Fahri Hamzah: Mustahil PKS Lulus Threshold

Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Fahri Hamzah mengaku khawatir partainya tidak lolos parliamentary threshold atau ambang batas parlemen di Pemilu 2019. Salah satunya disebabkan sistem kepemimpinan di tubuh partai.

"Kalau kondisinya begini, mustahil PKS lulus threshold. Sekarang seluruh kader harus tanda tangan kesetiaan kepada pengurus sekarang dengan kondisi sekarang, kalau tidak dipecat," ujarnya saat menggelar konferensi pers di Gedung DPR RI, Jakarta, Jumat (1/2).

Menurut Fahri, para petinggi PKS termasuk juga ketua majelis syuro sudah melakukan kesalahan dan tidak sesuai lagi dengan khitah awal pendirian partai.

"Sekarang orang yang sudah dipecat oleh partai karena tidak mau tanda tangan kesetiaan terus suruh berjuang untuk menangkan PKS, mana mau caleg-caleg itu," jelasnya.

Untuk itu, Fahri bersama rekan-rekan lain yang dibuang PKS akan tetap memperjuangkan keadilan. Bahkan, keputusan pemecatan kader pun dianggap sangat kejam.

"Bayangkan saja dipecat cuma pakai WA (aplikasi perpesanan). Padahal mereka kader-kader yang hampir seperempat abad ini memperjuangkan tujuan partai ini," tegas Fahri yang juga wakil ketua DPR.[R]

Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Fahri Hamzah mengaku khawatir partainya tidak lolos parliamentary threshold atau ambang batas parlemen di Pemilu 2019. Salah satunya disebabkan sistem kepemimpinan di tubuh partai.

"Kalau kondisinya begini, mustahil PKS lulus threshold. Sekarang seluruh kader harus tanda tangan kesetiaan kepada pengurus sekarang dengan kondisi sekarang, kalau tidak dipecat," ujarnya saat menggelar konferensi pers di Gedung DPR RI, Jakarta, Jumat (1/2).

Menurut Fahri, para petinggi PKS termasuk juga ketua majelis syuro sudah melakukan kesalahan dan tidak sesuai lagi dengan khitah awal pendirian partai.

"Sekarang orang yang sudah dipecat oleh partai karena tidak mau tanda tangan kesetiaan terus suruh berjuang untuk menangkan PKS, mana mau caleg-caleg itu," jelasnya.

Untuk itu, Fahri bersama rekan-rekan lain yang dibuang PKS akan tetap memperjuangkan keadilan. Bahkan, keputusan pemecatan kader pun dianggap sangat kejam.

"Bayangkan saja dipecat cuma pakai WA (aplikasi perpesanan). Padahal mereka kader-kader yang hampir seperempat abad ini memperjuangkan tujuan partai ini," tegas Fahri yang juga wakil ketua DPR.