Kritikan tajam diarahkan Ketua Komite Urusan Luar Negeri Inggris Tom Tugendhat kepada Presiden Rusia Vladimir Putin atas keputusannya menyerang Ukraina.
Mantan perwira militer yang bertugas di Irak dan Afghanistan itu bahkan menyebut Putin sebagai "pemimpin yang mengerikan" yang "digunakan sebagai mainan" oleh Presiden China Xi Jinping.
"Saya pikir apa yang akan kita lihat adalah konflik yang sangat, sangat buruk. Saya berharap demi semua orang, tentara Rusia kalah dengan cepat, tetapi jika tidak, perang ini bisa berlangsung lama," katanya dalam sebuah wawancara dengan 9News, Jumat (25/2).
Anggota parlemen yang blak-blakan, yang vokal dalam mendukung Ukraina itu juga memperingatkan China mengawasi konflik di Eropa Timur untuk melihat bagaimana Barat merespons.
Tugendhat kemudian menuduh China menggunakan Rusia "sebagai kambing yang ditambatkan untuk melihat bagaimana reaksi Barat".
"Saya pikir sangat penting kita semua berdiri bersama di Rusia karena apa yang telah dilakukan secara efektif oleh Presiden China adalah menggunakan Putin sebagai mainan," kata Tugendhat.
"Australia, Inggris, banyak negara di seluruh dunia, negara-negara demokrasi bebas... dari Jepang hingga Amerika Serikat, perlu dijelaskan bahwa kami akan berdiri satu sama lain, kami akan membela supremasi hukum dan kami akan mengusir mereka yang tidak mendukung," tambahnya.
Tugendhat berpendapat bahwa Presiden China memiliki andil dalam pelaksanaan rencana Putin.
"Saya tidak berpikir Xi Jinping telah melakukan apa pun untuk menghalangi Vladimir Putin mengambil langkah lebih lanjut," katanya.
"Memang jika bukan karena dorongannya maka Vladimir Putin tidak akan mengerahkan ribuan tentara dari perbatasan timur dan menggunakannya untuk kejahatan ini, kejahatan perang ini," ujarnya.
Menteri Pertahanan Australia Peter Dutton setuju bahwa Presiden Xi bisa berbuat lebih banyak.
"Terus terang, ada satu pemimpin di dunia yang dapat menekan Presiden Putin. Itu adalah Presiden Xi," kata Dutton pada Jumat (25/2).
"China dan Rusia telah masuk ke dalam aliansi yang sangat tidak suci ini dan Presiden Xi memiliki banyak kekuatan yang dapat dia berikan kepada Presiden Putin," katanya.
"Dia telah memilih untuk tidak melakukan itu," lanjut Dutton.
Tugendhat memiliki pesan bagi kedua presiden untuk mempertimbangkan kembali aliansi masa depan mereka.
"Pikirkan kembali hubungan itu karena kebenaran mendasar adalah baik China maupun Rusia tidak pernah memiliki hubungan damai jangka panjang yang bertahan lama," katanya.
Anggota parlemen Partai Konservatif itu kembali mengecam Presiden Putin sebagai orang yang "egois", menuduhnya melakukan perang untuk kepentingannya sendiri.
"Strateginya selalu membuat Rusia lebih buruk, membuat rakyat Rusia lebih miskin dan lebih rentan," kata Tugendhat.
"Saya pikir dia secara konsisten menunjukkan dirinya sebagai pemimpin yang mengerikan," ujarnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved