Hegemoni dan laku koruptif, dan dagelan politik yang dipertontonkan para politikus, membuat politik sangat buruk di mata generasi muda.
Topik ini menjadi sorotan pada Webinar Forum Diskusi Publik yang digelar oleh Gerakan Pemuda NasDem dan Ditjend IKP Kemkominfo RI, Jum’at (16/4) siang kemarin.
Webinar yang mengusung thema “Pendidikan Politik 101 Bagi Generasi Muda di Era Digital” menghadirkan narasumber anggota DPR RI Komisi I, Kreshna Dewanata Phrosakh, Komisioner KPI Pusat, Yuliandre Darwis, Ph.D dan Ketua Garda Pemuda NasDem DPW Sumatera Utara, Defri Noval Pasaribu, SE dengan Host Gita Gineza dan Moderator Silkania Swarizona serta diikuti oleh seratusan peserta.
Dalam paparannya, Ketua Garda Pemuda NasDem DPW Sumatera Utara, Defri Noval Pasaribu, SE, membongkar praktek-praktek politik yang kurang elegan yang ditunjukkan oleh para politikus membuat generasi muda memandang politik adalah sebuah hal yang kotor dan buruk.
“Harus diakui, imej politik hari ini sangat buruk dipandangan kaum muda. Politik kotor, buruk, korup bahkan oligarki. Karena memang hal itu yang dipertontonkan oleh para pelaku politik. Perebutan kuasa, sandiwara dan dagelan politik di media massa,” kata Defri mengawali paparannya.
Laku buruk di media massa ini, menurut Defri, membuat generasi muda menjadi apatis melihat politik. “Padahal, dalam segala aspek, para kaum muda hidup dalam arus politik. Mulai lahir sampai mati nanti. Semua adalah produk politik,” tambahnya.
Menurut Defri, dirinya mengalami sendiri dan pernah merasakan bahwa politik itu buruk. Dulu, katanya, di sebuah partai yang pernah dimasukinya mempertontonkan hegemoni generasi terdahulu akan buruknya iklim politik. “Banyak dari senior saya di partai terdahulu yang ketakutan dengan kehadiran kaum muda. Mereka melihat kehadiran kaum muda menjadi saingan bagi kekuasaan mereka,” ujarnya menceritakan pengalamannya.
Nah hegemoni seperti ini, kata Defri lagi, harus dihilangkan dari ruang politik di negeri ini, khususnya pada partai-partai politik. “Beri ruang dan kesempatan generasi muda untuk masuk dan berpolitik. Jika tidak, generasi muda akan mencari saluran politik lain dan terpengaruh dengan paham- paham anti demokrasi dan radikalisme,” jelasnya.
Selain itu, masih dalam paparannya, Defri Noval berharap Negara hadir dalam pendidikan politik generasi muda. “Negara harus hadir memberikan pendidikan politik pada anak muda dimulai dari usia sekolah menengah atas sehingga menjadi proteksi bagi anak muda dari paham-paham radikalisme. Pemerintah juga harus mencabut kebijakan terhadap larangan berpolitik di sekolah dan kampus,” katanya.
Selain itu generasi muda juga harus berani masuk dan berkecimpung dalam arus politik nasional sebagai proteksi diri dan antisipasi bagi kaum milenial agar terhindar dari paham radikalisme dan paham yang dapat merusak demokrasi di Indonesia.
“Anak muda harus masuk ke dalam politik, karena negara ini butuh anak muda yang punya modal kejujuran, idealisme, keberanian dan integritas yang tinggi untuk bisa memperbaiki banyak hal yang tidak baik sebagai upaya untuk membawa keluar bangsa ini dari segala macam masalahnya,” papar Defri Noval.
Pada dasarnya, generasi muda telah masuk dalam arus politik. Cuitan, komentar di media sosial yang kini akrab di kehidupan generasi muda termasuk dalam aspirasi politik. Namun generasi muda terkadang tidak menyaring berita yang datang, hoax dan berita fake langsung dikonsumsi.
“Disinilah pentingnya generasi muda melek politik. Politik dalam era digital mengharuskan anak muda mempunyai daya kritis yang tajam guna dapat memilah berita-berita, sehingga anak muda tidak menjadi bagian yang ikut percaya terhadap berita hoax yang sangat banyak disajikan,” ujar Defri.
Jika Indonesia dapat memenej pendidikan politik dari sejak saat ini, sambung Defri, maka Negara kita akan menjadi Negara kuat bahkan terbesar di dunia. “Ke depan Indonesia memiliki generasi muda yang melimpah. Ini adalah bonus demografi bagi Indonesia. Jelang 100 tahun kemerdekaan Indonesia harus menjadi momentum bagi anak muda untuk mengambil alih kepemimpinan mulai dari tingkat pusat sampai tingkat daerah guna memastikan Indonesia dipimpin oleh generasi emas yang jujur dan amanah,” jelas Defri mengakhiri sesi paparannya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved