Fuad menjelaskan survey ini dilakukan pada 21 kecamatan yang ada di Kota Medan pada kurun waktu Senin 17 Juni 2019 hingga Kamis 20 Juni 2019 lalu dengan metode Stratified Random Sampling. Survey ini melibatkan 400 responden yang ditentukan dengan beberapa kategori yakni berusia minimal 17 tahun dan terdiri dari warga yang memiliki jenjang pendidikan SMA, S1 dan Pasca Sarjana.
Dalam survey tersebut, para peneliti memulai dengan mengajukan pertanyaan mulai dari kondisi kepuasan terhadap infrastruktur, soal keamanan di Kota Medan maupun kemacetan hingga persoalan banjir yang dinilai merupakan masalah krusial di Medan.
Mengenai infrastruktur, pendapat masyarakat berimbang. Sekitar 56% merasakan ada perbaikan sedangkan 44 % mengatakan tidak ada perbaikan. Begitu juga soal keamanan, pendapat warga masih berimbang, meski dalam sektor ini pendapat negatif lebih besar yakni 57% responden mengatakan tingkat keamanan kota Medan buruk, sedang 44% lainnya mengatakan baik.
Soal kemacetan lalu lintas, mayoritas responden yakni 77% mengatakan kemacetan di Kota Medan sangat parah. Hal senada terungkap ketika menanyakan soal permasalahan paling krusial di kota untuk dibenahi, tiga besar persoalan krusial kota Medan adalah Kemacetan Lalulintas, Infrastruktur buruk, dan Banjir.
\"Pertanyaan ini diajukan untuk kemudian memancing masyarakat untuk menjawab siapa yang mereka inginkan menjadi kandidat Walikota Medan kedepan. Dan hasilnya ditemukanlah data tersebut,\" pungkasnya." itemprop="description"/>
Fuad menjelaskan survey ini dilakukan pada 21 kecamatan yang ada di Kota Medan pada kurun waktu Senin 17 Juni 2019 hingga Kamis 20 Juni 2019 lalu dengan metode Stratified Random Sampling. Survey ini melibatkan 400 responden yang ditentukan dengan beberapa kategori yakni berusia minimal 17 tahun dan terdiri dari warga yang memiliki jenjang pendidikan SMA, S1 dan Pasca Sarjana.
Dalam survey tersebut, para peneliti memulai dengan mengajukan pertanyaan mulai dari kondisi kepuasan terhadap infrastruktur, soal keamanan di Kota Medan maupun kemacetan hingga persoalan banjir yang dinilai merupakan masalah krusial di Medan.
Mengenai infrastruktur, pendapat masyarakat berimbang. Sekitar 56% merasakan ada perbaikan sedangkan 44 % mengatakan tidak ada perbaikan. Begitu juga soal keamanan, pendapat warga masih berimbang, meski dalam sektor ini pendapat negatif lebih besar yakni 57% responden mengatakan tingkat keamanan kota Medan buruk, sedang 44% lainnya mengatakan baik.
Soal kemacetan lalu lintas, mayoritas responden yakni 77% mengatakan kemacetan di Kota Medan sangat parah. Hal senada terungkap ketika menanyakan soal permasalahan paling krusial di kota untuk dibenahi, tiga besar persoalan krusial kota Medan adalah Kemacetan Lalulintas, Infrastruktur buruk, dan Banjir.
\"Pertanyaan ini diajukan untuk kemudian memancing masyarakat untuk menjawab siapa yang mereka inginkan menjadi kandidat Walikota Medan kedepan. Dan hasilnya ditemukanlah data tersebut,\" pungkasnya."/>
Fuad menjelaskan survey ini dilakukan pada 21 kecamatan yang ada di Kota Medan pada kurun waktu Senin 17 Juni 2019 hingga Kamis 20 Juni 2019 lalu dengan metode Stratified Random Sampling. Survey ini melibatkan 400 responden yang ditentukan dengan beberapa kategori yakni berusia minimal 17 tahun dan terdiri dari warga yang memiliki jenjang pendidikan SMA, S1 dan Pasca Sarjana.
Dalam survey tersebut, para peneliti memulai dengan mengajukan pertanyaan mulai dari kondisi kepuasan terhadap infrastruktur, soal keamanan di Kota Medan maupun kemacetan hingga persoalan banjir yang dinilai merupakan masalah krusial di Medan.
Mengenai infrastruktur, pendapat masyarakat berimbang. Sekitar 56% merasakan ada perbaikan sedangkan 44 % mengatakan tidak ada perbaikan. Begitu juga soal keamanan, pendapat warga masih berimbang, meski dalam sektor ini pendapat negatif lebih besar yakni 57% responden mengatakan tingkat keamanan kota Medan buruk, sedang 44% lainnya mengatakan baik.
Soal kemacetan lalu lintas, mayoritas responden yakni 77% mengatakan kemacetan di Kota Medan sangat parah. Hal senada terungkap ketika menanyakan soal permasalahan paling krusial di kota untuk dibenahi, tiga besar persoalan krusial kota Medan adalah Kemacetan Lalulintas, Infrastruktur buruk, dan Banjir.
\"Pertanyaan ini diajukan untuk kemudian memancing masyarakat untuk menjawab siapa yang mereka inginkan menjadi kandidat Walikota Medan kedepan. Dan hasilnya ditemukanlah data tersebut,\" pungkasnya."/>
Meski menjabat sebagai Walikota Medan, namun popularitas nama Dzulmi Eldin masih jauh dari Bobby Nasution. Hal ini didasarkan pada survey yang dilakukan oleh Laboratorium Politik FISIP Universitas Sumatera Utara (USU).
Koordinator Survey, Fuad Ginting mengatakan bukan hanya kalah populer dibanding Bobby yang merupakan menantu Presiden Jokowi, nama Eldin juga bahkan masih berada dibawah nama-nama tokoh lainnya seperti Sofyan Tan, Djarot Syaiful Hidayat, Ikhwan Ritonga maupun Prananda Surya Paloh.
"Nama Dzulmi Eldin kalah populer dibanding mereka," katanya, Jumat (28/6/2019).
Fuad menjelaskan survey ini dilakukan pada 21 kecamatan yang ada di Kota Medan pada kurun waktu Senin 17 Juni 2019 hingga Kamis 20 Juni 2019 lalu dengan metode Stratified Random Sampling. Survey ini melibatkan 400 responden yang ditentukan dengan beberapa kategori yakni berusia minimal 17 tahun dan terdiri dari warga yang memiliki jenjang pendidikan SMA, S1 dan Pasca Sarjana.
Dalam survey tersebut, para peneliti memulai dengan mengajukan pertanyaan mulai dari kondisi kepuasan terhadap infrastruktur, soal keamanan di Kota Medan maupun kemacetan hingga persoalan banjir yang dinilai merupakan masalah krusial di Medan.
Mengenai infrastruktur, pendapat masyarakat berimbang. Sekitar 56% merasakan ada perbaikan sedangkan 44 % mengatakan tidak ada perbaikan. Begitu juga soal keamanan, pendapat warga masih berimbang, meski dalam sektor ini pendapat negatif lebih besar yakni 57% responden mengatakan tingkat keamanan kota Medan buruk, sedang 44% lainnya mengatakan baik.
Soal kemacetan lalu lintas, mayoritas responden yakni 77% mengatakan kemacetan di Kota Medan sangat parah. Hal senada terungkap ketika menanyakan soal permasalahan paling krusial di kota untuk dibenahi, tiga besar persoalan krusial kota Medan adalah Kemacetan Lalulintas, Infrastruktur buruk, dan Banjir.
"Pertanyaan ini diajukan untuk kemudian memancing masyarakat untuk menjawab siapa yang mereka inginkan menjadi kandidat Walikota Medan kedepan. Dan hasilnya ditemukanlah data tersebut," pungkasnya.
Meski menjabat sebagai Walikota Medan, namun popularitas nama Dzulmi Eldin masih jauh dari Bobby Nasution. Hal ini didasarkan pada survey yang dilakukan oleh Laboratorium Politik FISIP Universitas Sumatera Utara (USU).
Koordinator Survey, Fuad Ginting mengatakan bukan hanya kalah populer dibanding Bobby yang merupakan menantu Presiden Jokowi, nama Eldin juga bahkan masih berada dibawah nama-nama tokoh lainnya seperti Sofyan Tan, Djarot Syaiful Hidayat, Ikhwan Ritonga maupun Prananda Surya Paloh.
"Nama Dzulmi Eldin kalah populer dibanding mereka," katanya, Jumat (28/6/2019).
Fuad menjelaskan survey ini dilakukan pada 21 kecamatan yang ada di Kota Medan pada kurun waktu Senin 17 Juni 2019 hingga Kamis 20 Juni 2019 lalu dengan metode Stratified Random Sampling. Survey ini melibatkan 400 responden yang ditentukan dengan beberapa kategori yakni berusia minimal 17 tahun dan terdiri dari warga yang memiliki jenjang pendidikan SMA, S1 dan Pasca Sarjana.
Dalam survey tersebut, para peneliti memulai dengan mengajukan pertanyaan mulai dari kondisi kepuasan terhadap infrastruktur, soal keamanan di Kota Medan maupun kemacetan hingga persoalan banjir yang dinilai merupakan masalah krusial di Medan.
Mengenai infrastruktur, pendapat masyarakat berimbang. Sekitar 56% merasakan ada perbaikan sedangkan 44 % mengatakan tidak ada perbaikan. Begitu juga soal keamanan, pendapat warga masih berimbang, meski dalam sektor ini pendapat negatif lebih besar yakni 57% responden mengatakan tingkat keamanan kota Medan buruk, sedang 44% lainnya mengatakan baik.
Soal kemacetan lalu lintas, mayoritas responden yakni 77% mengatakan kemacetan di Kota Medan sangat parah. Hal senada terungkap ketika menanyakan soal permasalahan paling krusial di kota untuk dibenahi, tiga besar persoalan krusial kota Medan adalah Kemacetan Lalulintas, Infrastruktur buruk, dan Banjir.
"Pertanyaan ini diajukan untuk kemudian memancing masyarakat untuk menjawab siapa yang mereka inginkan menjadi kandidat Walikota Medan kedepan. Dan hasilnya ditemukanlah data tersebut," pungkasnya.