Presiden RI Joko Widodo diragukan mampu meyakinkan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mengakhiri perang di Ukraina.
Keraguan ini disampaikan Pengamat Pengamat politik dari Johan Skytte Institute of Political Studies di University of Tartu Estonia, Radityo Dharmaputra terkait perjalanan Presiden Joko Widodo ke Ukraina.
"Sayangnya, saya tidak melihat (Jokowi) dapat mengubah pikiran Putin atau menawarkan skenario untuk mediasi atau perdamaian," kata Radityo, seperti dikutip dari SCMP.
Alih-alih, Radityo menilai, Jokowi memiliki tujuan yang lebih mengedepankan kepentingan Indonesia sebagai Presidensi G20 dan krisis pangan.
"Warisan domestik Jokowi bergantung pada kemampuannya untuk menavigasi krisis pangan, dan warisan globalnya akan bergantung pada KTT G20," lanjut Radityo.
Sementara itu, mantan Wakil Menteri Luar Negeri Dino Patti Djalal menyebut perlu adanya tujuan yang jelas dalam kunjungan Jokowi, apakah kunjungan bilateral atau membahas G20 atau misi perdamaian.
"Jika ini adalah misi perdamaian, Indonesia harus memiliki konsep perdamaian yang diajukan kepada Putin dan Zelensky," ucap Dino.
Dino mengatakan, Indonesia juga harus mulai menentukan ambisi dalam keterlibatan Indonesia pada konflik.
"Hal yang paling penting adalah adanya hal konkret yang ditawarkan," tegasnya.
Jokowi sendiri mengatakan tujuannya melakukan kunjungan ke Ukraina dan Rusia dalam rangka upaya membuka ruang dialog demi membangun perdamaian.
© Copyright 2024, All Rights Reserved