Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi memimpin rapat Koordinasi Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) di Aula Tengku Rizal Nurdin, Rumah Dinas Gubernur Sumatera Utara, Selasa (29/3/2022).
Dalam rapat tersebut, Edy sempat menyatakan kekesalannya terhadap beberapa undangan dari kalangan produsen minyak goreng yang hanya mengirimkan perwakilannya.
"Mana onwer minyak goreng, kok perwakilan saja ini. Saya undang nanti lagi, saya undang makan nasi bungkus onwer, udah lama gak makan nasi bungkus. Karena, nasi bungkus pedas. Ini-ini (perwakilan) aja yang diomeli. Yang itu (onwer) tenang aja," sebut Gubernur Edy dalam Rakor tersebut.
Dijelaskannya, harga minyak goreng yang saat ini menjadi salah satu pemicu inflasi di Sumatera Utara.
"Ini Inflasi macam tensi, kalau tinggi stroke dan kalau rendah bisa mati. Saya tentara gak belajar inflasi, tapi jadi gubernur saya harus belajar lagi. Susah juga rupanya jadi Gurbernur ini," ujarnya.
Bahkan Gubernur Edy kembali membeberkan data mengenai produksi CPO di Sumut 5,9 juta ton per tahun, untuk kebutuhan domestik 20 persen sebesar 1,1 juta ton per tahun. Sedangkan, produksi minyak goreng di Sumut 230 ribu ton per tahun.
"Harusnya kita surplus 50 ribu ton. Kenapa barang (Sempat) langkah, bohong ini semua," tutur Gubernur Edy.
Mantan Ketua PSSI itu, menjelaskan sesuai dengan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) minyak curah Rp 14 ribu per liter. Periode Januari - Maret 2022 harga minyak goreng Rp 19 ribu per liter.
"Gara-gara minyak goreng menjadikan inflasi tidak mungkin, minyak curah sudah ditetapkan Rp 14 ribu. Naik menjadi Rp 20 ribu. Ini banyak yang macam-macam. Banyak pedagang menjual diatas HET, liar sekali ini," kata Gubernur Edy.
Dengan kondisi tersebut, mantan Pangdam I Bukit Barisan akan melakukan intervensi harga minyak goreng di Sumut. Sehingga harga terjangkau di tengah masyarakat dan produsen tidak merugi serta mendapatkan untung.
"Saya tekan (intervensi) ini, saya tidak mau (produsen) juga merugi. Saya tidak mau merugi, karena bapak bisnis. Kalau bapak merugi, berapa lagi jadi pengangguran jadi masalah lagi. Kita mau benar-benar fren (berkawan). Kita saya atur, saya bicara sama bapak, harus bicara ril," ucap Gubernur Edy.
Gubernur Edy tidak mau harga minyak goreng tidak stabil membuat menjadi liar di pasaran dan menjadi penyebab inflasi di Provinsi Sumut ini.
"Salah satu penyebab inflasi adalah minyak goreng. Bantu, kalau tidak (bisa) liar. Setiap mau Hari Raya (Kebutuhan pokok) dinaikkan, Natal dan tahun baru naik. Saya mau harus ada standard (harga)," demikian Edy Rahmayadi.
© Copyright 2024, All Rights Reserved