Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Diksi Kemendikbud), Wikan Sakarinto S.T., M.Sc., Ph.D, menuturkan bahwa pendidikan vokasi adalah pilihan terbaik. Hal ini dikarenakan pendidikan vokasi dapat memberikan alternatif pilihan profesi yang lebih luas. Seseorang yang lulus dari pendidikan vokasi dapat menjadi teknisi profesional yang bekerja pada level teknis. Jika melanjut ke jenjang pendidikan tinggi, lulusannya dapat menjadi manajer di berbagai institusi, bahkan dapat juga melanjutkan pendidikan ke jenjang magister dan doktor terapan. Namun yang lebih penting, pendidikan vokasi akan menghasilkan lulusan-lulusan yang memiliki kemampuan dan kompetensi untuk berwirausaha. Hal tersebut disampaikan mantan dekan Sekolah Vokasi Universitas Gajah Mada tersebut pada Webinar Nasional “Integrasi Pendidikan SMK Dengan Pendidikan Tinggi Vokasi di Era Merdeka Belajar”. Acara dilaksanakan oleh Politeknik Wilmar Bisnis Indonesia (WBI) bekerjasama dengan Forum Program Studi Vokasi Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntan Pendidik. Webinar nasional tersebut diikuti lebih dari 500 orang dosen dan guru pendidikan vokasi serta kalangan umum yang tertarik dengan pengembangan pendidikan vokasi di Indonesia. Lebih lanjut, Wikan Sakarinto menyampaikan bahwa harus terjadi “perkawinan” massal antara industri dan pendidikan vokasi. “Perkawinan” tersebut harus sudah dilaksanakan sejak dari penyusunan kurikulum yang diimplementasikan dalam berbagai hal seperti magang, dosen tamu, sertifikasi industri, resource sharing, dll. Implementasi hal tersebut akan meningkatkan minat masyarakat untuk mengikuti pendidikan vokasi sehingga proporsi pendidikan akademik dan vokasi menjadi seimbang. Direktur Politeknik WBI, Dr Jenny Elisabeth dalam sambutan pembukaan menyatakan akan mengambil peran untuk mendukung rencana strategis pemerintah dalam pengembangan pendidikan vokasi. Sejak tahun 2015, Politeknik WBI telah menyelenggarakan pendidikan vokasi yang berkualitas yang fokus untuk menghasilkan wirausaha terdidik yang berperan dalam pembangunan bangsa. Dalam kesempatan tersebut, Jenny Elisabeth juga mengajak seluruh peserta untuk memanfaatkan acara webinar tersebut untuk membangun langkah bersama sesama stakeholder pendidikan vokasi. Selain Dirjen Pendidikan Vokasi, narasumber dalam webinar ini adalah Dr. Ir. Arief Daryanto, M.Ec yang sedang menjabat sebagai Dekan Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor dan Dr. Sumirah MSi, Ak, CA yang saat ini menjabat ketua program studi sarjana terapan Universitas Gajah Mada. Dr Arief dalam paparannya, menyatakan bahwa pendidikan harus mampu menghindari VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity) dengan VUCA yang lainnya yaitu ; Visionary, Understanding, Clarity, dan Agility. Pendidikan vokasi harus mengambil peran dalam hal tersebut khususnya dalam menghadapi global megatrend yang sedang melanda dunia. Dr Sumirah secara khusus menyampaikan perlunya memperkuat sinergi pendidikan vokasi di tingkat SMK dengan Politeknik melalui manajemen yang terintegrasi dan komprehensif. Implementasi hal tersebut misalnya dapat dilakukan dalam perancangan kurikulum, pelaksanaan pe,mbelajaran dan berbagai hal lainnya. Ketua panitia webinar, Aston L. Situmorang SE, MSi bersyukur webinar ini dapat terselenggara dengan baik. Sekalipun dilaksanakan secara daring, namun seluruh peserta sangat merasakan manfaat dari seluruh materi yang disampaikan oleh narasumber. Sebagai ketua program studi akuntansi perpajakan di WBI, Aston Situmorang juga menyampaikan akan terus konsisten mengembangkan pendidikan vokasi khususnya pendidikan vokasi yang unggul sehingga akan terus mendorong minat masyarakat mengikuti pendidikan vokasi. Penyelenggara berharap webinar ini dapat berlanjut dalam bentuk kolaborasi seluruh stakeholder dalam pengembangan pendidikan vokasi.[R]
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Diksi Kemendikbud), Wikan Sakarinto S.T., M.Sc., Ph.D, menuturkan bahwa pendidikan vokasi adalah pilihan terbaik. Hal ini dikarenakan pendidikan vokasi dapat memberikan alternatif pilihan profesi yang lebih luas. Seseorang yang lulus dari pendidikan vokasi dapat menjadi teknisi profesional yang bekerja pada level teknis. Jika melanjut ke jenjang pendidikan tinggi, lulusannya dapat menjadi manajer di berbagai institusi, bahkan dapat juga melanjutkan pendidikan ke jenjang magister dan doktor terapan. Namun yang lebih penting, pendidikan vokasi akan menghasilkan lulusan-lulusan yang memiliki kemampuan dan kompetensi untuk berwirausaha. Hal tersebut disampaikan mantan dekan Sekolah Vokasi Universitas Gajah Mada tersebut pada Webinar Nasional “Integrasi Pendidikan SMK Dengan Pendidikan Tinggi Vokasi di Era Merdeka Belajar”. Acara dilaksanakan oleh Politeknik Wilmar Bisnis Indonesia (WBI) bekerjasama dengan Forum Program Studi Vokasi Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntan Pendidik. Webinar nasional tersebut diikuti lebih dari 500 orang dosen dan guru pendidikan vokasi serta kalangan umum yang tertarik dengan pengembangan pendidikan vokasi di Indonesia. Lebih lanjut, Wikan Sakarinto menyampaikan bahwa harus terjadi “perkawinan” massal antara industri dan pendidikan vokasi. “Perkawinan” tersebut harus sudah dilaksanakan sejak dari penyusunan kurikulum yang diimplementasikan dalam berbagai hal seperti magang, dosen tamu, sertifikasi industri, resource sharing, dll. Implementasi hal tersebut akan meningkatkan minat masyarakat untuk mengikuti pendidikan vokasi sehingga proporsi pendidikan akademik dan vokasi menjadi seimbang. Direktur Politeknik WBI, Dr Jenny Elisabeth dalam sambutan pembukaan menyatakan akan mengambil peran untuk mendukung rencana strategis pemerintah dalam pengembangan pendidikan vokasi. Sejak tahun 2015, Politeknik WBI telah menyelenggarakan pendidikan vokasi yang berkualitas yang fokus untuk menghasilkan wirausaha terdidik yang berperan dalam pembangunan bangsa. Dalam kesempatan tersebut, Jenny Elisabeth juga mengajak seluruh peserta untuk memanfaatkan acara webinar tersebut untuk membangun langkah bersama sesama stakeholder pendidikan vokasi. Selain Dirjen Pendidikan Vokasi, narasumber dalam webinar ini adalah Dr. Ir. Arief Daryanto, M.Ec yang sedang menjabat sebagai Dekan Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor dan Dr. Sumirah MSi, Ak, CA yang saat ini menjabat ketua program studi sarjana terapan Universitas Gajah Mada. Dr Arief dalam paparannya, menyatakan bahwa pendidikan harus mampu menghindari VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity) dengan VUCA yang lainnya yaitu ; Visionary, Understanding, Clarity, dan Agility. Pendidikan vokasi harus mengambil peran dalam hal tersebut khususnya dalam menghadapi global megatrend yang sedang melanda dunia. Dr Sumirah secara khusus menyampaikan perlunya memperkuat sinergi pendidikan vokasi di tingkat SMK dengan Politeknik melalui manajemen yang terintegrasi dan komprehensif. Implementasi hal tersebut misalnya dapat dilakukan dalam perancangan kurikulum, pelaksanaan pe,mbelajaran dan berbagai hal lainnya. Ketua panitia webinar, Aston L. Situmorang SE, MSi bersyukur webinar ini dapat terselenggara dengan baik. Sekalipun dilaksanakan secara daring, namun seluruh peserta sangat merasakan manfaat dari seluruh materi yang disampaikan oleh narasumber. Sebagai ketua program studi akuntansi perpajakan di WBI, Aston Situmorang juga menyampaikan akan terus konsisten mengembangkan pendidikan vokasi khususnya pendidikan vokasi yang unggul sehingga akan terus mendorong minat masyarakat mengikuti pendidikan vokasi. Penyelenggara berharap webinar ini dapat berlanjut dalam bentuk kolaborasi seluruh stakeholder dalam pengembangan pendidikan vokasi.© Copyright 2024, All Rights Reserved