Masa depan Indonesia emas 2045 akan terwujud dengan terkonsolidasinya seluruh potensi anak bangsa dalam dunia usaha.
Semangat ini menjadi hal yang digaungkan oleh Kadin pada momen HUT 55 yang digelar secara nasional pada setiap daerah di Indonesia.
Di Sumatera Utara, Peringatan HUT 55 ini digelar dengan kegiatan ‘Funwalk Kadin Indonesia 50 Tahun’ dengan mengambil titik start dan finish di Kantor Dinas Perindustrian, Perdagangan, energi dan Sumber Daya Mineral (DPPESDM) Sumatera Utara, Jalan Putri Hijau Medan, Minggu (24/9/2023). Sekitar 1.200 peserta dilepas oleh Sekda Sumut Arief S Trinugroho didampingi Ketua Kadin Sumut Firsal Ferial Mutyara.
“Semangat yang ingin diambil pada HUT 55 ini oleh Ketua Umum Kadin adalah konsolidasi seluruh anak bangsa. Ini bagian dari roadmap 2045 yang hari ini juga digebyarkan, inilah menyongsong masa depan Inodnesia lewat dunia usaha,” katanya.
Firsal menjelaskan, konsolidasi seluruh anak bangsa khususnya yang berkecimpung dalam dunia usaha menjadi hal yang sangat penting. Dengan begitu apa pun yang menjadi permasalahan dunia usaha dapat dibicarakan dalam wadah yang tepat.
“Selama ini kan kelemahan kita ada permasalahan tidak tau dimana harus membicarakannya. Kalau ada wadahnya seperti KADIN tentu kita bisa membicarakan permasalahannya dan mencari solusi,” ujarnya.
Secara khusus di Sumatera Utara, Kadin Sumut telah mendorong adanya regulasi yang mendorong agar seluruh pelaku dalam dunia usaha bergabung dengan KADIN. Mengapa hal ini perlu, sebab perkembangan dunia usaha akan terus terjadi, kita perlu menggandeng semua pihak termasuk pemerintah untuk menyelesaikan berbagai permasalahan.
“Nah, kalau kita bersatu dalam wadah seperti Kadin misalnya. Tentu kita akan mudah membahas masalah kita, kemudian lebih mudah dalam menyuarakan kepada pemerintah. Sebaliknya, pemerintah juga mempunyai wadah pelaku dunia usaha yang akan didengar,” ungkapnya.
Sosok yang akrab disapa Dida ini menambahkan, tanpa konsolidasi yang baik maka perkembangan dunia usaha akan lambat. Pertukaran informasi untuk pengembangan market dan penggunaan teknologi menjadi hal yang harus berlangsung beriringan dengan pengelolaan dunia usaha itu sendiri.
“Maka dari itu saya katakan, UKM yang tidak visionerlah yang akan bermasalah. Kalau visioner saya kira tidak akan bermasalah. Saya kasih contoh, ada kampung jamu binaan Kadin Sumut, sekarang omsetnya mencapai Rp 800 ribu per hari. Itu setelah dia bergabung di Kadin, kita bantu strategi pemasarannya. Akhirnya dia berhasil setelah sejumlah pemilik perusahaan misalnya mengizinkannya membuka kios jamu di sana. Itu satu contoh kecil,” pungkasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved