Bom bunuh diri yang terjadi di depan Gereja Katedral Makassar merupakan aksi yang harus diusut tuntas oleh pihak kepolisian.
Sebab, aksi ini disinyalir menjadi bentuk tekanan dari para kaum radikal yang terus ingin mengusik pemerintah dan aparat penegak hukum dalam melaksanakan tugasnya.
"Aksi terorisme Bom bunuh diri di gereja katedral Makkasar patut diduga bertujuan menciptakan efek ketakutan, intimidasi dan pesan kepada pemerintah (aparat penegak hukum) untuk membebaskan Muhammad Riziq Shihab (MRS) dari segala tuduhan," kata tokoh Aktifis 98 Muhammad Ikhyar Vèayati Harahap di Medan, selasa (28/3).
Di sisi lain, menurut Ikhyar aksi terorisme bom bunuh diri juga menjadi cermin kepanikan kelompok radikal yang hingga saat ini tetap kalah bertarung di panggung politìk maupun ruang ruang publik untuk merebut menanamkan pengaruhnya di Indonesia.
"Kasus bom bunuh diri di gereja katedral Makkasar harus bisa di jadikan momentum untuk konsolidasi semua elemen bangsa untuk melawan kekuatan anti NKRI dan Pancasila yang hingga saat ini masih terus bergerak menyebar ketakutan di masyarakat", himbaunya.
Ikhyar juga berharap agar aparat hukum seperti hakim, kejaksaan, kepolisian jangan takut dengan segala bentuk teror dan intimidasi yang ada.
"Saya yakin rakyat berada di belakang pemerintah dan aparat untuk menegakkan keadilan di Indonesia ini," tegasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved