Dewan Perwakilan Daerah Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (DPD GMNI) Sumatera Utara menolak keras rencana pemerintah melakukan Impor beras. Hal ini karena kebijakan itu dipastikan akan berpengaruh langsung terhadap kalangan petani di Indonesia.
"Kebijakan untuk mengimpor beras merupakan keputusan keliru, karena akan sangat merugikan petani. Prinsipnya, GMNI menolak," kata Ketua DPD GMNI Sumut Paulus P. Gulo, Jumat (26/3).
Dijelaskannya, Provinsi Sumatera Utara merupakan produsen gabah ke tujuh di indonesia, dengan luas lahan 413.141 ha dapat menghasilkan gabah sebanyak 2.078.901 ton GKG atau setara dengan 1.192.665 ton beras.
Paulus juga menyinggung konsep Tri Sakti yang digaungkan pemerintah sejak periode awal Presiden Jokowi. Dimana, salah satu poinnya adalah berdikari dibidang ekonomi.
"Saya dengar, rekofungsi APBN tahun 2021 diperuntukkan untuk pemberdayaan. Bukankah banyak lahan tidur yang sudah ditanami lagi? Jadinya aneh kan ketika ada kebijakan impor," ungkapnya.
"Persoalan yang dihadapi petani akhir-akhir ini tidak dapat digeneralisasi bahwa kita kekurangan beras. Harusnya petani sawah terus disokong! Jangan malah dimatikan dengan kebijakan keliru seperti ini," tambahnya.
Paulus mengatakan GmnI akan selalu membela kaum petani yang mereka sebut "kaum marhaen".
"Kami akan melakukan perlawanan ketika kaum tani, nelayan dan buruh dicekik dengan kebijakan yang keliru. Itulah tugas utama kami yang dititipkan Bung Karno," demikian Paulus Gulo.
© Copyright 2024, All Rights Reserved