Pengamat politik dan peneliti dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno menilai Jokowi ingin memberi pesan damai lewat unggahannya tersebut.
\"Artinya debat itu nggak selalu harus galak dan provokatif, tampil slow datar ala kadarnya yang penting proporsional dan bijaksana menyampaikan data yang terukur itu jauh lebih penting, ketimbang retorika yang provokatif. Nah itu Jokowi banget itu,\" kata Adi saat dihubungi Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (17/1).
Adi pun membandingkan dengan gaya komunikasi pesaing Jokowi, Prabowo Subianto yang dinilainya selalu meledak-ledak dan berapi-api bahkan cenderung melenceng dari substansi.
\"Karena banyak yang nggak bener kan, misalnya contoh soal Badan Usaha Milik Negeri (BUMN) kolaps. Mana ada BUMN kolap, tapi gaya komunikasinya meledak-ledak berapi-api,\" terangnya.
Sebaliknya menurut Adi, Jokowi relatif agak datar dan apa adanya dalam penyampaian.
\"Jadi status Pak Jokowi hari ini, itu sebenarnya semacam antitesa dari orang yang ingin selalu menghadap-hadapkan dirinya dengan Pak Prabowo, terutama dari segi substansi dan gaya politik,\" simpulnya.[R] " itemprop="description"/>
Pengamat politik dan peneliti dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno menilai Jokowi ingin memberi pesan damai lewat unggahannya tersebut.
\"Artinya debat itu nggak selalu harus galak dan provokatif, tampil slow datar ala kadarnya yang penting proporsional dan bijaksana menyampaikan data yang terukur itu jauh lebih penting, ketimbang retorika yang provokatif. Nah itu Jokowi banget itu,\" kata Adi saat dihubungi Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (17/1).
Adi pun membandingkan dengan gaya komunikasi pesaing Jokowi, Prabowo Subianto yang dinilainya selalu meledak-ledak dan berapi-api bahkan cenderung melenceng dari substansi.
\"Karena banyak yang nggak bener kan, misalnya contoh soal Badan Usaha Milik Negeri (BUMN) kolaps. Mana ada BUMN kolap, tapi gaya komunikasinya meledak-ledak berapi-api,\" terangnya.
Sebaliknya menurut Adi, Jokowi relatif agak datar dan apa adanya dalam penyampaian.
\"Jadi status Pak Jokowi hari ini, itu sebenarnya semacam antitesa dari orang yang ingin selalu menghadap-hadapkan dirinya dengan Pak Prabowo, terutama dari segi substansi dan gaya politik,\" simpulnya.[R] "/>
Pengamat politik dan peneliti dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno menilai Jokowi ingin memberi pesan damai lewat unggahannya tersebut.
\"Artinya debat itu nggak selalu harus galak dan provokatif, tampil slow datar ala kadarnya yang penting proporsional dan bijaksana menyampaikan data yang terukur itu jauh lebih penting, ketimbang retorika yang provokatif. Nah itu Jokowi banget itu,\" kata Adi saat dihubungi Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (17/1).
Adi pun membandingkan dengan gaya komunikasi pesaing Jokowi, Prabowo Subianto yang dinilainya selalu meledak-ledak dan berapi-api bahkan cenderung melenceng dari substansi.
\"Karena banyak yang nggak bener kan, misalnya contoh soal Badan Usaha Milik Negeri (BUMN) kolaps. Mana ada BUMN kolap, tapi gaya komunikasinya meledak-ledak berapi-api,\" terangnya.
Sebaliknya menurut Adi, Jokowi relatif agak datar dan apa adanya dalam penyampaian.
\"Jadi status Pak Jokowi hari ini, itu sebenarnya semacam antitesa dari orang yang ingin selalu menghadap-hadapkan dirinya dengan Pak Prabowo, terutama dari segi substansi dan gaya politik,\" simpulnya.[R] "/>
Menjelang debat perdana capres cawapres pada malam ini (Kamis (17/1), calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo mengunggah foto diri mengenakan beskap dan blangkon disertai kutipan kata-kata bijak.
Jokowi bersama cawapresnya, Ma'ruf Amin akan berhadapan dengan pasangan calon nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
"Selamat siang. Segala sifat keras hati, picik, dan angkara murka hanya bisa dikalahkan dengan sikap bijak, lembut, dan sabar," tulis Jokowi melalui akun Instagram dan Twitter resmi miliknya, sesaat lalu.
Pengamat politik dan peneliti dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno menilai Jokowi ingin memberi pesan damai lewat unggahannya tersebut.
"Artinya debat itu nggak selalu harus galak dan provokatif, tampil slow datar ala kadarnya yang penting proporsional dan bijaksana menyampaikan data yang terukur itu jauh lebih penting, ketimbang retorika yang provokatif. Nah itu Jokowi banget itu," kata Adi saat dihubungi Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (17/1).
Adi pun membandingkan dengan gaya komunikasi pesaing Jokowi, Prabowo Subianto yang dinilainya selalu meledak-ledak dan berapi-api bahkan cenderung melenceng dari substansi.
"Karena banyak yang nggak bener kan, misalnya contoh soal Badan Usaha Milik Negeri (BUMN) kolaps. Mana ada BUMN kolap, tapi gaya komunikasinya meledak-ledak berapi-api," terangnya.
Sebaliknya menurut Adi, Jokowi relatif agak datar dan apa adanya dalam penyampaian.
"Jadi status Pak Jokowi hari ini, itu sebenarnya semacam antitesa dari orang yang ingin selalu menghadap-hadapkan dirinya dengan Pak Prabowo, terutama dari segi substansi dan gaya politik," simpulnya.[R]
Menjelang debat perdana capres cawapres pada malam ini (Kamis (17/1), calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo mengunggah foto diri mengenakan beskap dan blangkon disertai kutipan kata-kata bijak.
Jokowi bersama cawapresnya, Ma'ruf Amin akan berhadapan dengan pasangan calon nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
"Selamat siang. Segala sifat keras hati, picik, dan angkara murka hanya bisa dikalahkan dengan sikap bijak, lembut, dan sabar," tulis Jokowi melalui akun Instagram dan Twitter resmi miliknya, sesaat lalu.
Pengamat politik dan peneliti dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno menilai Jokowi ingin memberi pesan damai lewat unggahannya tersebut.
"Artinya debat itu nggak selalu harus galak dan provokatif, tampil slow datar ala kadarnya yang penting proporsional dan bijaksana menyampaikan data yang terukur itu jauh lebih penting, ketimbang retorika yang provokatif. Nah itu Jokowi banget itu," kata Adi saat dihubungi Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (17/1).
Adi pun membandingkan dengan gaya komunikasi pesaing Jokowi, Prabowo Subianto yang dinilainya selalu meledak-ledak dan berapi-api bahkan cenderung melenceng dari substansi.
"Karena banyak yang nggak bener kan, misalnya contoh soal Badan Usaha Milik Negeri (BUMN) kolaps. Mana ada BUMN kolap, tapi gaya komunikasinya meledak-ledak berapi-api," terangnya.
Sebaliknya menurut Adi, Jokowi relatif agak datar dan apa adanya dalam penyampaian.
"Jadi status Pak Jokowi hari ini, itu sebenarnya semacam antitesa dari orang yang ingin selalu menghadap-hadapkan dirinya dengan Pak Prabowo, terutama dari segi substansi dan gaya politik," simpulnya.