Di tangan pasangan pemimpin yang pada Pilgubsu 2018 lalu mengusung tagline ERAMAS (singkatan dari Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah) ini pula penempatan pejabat dilakukan dengan sangat ketat lewat mekanisme lelang jabatan.
Gubernur Edy Rahmayadi berkali-kali mengatakan bahwa lelang jabatan yang dilakukannya untuk menghadirkan sosok-sosok terbaik untuk membantunya menjalankan misi SUMUT BERMARTABAT. Ungkapan fenomenal dari pasangan ERAMAS.
“Pelantikan seperti ini bukan sekali dua kali kita lakukan, sudah berulang kali kita laksanakan. Ini bukan (hanya bicara) hak dan kewajiban. Tetapi yang menjadi prioritas adalah tanggung jawab, apa yang bisa kita lakukan, yang perlu kita evaluasi, adalah bagaimana mengubah organisasi ini bisa berjalan semakin baik. Karena ini tidak main-main dalam soal jabatan. Begitu ramai orang membicarakan kalian, ada berbagai komentar,” begitu salah satu penegasan Edy Rahmayadi dalam pelantikan pejabat eselon II beberapa minggu lalu.
Ungkapan ini tentu menjadi penegasan bahwa penempatan pejabat dilakukannya dengan mengedepankan kompetensi dan kemampuan sang pejabat untuk mengemban amanah jabatan.
Hanya saja, seleksi ketat dengan alasan untuk mencari sosok tepat ini kerap membuat Edy Rahmayadi dicibir. Sebagai contoh yakni kala jabatan Kepala Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah (BPPRD) Pemerintah Provinsi Sumatera Utara hampir dua tahun dijabat oleh sosok yang berstatus pelaksana tugas (plt). Nama sang plt adalah Riswan Lubis sebelum akhirnya sosok Achmad Fadly dilantik menjadi kepala badan yang definitif.
Seperti diungkapkan Edy sebelumnya, "begitu ramai orang membicarakan kalian, ada berbagai komentar". Ya, lamanya Riswan Lubis menjabat Plt Kepala BPPRD juga memunculkan banyak komentar dan pembicaraan. Bahkan dalam pergunjingan warung-warung kopi, ada yang dengan begitu ekstrim mengaitkannya dengan hubungan kekerabatan berdasarkan marga, mengingat Lubis adalah marga dari 'Mora/Hula-Hula/Kalimbubu' (pihak pemberi istri) bagi Edy Rahmayadi.
Bisa saja pergunjingan ini sangat tidak mendasar karena Edy Rahmayadi selalu memastikan bahwa penempatan pejabatnya selalu mengedepankan hasil dari lelang jabatan yang berisi rangkaian tes, ujian untuk menilai kelayakan dan kepatutan sang calon pejabat.
Dan dari lelang jabatan itu, bisa dikatakan memang periode pejabat saat ini adalah era emas generasi marga Lubis. Faktanya mereka menjadi sosok-sosok yang memenangkan lelang jabatan yang pasti sangat berat itu.
Saat ini beberapa jabatan utama di Pemprovsu diduduki oleh mereka-mereka bermarga Lubis. Beberapa diantaranya seperti
1. Plt Sekda Provinsi Sumatera Utara, Afifi Lubis
2. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Riadil Akhir Lubis
3. Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil yang dijabat Manna Salwa Lubis
4. Kepala BPBD yakni Abdul Haris Lubis
5. Asisten Administrasi Umum, Hasmirizal Lubis
6. Kabid Perencanaan Sumber Daya Manusia dan Sosial Budaya pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah yaitu Ika Hardina Lubis.
7. Kepala UPT Pengawasan Ketenagakerjaan pada Dinas Tenaga Kerja yaitu Romoden Lubis.
8. Kepala UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Teluk Dalam pada Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah yaitu Asyari Lubis.
9. Wakil Ketua Satgas Covid-19 Arsyad Lubis (sebelumnya Kadis Pendidikan Sumut)
10. Kepala Bidang Bina Pemasaran Wisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Laila Jamilah Lubis.
11. Kepala Bidang Pengadaan, Pemberhentian Informasi Badan Kepegawaian Daerah, Maksum Syahri Lubis
Dengan deretan nama-nama itu, tentu kita harus 'angkat topi'. Sebab seperti dikatakan Edy Rahmayadi bahwa penempatan mereka atas hasil dari lelang jabatan yang sangat ketat itu. Kesimpulannya saya kira bahwa di era kepemimpinan Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah adalah Era Emas generasi Lubis.***
© Copyright 2024, All Rights Reserved