Pembatalan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 tentu merugikan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, yang hendak maju menjadi calon presiden pada 2024.
- Jamiluddin Ritonga: Golkar Tak Akan Gabung ke Koalisi Perubahan
- Jika Usung Ganjar, KIB Bakal Pecah
- Jamiluddin Ritonga: Ketum Golkar Airlangga Dapat Restu Jokowi
Baca Juga
Menurut analisis pengamat politik Jamiluddin Ritonga, kerugian itu merupakan konsekuensi logis dari sikap Ganjar yang menolak kehadiran Tim U-20 Israel untuk mengikuti event tersebut. Sikap Ganjar itu dinilai menjadi alasan FIFA membatalkan pelaksanaan Piala Dunia U-20 di Indonesia.
"Sikapnya itu dinilai tidak sejalan dengan sebagian besar masyarakat yang menginginkan Indonesia menjadi tuan rumah. Akibatnya, penilaian negatif terhadap Ganjar mencuat di mana-mana," kata Jamiluddin lewat keterangan tertulisnya kepada wartawan, Jumat (31/3).
Mantan Dekan Fikom IISIP ini menambahkan, situasi seperti itu tentu menguntungkan bacapres lainnya. Terutama Anies Baswedan dan Prabowo Subianto.
"Keuntungan yang diperoleh dua bacapres ini bukan karena menari-nari di atas caci maki terhadap Ganjar, tapi konsekuensi logis kecerobohan Gubernur Jawa Tengah itu dalam bersikap,"ujarnya.
Jadi, lanjut Jamiluddin, sikap negatif masyarakat terhadap Ganjar semata atas tidak bijaksananya kader PDI Perjuangan dalam bersikap.
"Hal itu sekaligus menunjukkan lemahnya kapasitas kepemimpinan Ganjar," demikian Jamiluddin.
- Rumah Aspirasi Sosialisasi Sosok Ganjar Pranowo ke Masyarakat Perbaungan
- Hadiri Acara Relawan Prabowo, Rocky Gerung: Saya Bukan Tim Sukses, Tapi Saya Ingin Tim Ini Sukses
- PDIP Tawarkan PAN Dukung Ganjar, Zulhas: Perlu Dengar Pandangan dan Masukan Kader Terlebih Dahulu