Saat ini orangutan tersebut telah dievakuasi ke pusat karantina di Stasiun Karantina Orangutan Batu Mbelin Sibolangit yang dikelola YEL-SOCP bersama dengan Balai Besar Konservsi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumut.
“Awalnya kami berharap mata Paguh tidak rusak total atau paling tidak salah satu mata masih berfungsi. Sayang sekali dari hasil pemeriksaan
kesehatan ditemukan bahwa kedua mata Paguh buta,\" ujar dokter hewan YEL-SOCP, drh. Meuthya Sr, Rabu (27/11/2019).
Bola mata kanan, kata Meuthya, tampak merah, sementara bola mata kiri keruh. Diduga karena cedera yang terjadi lebih dahulu dibanding bola
mata kanan. Hasil x-ray menunjukkan, ada 24 peluru yang tersebar di seluruh tubuhnya. Di bagian kepada ada 16 peluru, 4 peluru di bagian
kaki dan tangan, 3 peluru di daerah panggul dan 1 peluru di daerah perut.
\"Kita telah mengeluarkan tiga peluru dari bagian kepala. Perawatan intensif akan terus kami berikan kepada Paguh sampai kondisinya
membaik,” sambung Meuthya.
Paguh dievakuasi pada 20 November lalu oleh BKSDA Aceh melalui tim SKW II Subulussalam bersama YOSL-OIC, di Desa Gampong Teungoh, Kecamatan Trumon Aceh Selatan, Provinsi Aceh. Seterusnya dibawa ke Sibolangit untuk mendapatkan penanganan medis. Dia kemudian diberi nama Paguh yang berarti kuat dan tangguh dalam bahasa Karo.[R]
" itemprop="description"/>Saat ini orangutan tersebut telah dievakuasi ke pusat karantina di Stasiun Karantina Orangutan Batu Mbelin Sibolangit yang dikelola YEL-SOCP bersama dengan Balai Besar Konservsi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumut.
“Awalnya kami berharap mata Paguh tidak rusak total atau paling tidak salah satu mata masih berfungsi. Sayang sekali dari hasil pemeriksaan
kesehatan ditemukan bahwa kedua mata Paguh buta,\" ujar dokter hewan YEL-SOCP, drh. Meuthya Sr, Rabu (27/11/2019).
Bola mata kanan, kata Meuthya, tampak merah, sementara bola mata kiri keruh. Diduga karena cedera yang terjadi lebih dahulu dibanding bola
mata kanan. Hasil x-ray menunjukkan, ada 24 peluru yang tersebar di seluruh tubuhnya. Di bagian kepada ada 16 peluru, 4 peluru di bagian
kaki dan tangan, 3 peluru di daerah panggul dan 1 peluru di daerah perut.
\"Kita telah mengeluarkan tiga peluru dari bagian kepala. Perawatan intensif akan terus kami berikan kepada Paguh sampai kondisinya
membaik,” sambung Meuthya.
Paguh dievakuasi pada 20 November lalu oleh BKSDA Aceh melalui tim SKW II Subulussalam bersama YOSL-OIC, di Desa Gampong Teungoh, Kecamatan Trumon Aceh Selatan, Provinsi Aceh. Seterusnya dibawa ke Sibolangit untuk mendapatkan penanganan medis. Dia kemudian diberi nama Paguh yang berarti kuat dan tangguh dalam bahasa Karo.[R]
"/>Saat ini orangutan tersebut telah dievakuasi ke pusat karantina di Stasiun Karantina Orangutan Batu Mbelin Sibolangit yang dikelola YEL-SOCP bersama dengan Balai Besar Konservsi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumut.
“Awalnya kami berharap mata Paguh tidak rusak total atau paling tidak salah satu mata masih berfungsi. Sayang sekali dari hasil pemeriksaan
kesehatan ditemukan bahwa kedua mata Paguh buta,\" ujar dokter hewan YEL-SOCP, drh. Meuthya Sr, Rabu (27/11/2019).
Bola mata kanan, kata Meuthya, tampak merah, sementara bola mata kiri keruh. Diduga karena cedera yang terjadi lebih dahulu dibanding bola
mata kanan. Hasil x-ray menunjukkan, ada 24 peluru yang tersebar di seluruh tubuhnya. Di bagian kepada ada 16 peluru, 4 peluru di bagian
kaki dan tangan, 3 peluru di daerah panggul dan 1 peluru di daerah perut.
\"Kita telah mengeluarkan tiga peluru dari bagian kepala. Perawatan intensif akan terus kami berikan kepada Paguh sampai kondisinya
membaik,” sambung Meuthya.
Paguh dievakuasi pada 20 November lalu oleh BKSDA Aceh melalui tim SKW II Subulussalam bersama YOSL-OIC, di Desa Gampong Teungoh, Kecamatan Trumon Aceh Selatan, Provinsi Aceh. Seterusnya dibawa ke Sibolangit untuk mendapatkan penanganan medis. Dia kemudian diberi nama Paguh yang berarti kuat dan tangguh dalam bahasa Karo.[R]
"/>