Dikatakan Abdul Hadi, dia memaklumi adanya warga Medan yang menolak kedatangan UAS dan kabar mengenai penolakan UAS di Medan.
\"Soal itu (kabar mengenai penolakan UAS) ya bisa dimaklumi juga. Mereka juga boleh-boleh saja berencana bahkan menolak. Tapi kan ini negara hukum,\" kata Abdul Hadi.
Mengenai status UAS yang sudah resmi dilaporkan, Abdul Hadi menilai hal itu juga sah saja.
\"Silakan saja ke jalur hukum. Hanya saja perlu diingat, kami tak akan meninggalkan ulama kami. Bagi kami dakwah memang harus disampaikan. Dan UAS tidak melecehkan, karena itu memang ada dalam ajaran Islam,\" kata Abdul Hadi.
Abdul Hadi juga berharap, mestinya bangsa Indonesia dapat melihat peristiwa ini dengan jernih, dan lebih mengutamakan rasa saling memaklumi.
\"Ceramah itu kan konsumsi internal, khutbah atau mimbar apapun yang disampaikan di sebuah komunitas, itu hanya konsumsi orang dalam. Dan dalil-dalil untuk menguatkan keyakinan dengan cara katakanlah seperti yang kata orang-orang itu sebagai penghinaan terhadap keyakinan yang lain, itu pasti ada di rumah ibadah manapun, dan dari mulut pemimpin agamanya. Jadi maklum saja,\" kata Abdul Hadi.
\"Yang perlu dicari tau, siapa yang posting penggalan ceramah UAS di medsos, apa motifnya dan kenapa dimunculkan disaat sekarang, dimana dialog untuk harmonisasi kerukunan beragama mulai dijalin kembali pasca pilpres?\" demikian Abdul. [hta]
" itemprop="description"/>
Dikatakan Abdul Hadi, dia memaklumi adanya warga Medan yang menolak kedatangan UAS dan kabar mengenai penolakan UAS di Medan.
\"Soal itu (kabar mengenai penolakan UAS) ya bisa dimaklumi juga. Mereka juga boleh-boleh saja berencana bahkan menolak. Tapi kan ini negara hukum,\" kata Abdul Hadi.
Mengenai status UAS yang sudah resmi dilaporkan, Abdul Hadi menilai hal itu juga sah saja.
\"Silakan saja ke jalur hukum. Hanya saja perlu diingat, kami tak akan meninggalkan ulama kami. Bagi kami dakwah memang harus disampaikan. Dan UAS tidak melecehkan, karena itu memang ada dalam ajaran Islam,\" kata Abdul Hadi.
Abdul Hadi juga berharap, mestinya bangsa Indonesia dapat melihat peristiwa ini dengan jernih, dan lebih mengutamakan rasa saling memaklumi.
\"Ceramah itu kan konsumsi internal, khutbah atau mimbar apapun yang disampaikan di sebuah komunitas, itu hanya konsumsi orang dalam. Dan dalil-dalil untuk menguatkan keyakinan dengan cara katakanlah seperti yang kata orang-orang itu sebagai penghinaan terhadap keyakinan yang lain, itu pasti ada di rumah ibadah manapun, dan dari mulut pemimpin agamanya. Jadi maklum saja,\" kata Abdul Hadi.
\"Yang perlu dicari tau, siapa yang posting penggalan ceramah UAS di medsos, apa motifnya dan kenapa dimunculkan disaat sekarang, dimana dialog untuk harmonisasi kerukunan beragama mulai dijalin kembali pasca pilpres?\" demikian Abdul. [hta]
"/>
Dikatakan Abdul Hadi, dia memaklumi adanya warga Medan yang menolak kedatangan UAS dan kabar mengenai penolakan UAS di Medan.
\"Soal itu (kabar mengenai penolakan UAS) ya bisa dimaklumi juga. Mereka juga boleh-boleh saja berencana bahkan menolak. Tapi kan ini negara hukum,\" kata Abdul Hadi.
Mengenai status UAS yang sudah resmi dilaporkan, Abdul Hadi menilai hal itu juga sah saja.
\"Silakan saja ke jalur hukum. Hanya saja perlu diingat, kami tak akan meninggalkan ulama kami. Bagi kami dakwah memang harus disampaikan. Dan UAS tidak melecehkan, karena itu memang ada dalam ajaran Islam,\" kata Abdul Hadi.
Abdul Hadi juga berharap, mestinya bangsa Indonesia dapat melihat peristiwa ini dengan jernih, dan lebih mengutamakan rasa saling memaklumi.
\"Ceramah itu kan konsumsi internal, khutbah atau mimbar apapun yang disampaikan di sebuah komunitas, itu hanya konsumsi orang dalam. Dan dalil-dalil untuk menguatkan keyakinan dengan cara katakanlah seperti yang kata orang-orang itu sebagai penghinaan terhadap keyakinan yang lain, itu pasti ada di rumah ibadah manapun, dan dari mulut pemimpin agamanya. Jadi maklum saja,\" kata Abdul Hadi.
\"Yang perlu dicari tau, siapa yang posting penggalan ceramah UAS di medsos, apa motifnya dan kenapa dimunculkan disaat sekarang, dimana dialog untuk harmonisasi kerukunan beragama mulai dijalin kembali pasca pilpres?\" demikian Abdul. [hta]
Medan itu rumahnya Ustaz Abdul Somad. Sebab itu tak ada yang bisa melarangnya datang. Apalagi untuk berceramah dan menggelar Tabligh Akbar.
Hal itu disebutkan Abdul Hadi Lubis, seorang warga yang hadir pada acara Tabligh Akbar bersama Ustaz Abdul Somad di Masjid Agung Medan, Jalan Diponegoro.
"Tak bisa orang melarang UAS datang ke Medan. Dia bagian dari Medan. Apalagi untuk berdakwah, Negara ini menjamin hak-hak warga negara untuk beragama," kata Abdul hadi.
Dikatakan Abdul Hadi, dia memaklumi adanya warga Medan yang menolak kedatangan UAS dan kabar mengenai penolakan UAS di Medan.
"Soal itu (kabar mengenai penolakan UAS) ya bisa dimaklumi juga. Mereka juga boleh-boleh saja berencana bahkan menolak. Tapi kan ini negara hukum," kata Abdul Hadi.
Mengenai status UAS yang sudah resmi dilaporkan, Abdul Hadi menilai hal itu juga sah saja.
"Silakan saja ke jalur hukum. Hanya saja perlu diingat, kami tak akan meninggalkan ulama kami. Bagi kami dakwah memang harus disampaikan. Dan UAS tidak melecehkan, karena itu memang ada dalam ajaran Islam," kata Abdul Hadi.
Abdul Hadi juga berharap, mestinya bangsa Indonesia dapat melihat peristiwa ini dengan jernih, dan lebih mengutamakan rasa saling memaklumi.
"Ceramah itu kan konsumsi internal, khutbah atau mimbar apapun yang disampaikan di sebuah komunitas, itu hanya konsumsi orang dalam. Dan dalil-dalil untuk menguatkan keyakinan dengan cara katakanlah seperti yang kata orang-orang itu sebagai penghinaan terhadap keyakinan yang lain, itu pasti ada di rumah ibadah manapun, dan dari mulut pemimpin agamanya. Jadi maklum saja," kata Abdul Hadi.
"Yang perlu dicari tau, siapa yang posting penggalan ceramah UAS di medsos, apa motifnya dan kenapa dimunculkan disaat sekarang, dimana dialog untuk harmonisasi kerukunan beragama mulai dijalin kembali pasca pilpres?" demikian Abdul. [hta]
Medan itu rumahnya Ustaz Abdul Somad. Sebab itu tak ada yang bisa melarangnya datang. Apalagi untuk berceramah dan menggelar Tabligh Akbar.
Hal itu disebutkan Abdul Hadi Lubis, seorang warga yang hadir pada acara Tabligh Akbar bersama Ustaz Abdul Somad di Masjid Agung Medan, Jalan Diponegoro.
"Tak bisa orang melarang UAS datang ke Medan. Dia bagian dari Medan. Apalagi untuk berdakwah, Negara ini menjamin hak-hak warga negara untuk beragama," kata Abdul hadi.
Dikatakan Abdul Hadi, dia memaklumi adanya warga Medan yang menolak kedatangan UAS dan kabar mengenai penolakan UAS di Medan.
"Soal itu (kabar mengenai penolakan UAS) ya bisa dimaklumi juga. Mereka juga boleh-boleh saja berencana bahkan menolak. Tapi kan ini negara hukum," kata Abdul Hadi.
Mengenai status UAS yang sudah resmi dilaporkan, Abdul Hadi menilai hal itu juga sah saja.
"Silakan saja ke jalur hukum. Hanya saja perlu diingat, kami tak akan meninggalkan ulama kami. Bagi kami dakwah memang harus disampaikan. Dan UAS tidak melecehkan, karena itu memang ada dalam ajaran Islam," kata Abdul Hadi.
Abdul Hadi juga berharap, mestinya bangsa Indonesia dapat melihat peristiwa ini dengan jernih, dan lebih mengutamakan rasa saling memaklumi.
"Ceramah itu kan konsumsi internal, khutbah atau mimbar apapun yang disampaikan di sebuah komunitas, itu hanya konsumsi orang dalam. Dan dalil-dalil untuk menguatkan keyakinan dengan cara katakanlah seperti yang kata orang-orang itu sebagai penghinaan terhadap keyakinan yang lain, itu pasti ada di rumah ibadah manapun, dan dari mulut pemimpin agamanya. Jadi maklum saja," kata Abdul Hadi.
"Yang perlu dicari tau, siapa yang posting penggalan ceramah UAS di medsos, apa motifnya dan kenapa dimunculkan disaat sekarang, dimana dialog untuk harmonisasi kerukunan beragama mulai dijalin kembali pasca pilpres?" demikian Abdul. [hta]