Ekspor Kakao Biji asal Sumatera Utara menunjukkan peningkatan yang signifikan.
- Semester Pertama 2023, Ekspor Kapulaga Asal Sumut Meningkat
- Musa Rajekshah Dorong Produk UMKM Sumut Diekspor
- Ekspor Komoditas Asal Sumut Meningkat di 2022, Hingga November Catat Transaksi Rp 28 Triliun
Baca Juga
Data dari Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Belawan tercatat pihak Karantina Pertanian Belawan memfasilitasi ekspor kakao biji tersebut selama bulan Januari hingga November tahun 2022 sebanyak 1.130 ton dengan nilai ekonomis Rp. 39, 6 miliar.
Jumlah ini meningkat 41,25 % dibanding periode sama tahun 2021 yang hanya berhasil mencatat sebanyak 800 ton dengan nilai ekonomis sebesar Rp. 30 miliar.
“Ekspor kakao biji asal Sumut ini, menunjukkan hasil menggembirakan dari tahun ke tahun, karena mampu bersaing di pasar global,” ungkap Andi PM Yusmanto Kepala Karantina Pertanian Belawan, melalui keterangan tertulisnya, Kamis (17/11).
Menurut Andi, keberhasilan ini menjadi bukti kerja keras petani sub sektor perkebunan serta dukungan pemerintah daerah dalam membangun pertanian yang baik, sehingga ekspor kakao biji terus meningkat.
Masih menurut Andi, pihaknya secara rutin melakukan pendampingan kepada pelaku usaha pertanian dengan memberikan bimbingan teknis pemenuhan persyaratan sanitari dan fitosanitari, SPS Measure, sesuai yang dipersyaratkan negara tujuan ekspor. “Hal ini dilakukan untuk memastikan produk pertanian dapat diterima di negara tujuan,” ujarnya.
Lebih lanjut Hasrul menerangkan kakao ini banyak dibudidayakan di daerah Kabupaten Nias Utara, Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Simalungun, Kabupaten Mandailing Natal, Kabupaten Tapanuli Selatan, dan Kabupaten Nias Selatan. Berdasarkan data BPS, luas lahan kakao di Sumut seluas 35,696 ha, sehingga sangat potensial untuk peningkatan ekspor kakao.
Penguatan Sistem Perkarantinaan
Bambang, Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) dari tepat terpisah, memberi apresiasi kepada petani sub sektor perkebunan yang turut serta mendukung Gerakan Tiga Kali ekspor (Gratieks) sehingga komoditas pertanian Sumut meningkat.
Menurutnya, meningkatnya ekspor kakao biji dengan mampu bersaing di pasar global ini merupakan prestasi yang harus dipertahankan, mengingat masing-masing negara tujuan memiliki persyaratan teknis yang ketat.
Untuk itu, pihaknya selaku otoritas karantina terus lakukan penguatan kesisteman perkarantinaan, seperti fasilitas pemeriksaan baik sarana dan prasarana laboratorium serta kemampuan petugasnya untuk dapat memastikan kesehatan dan keamanan produk sesuai protokol ekspor negara mitra dagang.
“Inilah adalah tugas kami untuk mengawal juga memastikan agar kesehatan dan keamanan produk pertanian yang dilalulintaskan harus dipenuhi sehingga terjamin dinegara tujuan,” pungkasnya.
- Pastikan Kesehatan Ternak, UPT Barantin di Belawan Fasilitasi Pengiriman Babi ke Kalbar
- Anggaran Pemilu 2024 di Sumut Mencapai Rp 1 Triliun
- Gelar Konsolidasi, NasDem, PKS dan PKB: Anies-Muhaimin Satu Putaran