Rangkap jabatan seorang menteri pada salah satu organisasi olahraga dinilai tidak tepat dan mengulang kebiasaan di era pemerintahan Orde Baru
- Resmi Pimpin PSSI, Erick Thohir Tekankan Prestasi Harus Menjadi Tradisi
- Lantik Kepengurusan PSSI 2023-2027, Ketua KONI: Ini Waktu Yang Tepat
- Penolakan Israel Disebut Intervensi, Kenapa FIFA Diam saat Menteri Rangkap Ketum PSSI?
Baca Juga
Rangkap jabatan dikhawatirkan membuat seorang menteri kurang fokus, tumpang tindih dan berpotensi muncul konflik kepentingan.
Pandangan itu disampaikan Direktur Eksekutif Lingkar Madani (Lima) Indonesia, Ray Rangkuti, menyikapi rangkap jabatan Menteri BUMN, Erick Thohir, dan Menpora, Zainuddin Amali, sebagai ketua umum dan wakil ketua umum PSSI.
"Entah apa yang ada di benak mereka. Banyak posisi, banyak jabatan dari seorang pejabat negara itu seperti mengulang watak dan tabiat pejabat di zaman Orde Baru," kata Ray kepada rmol.id, Senin (20/2).
Dia meminta Presiden Joko Widodo mengoreksi soal rangkap jabatan itu. Sebab, lanjut dia, sedikit banyak bepengaruh pada reformasi birokrasi yang selama ini digaung-gaungkan, dan terkesan mundur seperti era Soeharto.
"Pejabat dengan jabatan menumpuk di bahu mereka merupakan kelakuan yang lazim di era Orde Baru. Dan seharusnya praktek seperti itu dikoreksi Jokowi," tegasnya.
Sementara itu, seperti diketahui, Jokowi sendiri sejauh ini tidak ambil pusing soal menteri rangkap jabatan.
“Yang paling penting semua bisa mengatur waktunya,” kata Jokowi, usai menghadiri acara Harlah ke-50 Tahun PPP, di Kawasan BSD, Tangerang Selatan, Jumat (17/2).
Menurut Jokowi, Erick dan Amali tidak perlu mundur dari jabatan, asal bisa me-manage waktu dengan jabatan di kementerian. Sebab sejumlah menteri di kabinet Indonesia Maju ada yang rangkap jabatan.
- Resmi Pimpin PSSI, Erick Thohir Tekankan Prestasi Harus Menjadi Tradisi
- Lantik Kepengurusan PSSI 2023-2027, Ketua KONI: Ini Waktu Yang Tepat
- Erick Thohir: Kita Revolusi Mental dari Sepakbola