Kritik terhadap Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan yang disampaikan oleh Partai Rakyat Adil Makmur (Prima) dengan menjulukinya "King of Angin Sorga" merupakan wujud objektifitas dan keberanian dalam mengkritik pemerintah.
Demikian disampaikan Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin.
"Itu penilaian mereka, objektif dan apa adanya. Kita apresiasi keberanian Partai Prima untuk mengkritik LBP," katanya dilansir Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (3/8).
Bagi Ujang, keberanian Partai Prima mengisi kekosongan di tengah minimnya partai politik yang berani mengkritik mantan Menko Polhukam itu.
Dosen Ilmu Politik Universitas Al-Azhar Indonesia ini meyakini, kritikan tersebut akan membuat politisi Golkar itu gerah.
"Raja Angin Sorga, julukan yang kelihatannya akan membuat LBP panas kupingnya. Hak Partai Prima untuk bisa mengkritik LBP, dan kritik itu menyehatkan," tuturnya.
Lebih lanjut, ia berharap kepada pihak yang dikritik agar tidak usah bawa perasaan (baper) hingga marah-marah. Sebab, sistem demokrasi yang diterapkan di Indonesia telah menjamin setiap orang untuk memberi kritikan kepada penguasa.
"Tak usah marah-marah dan mencak-mencak. Karena di dalam demokrasi, kritik itu hal yang biasa. Dilakukan untuk saling mengingatkan satu sama lain," tandasnya.
Gelar "The King of Angin Sorga" yang disematkan Partai Prima kepada Luhut menjadi rentetan kritikan publik terhadap pemerintah. Jauh sebelum itu, kritikan serupa juga disampaikan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI).
Kepada Presiden Joko Widodo, BEM UI menyematkan Jokowi dengan julukan "The King of Lips Service".
© Copyright 2024, All Rights Reserved