Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak kini menjadi kekhawatiran bagi kalangan peternak. Hal ini karena penyakit tersebut cepat menyebar dan menular.
- Ganjar Bersaing Sengit dengan Puan, Peluang Prabowo Capres Masih Kecil
- Menuju Pemilu 2024, Kader Senior Minta DPP PPP Bisa Bekerja Lebih Profesional
- Akbar Tandjung Optimis Airlangga Hartarto akan Jadi Pemenang 2024
Baca Juga
Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat meminta agar pemerintah daerah cepat dan tanggap dalam menyikapi penyakit mulut dan kaki (PMK) yang saat ini mulai mewabah di Indonesia, termasuk di pulau Sumatera, dimana ada beberapa daerah sudah ditemukan pada ternak masyarakat. Salah satunya dengan menggalakkan vaksin ternak kaki empat baik sapi, domba, kambing, kuda dan lainnya.
"Sedangkan untuk yg ditemukan gejala PMK, harus segara diisolasi, kandang dan kawasan sekitarnya harus segera disterilisasi agar virus yang tingkat penyebarannya sekitar 80 hingga 100 persen ini, tidak menular ke ternak lain," katanya di Siantar Hotel, Pematangsiantar, Minggu (15/5/2022).
Selain itu juga, anggota DPR RI dari daerah pemilihan Sumut III ini juga meminta agar tidak hanya pemerintah, tetapi masyakat terutama peternak, juga harus segara melaporkan pada dinas terkait atau pemerintah di daerahnya, jika ada gejala ditemuka pada ternaknya, sehingga dapat dilakukan penanganan awal.
"Peternak juga dihimbau untuk tidak panik, jika ada ternak yang terjangkit, jangan buru buru dijual karena PMK ini bisa disembuhkan dan tingkat kematinnya rendah. Namun perlu penanganan intensif dengan be koordinasi dengan dinas terkait," ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, kepala Balai Veteriner Medan, DrH Azfirman saat memberikan pengarahan kepada kelompok peternak di Kabupaten Simalungun yang mendapatkan bantuan sapi dari Kementrian Pertanian melalui program aspirasi yang dibawakan Djarot. Ia menyebutkan, saat ini hewan ternak, khususnya sapi yang terjangkit PMK di wilayah Sumatera terdeteksi di kawasan Kabupaten Tamiang.
Namun belakangan PMK juga terdeteksi di Kabupaten Langkat dan Deli Serdang.
Untuk ternak yang teridentifikasi PMK di Sumatera Utara ini, masih belum positif karena sampel liur dan kuku yang diambil dari ternak tersebut, belum keluar dari laboratorium di Surabaya.
"Meskipun demikian, langkah-langkah antisipasi sudah dilakukan, sehingga jika nanti ternyata positif PMK, maka tidak menyebar ke ternak lain, maupun daerah lain," jelasnya.
- Pastikan Kesehatan Ternak, UPT Barantin di Belawan Fasilitasi Pengiriman Babi ke Kalbar
- Anggaran Pemilu 2024 di Sumut Mencapai Rp 1 Triliun
- Arsul Sani Siap Mundur dari DPR, MPR, dan Waketum PPP