Isu kekerasan dan pelanggaran hak azasi manusia yang dialami oleh kaum muslim Uighur di Tiongkok disuarakan di Kota Medan.
Adalah dua orang aktivis Uighur bernama Rushan Abbas dan Abdulhakim Idris yang turun ke Medan untuk menyampaikan jika berbagai kekerasan kemanusiaan masih dialami oleh kaumnya hingga hari ini.
Berbicara kepada kalangan akademisi aktivis dan jurnalis, mereka bercerita tentang berbagai penindasan yang terjadi. Salah satunya yakni adanya upaya dari pemerintah Tiongkok untuk menghilangkan identitas asli kaum Uighur.
"Mereka mendapatkan kekerasan akibat menjalankan ibadah mereka secara agama Islam," kata Rushan pada pertemuan di Komplek J-City, Medan Johor, Rabu (12/10/2022).
Dijelaskannya, bentuk kekerasan tersebut ditandai dengan penghancuran Masjid oleh pemerintah Tiongkok.
"Banyak sekali masjid yang dijadikan menjadi tempat hiburan malam," ungkapnya.
Hal yang sama disampaikan, Abdulhakim Idris. Menurutnya berbagai kekerasan yang dialami oleh kaum Uighur menjadi persoalan kemanusiaan yang sangat membutuhkan perhatian masyarakat dunia.
"Kami menggugah seluruh bangsa terutama kaum muslim. Karena masjid yang dirusak disana sama dengan masjid anda disini, kitab suci Alquran yang dibakar disana juga sama dengan Alquran disini. Uighur membutuhkan perhatian kita disini," ungkapnya.
Selain kekerasan dalam hal kebebasan beragama, beberapa bentuk kekerasan lain juga mereka paparkan. Mereka bahkan menantang siapa saja yang ingin melihat langsung kondisi Uighur untuk datang kesana. Mereka mengaku dapat memfasilitasi untuk menghubungkan pihak luar dengan Uighur.
"Jika anda ingin kesana kami dapat memfasilitasi, sehingga anda tidak tertipu oleh informasi palsu dari pemerintah Tiongkok," pungkasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved