Ia meminta kepada pihak-pihak yang merasa dicurangi dalam Pemilu 2019 tetap menempuh jalur konstitusi, bukan menggunakan cara kekerasan maupun tindakan yang meresahkan masyarakat.
\"Jangan sampai membuat gerakan untuk menghentikan proses demokrasi ini,\" kata Gus Fahrur.
Hal senada disampaikan Habib Sholeh Almuhdar. Ia menuding Ijtima Ulama III hanya mengedepankan kepentingan elit dan kelompok politik tertentu. Padahal, tugas ulama seyogyanya mengayomi dan merangkul semua umat tanpa mengarah pada memecah belah.
Atas dasar itu, Habib Sholeh Almuhdar meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawasan Pemilu (Bawaslu) untuk tidak menggubris rekomendasi dari Ijtima Ulama III.
\"Jadi saya minta kepada KPU dan Bawaslu tidak perlu mengikuti keinginan mereka,\" kata Habib Sholeh.
Sholeh juga mengingatkan, sebentar lagi memasuki bulan suci Ramadhan. Tugas para ulama mengedukasi umat dan menjaga harmoni, bukan justru membenturkan.
\"Nama ulama kan gede jadi kecil karena hanya melakukan hal untuk kepentingan politik segelintir orang bukan mengayomi masyarakat,\" demikian Soleh.[R] " itemprop="description"/>
Ia meminta kepada pihak-pihak yang merasa dicurangi dalam Pemilu 2019 tetap menempuh jalur konstitusi, bukan menggunakan cara kekerasan maupun tindakan yang meresahkan masyarakat.
\"Jangan sampai membuat gerakan untuk menghentikan proses demokrasi ini,\" kata Gus Fahrur.
Hal senada disampaikan Habib Sholeh Almuhdar. Ia menuding Ijtima Ulama III hanya mengedepankan kepentingan elit dan kelompok politik tertentu. Padahal, tugas ulama seyogyanya mengayomi dan merangkul semua umat tanpa mengarah pada memecah belah.
Atas dasar itu, Habib Sholeh Almuhdar meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawasan Pemilu (Bawaslu) untuk tidak menggubris rekomendasi dari Ijtima Ulama III.
\"Jadi saya minta kepada KPU dan Bawaslu tidak perlu mengikuti keinginan mereka,\" kata Habib Sholeh.
Sholeh juga mengingatkan, sebentar lagi memasuki bulan suci Ramadhan. Tugas para ulama mengedukasi umat dan menjaga harmoni, bukan justru membenturkan.
\"Nama ulama kan gede jadi kecil karena hanya melakukan hal untuk kepentingan politik segelintir orang bukan mengayomi masyarakat,\" demikian Soleh.[R] "/>
Ia meminta kepada pihak-pihak yang merasa dicurangi dalam Pemilu 2019 tetap menempuh jalur konstitusi, bukan menggunakan cara kekerasan maupun tindakan yang meresahkan masyarakat.
\"Jangan sampai membuat gerakan untuk menghentikan proses demokrasi ini,\" kata Gus Fahrur.
Hal senada disampaikan Habib Sholeh Almuhdar. Ia menuding Ijtima Ulama III hanya mengedepankan kepentingan elit dan kelompok politik tertentu. Padahal, tugas ulama seyogyanya mengayomi dan merangkul semua umat tanpa mengarah pada memecah belah.
Atas dasar itu, Habib Sholeh Almuhdar meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawasan Pemilu (Bawaslu) untuk tidak menggubris rekomendasi dari Ijtima Ulama III.
\"Jadi saya minta kepada KPU dan Bawaslu tidak perlu mengikuti keinginan mereka,\" kata Habib Sholeh.
Sholeh juga mengingatkan, sebentar lagi memasuki bulan suci Ramadhan. Tugas para ulama mengedukasi umat dan menjaga harmoni, bukan justru membenturkan.
\"Nama ulama kan gede jadi kecil karena hanya melakukan hal untuk kepentingan politik segelintir orang bukan mengayomi masyarakat,\" demikian Soleh.[R] "/>
Lima rekomendasi yang dikeluarkan dalam Ijtima Ulama III dianggap telah menyesatkan umat Islam, dan masyarakat Indonesia pada umumnya.
"Semestinya, Ijtima Ulama III itu dapat membimbing masyarakat ke arah yang lebih harmonis. Sebentar lagi akan menyambut bulan suci Ramadhan. Hilangkan permusuhan, jaga keharmonisan, Pemilu sudah selesai bukan ngompori umat," kata Ketua Ikatan Gus Gus Indonesia (IGGI), KH Ahmad Fahrur Rozi atau akrab disapa Gus Fahrur dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (3/5/2019).
Ia meminta kepada pihak-pihak yang merasa dicurangi dalam Pemilu 2019 tetap menempuh jalur konstitusi, bukan menggunakan cara kekerasan maupun tindakan yang meresahkan masyarakat.
"Jangan sampai membuat gerakan untuk menghentikan proses demokrasi ini," kata Gus Fahrur.
Hal senada disampaikan Habib Sholeh Almuhdar. Ia menuding Ijtima Ulama III hanya mengedepankan kepentingan elit dan kelompok politik tertentu. Padahal, tugas ulama seyogyanya mengayomi dan merangkul semua umat tanpa mengarah pada memecah belah.
Atas dasar itu, Habib Sholeh Almuhdar meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawasan Pemilu (Bawaslu) untuk tidak menggubris rekomendasi dari Ijtima Ulama III.
"Jadi saya minta kepada KPU dan Bawaslu tidak perlu mengikuti keinginan mereka," kata Habib Sholeh.
Sholeh juga mengingatkan, sebentar lagi memasuki bulan suci Ramadhan. Tugas para ulama mengedukasi umat dan menjaga harmoni, bukan justru membenturkan.
"Nama ulama kan gede jadi kecil karena hanya melakukan hal untuk kepentingan politik segelintir orang bukan mengayomi masyarakat," demikian Soleh.[R]
Lima rekomendasi yang dikeluarkan dalam Ijtima Ulama III dianggap telah menyesatkan umat Islam, dan masyarakat Indonesia pada umumnya.
"Semestinya, Ijtima Ulama III itu dapat membimbing masyarakat ke arah yang lebih harmonis. Sebentar lagi akan menyambut bulan suci Ramadhan. Hilangkan permusuhan, jaga keharmonisan, Pemilu sudah selesai bukan ngompori umat," kata Ketua Ikatan Gus Gus Indonesia (IGGI), KH Ahmad Fahrur Rozi atau akrab disapa Gus Fahrur dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (3/5/2019).
Ia meminta kepada pihak-pihak yang merasa dicurangi dalam Pemilu 2019 tetap menempuh jalur konstitusi, bukan menggunakan cara kekerasan maupun tindakan yang meresahkan masyarakat.
"Jangan sampai membuat gerakan untuk menghentikan proses demokrasi ini," kata Gus Fahrur.
Hal senada disampaikan Habib Sholeh Almuhdar. Ia menuding Ijtima Ulama III hanya mengedepankan kepentingan elit dan kelompok politik tertentu. Padahal, tugas ulama seyogyanya mengayomi dan merangkul semua umat tanpa mengarah pada memecah belah.
Atas dasar itu, Habib Sholeh Almuhdar meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawasan Pemilu (Bawaslu) untuk tidak menggubris rekomendasi dari Ijtima Ulama III.
"Jadi saya minta kepada KPU dan Bawaslu tidak perlu mengikuti keinginan mereka," kata Habib Sholeh.
Sholeh juga mengingatkan, sebentar lagi memasuki bulan suci Ramadhan. Tugas para ulama mengedukasi umat dan menjaga harmoni, bukan justru membenturkan.
"Nama ulama kan gede jadi kecil karena hanya melakukan hal untuk kepentingan politik segelintir orang bukan mengayomi masyarakat," demikian Soleh.