sudah dibubarkan. Hoax ini menurut Jokowi menjadi hal yang sangat tidak masuk akal karena ditampilkan dengan menyebarkan foto DN Aidit yang saat itu menjadi pemimpin PKI sedang berpidato tahun 1955.
\"Kok bisa saya ada didepan beliau padahal saya ini lahirnya tahun 51, berarti masih 4 tahun saat itu. Emang ada kader muda PKI?,\" ujarnya disambut tawa peserta.
Hal yang lain yang menurutnya juga harus menjadi perhatian yakni tudingan yang menyebut jika Jokowi dan Maruf Amin adalah orang yang membenci ulama, jika menang maka akan ada larangan azan, penghapusan pendidikan agama dari pendidikan dan juga melegalkan pernikahan sejenis. Hoax ini menurut Jokowi sangat tidak masuk akal mengingat dirinya merupakan seorang penganut agama Islam yang sangat patuh terhadap ajaran dan norma Islam.
\"Kita ini negara Islam terbesar di dunia, siapapun presidennya saya yakin tudingan-tudingan itu nggak mungkin terjadi. Saya sangat menghormati ulama, pendamping saya juga ulama. Saya sangat cinta Islam, hari santri itu siapa yang tanda tangani coba,\" ungkapnya.
Meskipun ini hoax namun massifnya penyebarannya tetap dapat mempengaruhi masyarakat. Karenanya Jokowi meminta agar seluruh caleg koalisi parpol pengusungnya terus melawannya dengan menyampaikan hal yang benar kepada masyarakat." itemprop="description"/>
Jokowi mulai menjelaskan berbagai hoax yang terus menyerangnya terutama jelang pemilu 2019 diantaranya isu yang menyebut dirinya sebagai antek asing. Ia menyampaikan hoax ini sangat mudah untuk ditangkal yakni dengan mengemukakan beberapa upaya yang dilakukannya untuk mengembalikan pengelolaan sumber daya alam yang selama ini dikuasai oleh asing.
\"Blok mahakam yang selama ini dikuasai oleh Jepang dan Prancis sudah 100 persen dimiliki oleh Indonesia, begitu juga blok riau yang selama 90 tahun dikelola oleh Chevron juga sudah 100 persen milik Indonesia. Freeport kini menjadi saham mayoritas Indonesia lewat PT Inalum. Kok saya masih dituding antek asing, gimana ya,\" katanya.
Tudingan lain juga terus dialamatkan kepadanya dengan menyebutkan sebagai kader Partai Komunis Indonesia (PKI) yang sudah dibubarkan. Hoax ini menurut Jokowi menjadi hal yang sangat tidak masuk akal karena ditampilkan dengan menyebarkan foto DN Aidit yang saat itu menjadi pemimpin PKI sedang berpidato tahun 1955.
\"Kok bisa saya ada didepan beliau padahal saya ini lahirnya tahun 51, berarti masih 4 tahun saat itu. Emang ada kader muda PKI?,\" ujarnya disambut tawa peserta.
Hal yang lain yang menurutnya juga harus menjadi perhatian yakni tudingan yang menyebut jika Jokowi dan Maruf Amin adalah orang yang membenci ulama, jika menang maka akan ada larangan azan, penghapusan pendidikan agama dari pendidikan dan juga melegalkan pernikahan sejenis. Hoax ini menurut Jokowi sangat tidak masuk akal mengingat dirinya merupakan seorang penganut agama Islam yang sangat patuh terhadap ajaran dan norma Islam.
\"Kita ini negara Islam terbesar di dunia, siapapun presidennya saya yakin tudingan-tudingan itu nggak mungkin terjadi. Saya sangat menghormati ulama, pendamping saya juga ulama. Saya sangat cinta Islam, hari santri itu siapa yang tanda tangani coba,\" ungkapnya.
Meskipun ini hoax namun massifnya penyebarannya tetap dapat mempengaruhi masyarakat. Karenanya Jokowi meminta agar seluruh caleg koalisi parpol pengusungnya terus melawannya dengan menyampaikan hal yang benar kepada masyarakat."/>
Jokowi mulai menjelaskan berbagai hoax yang terus menyerangnya terutama jelang pemilu 2019 diantaranya isu yang menyebut dirinya sebagai antek asing. Ia menyampaikan hoax ini sangat mudah untuk ditangkal yakni dengan mengemukakan beberapa upaya yang dilakukannya untuk mengembalikan pengelolaan sumber daya alam yang selama ini dikuasai oleh asing.
\"Blok mahakam yang selama ini dikuasai oleh Jepang dan Prancis sudah 100 persen dimiliki oleh Indonesia, begitu juga blok riau yang selama 90 tahun dikelola oleh Chevron juga sudah 100 persen milik Indonesia. Freeport kini menjadi saham mayoritas Indonesia lewat PT Inalum. Kok saya masih dituding antek asing, gimana ya,\" katanya.
Tudingan lain juga terus dialamatkan kepadanya dengan menyebutkan sebagai kader Partai Komunis Indonesia (PKI) yang sudah dibubarkan. Hoax ini menurut Jokowi menjadi hal yang sangat tidak masuk akal karena ditampilkan dengan menyebarkan foto DN Aidit yang saat itu menjadi pemimpin PKI sedang berpidato tahun 1955.
\"Kok bisa saya ada didepan beliau padahal saya ini lahirnya tahun 51, berarti masih 4 tahun saat itu. Emang ada kader muda PKI?,\" ujarnya disambut tawa peserta.
Hal yang lain yang menurutnya juga harus menjadi perhatian yakni tudingan yang menyebut jika Jokowi dan Maruf Amin adalah orang yang membenci ulama, jika menang maka akan ada larangan azan, penghapusan pendidikan agama dari pendidikan dan juga melegalkan pernikahan sejenis. Hoax ini menurut Jokowi sangat tidak masuk akal mengingat dirinya merupakan seorang penganut agama Islam yang sangat patuh terhadap ajaran dan norma Islam.
\"Kita ini negara Islam terbesar di dunia, siapapun presidennya saya yakin tudingan-tudingan itu nggak mungkin terjadi. Saya sangat menghormati ulama, pendamping saya juga ulama. Saya sangat cinta Islam, hari santri itu siapa yang tanda tangani coba,\" ungkapnya.
Meskipun ini hoax namun massifnya penyebarannya tetap dapat mempengaruhi masyarakat. Karenanya Jokowi meminta agar seluruh caleg koalisi parpol pengusungnya terus melawannya dengan menyampaikan hal yang benar kepada masyarakat."/>
Calon Presiden 01, Joko Widodo mengatakan sekarang saat yang tepat bagi dirinya untuk menjawab seluruh tudingan dan isu hoax yang terus menyerangnya bersama pasangan cawapres Maruf Amin jelang pemilu 2019. Tampil dalam silaturahmi dan pembekalan caleg parpol koalisi di Hotel JW Marriot, Sabtu (16/3/2019). Jokowi meminta hal yang sama juga dilakukan oleh seluruh caleg yang maju pada pemilu serentak tersebut.
"Sekarang saatnya Jokowi menjawab, saya nggak marah tapi menjawab hoax yang selama ini terus menyerang saya dan pak Maruf Amin," katanya.
Jokowi mulai menjelaskan berbagai hoax yang terus menyerangnya terutama jelang pemilu 2019 diantaranya isu yang menyebut dirinya sebagai antek asing. Ia menyampaikan hoax ini sangat mudah untuk ditangkal yakni dengan mengemukakan beberapa upaya yang dilakukannya untuk mengembalikan pengelolaan sumber daya alam yang selama ini dikuasai oleh asing.
"Blok mahakam yang selama ini dikuasai oleh Jepang dan Prancis sudah 100 persen dimiliki oleh Indonesia, begitu juga blok riau yang selama 90 tahun dikelola oleh Chevron juga sudah 100 persen milik Indonesia. Freeport kini menjadi saham mayoritas Indonesia lewat PT Inalum. Kok saya masih dituding antek asing, gimana ya," katanya.
Tudingan lain juga terus dialamatkan kepadanya dengan menyebutkan sebagai kader Partai Komunis Indonesia (PKI) yang sudah dibubarkan. Hoax ini menurut Jokowi menjadi hal yang sangat tidak masuk akal karena ditampilkan dengan menyebarkan foto DN Aidit yang saat itu menjadi pemimpin PKI sedang berpidato tahun 1955.
"Kok bisa saya ada didepan beliau padahal saya ini lahirnya tahun 51, berarti masih 4 tahun saat itu. Emang ada kader muda PKI?," ujarnya disambut tawa peserta.
Hal yang lain yang menurutnya juga harus menjadi perhatian yakni tudingan yang menyebut jika Jokowi dan Maruf Amin adalah orang yang membenci ulama, jika menang maka akan ada larangan azan, penghapusan pendidikan agama dari pendidikan dan juga melegalkan pernikahan sejenis. Hoax ini menurut Jokowi sangat tidak masuk akal mengingat dirinya merupakan seorang penganut agama Islam yang sangat patuh terhadap ajaran dan norma Islam.
"Kita ini negara Islam terbesar di dunia, siapapun presidennya saya yakin tudingan-tudingan itu nggak mungkin terjadi. Saya sangat menghormati ulama, pendamping saya juga ulama. Saya sangat cinta Islam, hari santri itu siapa yang tanda tangani coba," ungkapnya.
Meskipun ini hoax namun massifnya penyebarannya tetap dapat mempengaruhi masyarakat. Karenanya Jokowi meminta agar seluruh caleg koalisi parpol pengusungnya terus melawannya dengan menyampaikan hal yang benar kepada masyarakat.
Calon Presiden 01, Joko Widodo mengatakan sekarang saat yang tepat bagi dirinya untuk menjawab seluruh tudingan dan isu hoax yang terus menyerangnya bersama pasangan cawapres Maruf Amin jelang pemilu 2019. Tampil dalam silaturahmi dan pembekalan caleg parpol koalisi di Hotel JW Marriot, Sabtu (16/3/2019). Jokowi meminta hal yang sama juga dilakukan oleh seluruh caleg yang maju pada pemilu serentak tersebut.
"Sekarang saatnya Jokowi menjawab, saya nggak marah tapi menjawab hoax yang selama ini terus menyerang saya dan pak Maruf Amin," katanya.
Jokowi mulai menjelaskan berbagai hoax yang terus menyerangnya terutama jelang pemilu 2019 diantaranya isu yang menyebut dirinya sebagai antek asing. Ia menyampaikan hoax ini sangat mudah untuk ditangkal yakni dengan mengemukakan beberapa upaya yang dilakukannya untuk mengembalikan pengelolaan sumber daya alam yang selama ini dikuasai oleh asing.
"Blok mahakam yang selama ini dikuasai oleh Jepang dan Prancis sudah 100 persen dimiliki oleh Indonesia, begitu juga blok riau yang selama 90 tahun dikelola oleh Chevron juga sudah 100 persen milik Indonesia. Freeport kini menjadi saham mayoritas Indonesia lewat PT Inalum. Kok saya masih dituding antek asing, gimana ya," katanya.
Tudingan lain juga terus dialamatkan kepadanya dengan menyebutkan sebagai kader Partai Komunis Indonesia (PKI) yang sudah dibubarkan. Hoax ini menurut Jokowi menjadi hal yang sangat tidak masuk akal karena ditampilkan dengan menyebarkan foto DN Aidit yang saat itu menjadi pemimpin PKI sedang berpidato tahun 1955.
"Kok bisa saya ada didepan beliau padahal saya ini lahirnya tahun 51, berarti masih 4 tahun saat itu. Emang ada kader muda PKI?," ujarnya disambut tawa peserta.
Hal yang lain yang menurutnya juga harus menjadi perhatian yakni tudingan yang menyebut jika Jokowi dan Maruf Amin adalah orang yang membenci ulama, jika menang maka akan ada larangan azan, penghapusan pendidikan agama dari pendidikan dan juga melegalkan pernikahan sejenis. Hoax ini menurut Jokowi sangat tidak masuk akal mengingat dirinya merupakan seorang penganut agama Islam yang sangat patuh terhadap ajaran dan norma Islam.
"Kita ini negara Islam terbesar di dunia, siapapun presidennya saya yakin tudingan-tudingan itu nggak mungkin terjadi. Saya sangat menghormati ulama, pendamping saya juga ulama. Saya sangat cinta Islam, hari santri itu siapa yang tanda tangani coba," ungkapnya.
Meskipun ini hoax namun massifnya penyebarannya tetap dapat mempengaruhi masyarakat. Karenanya Jokowi meminta agar seluruh caleg koalisi parpol pengusungnya terus melawannya dengan menyampaikan hal yang benar kepada masyarakat.