Arifin menjelaskan, fakta yang mudah dalam melihat hal ini di Kota Medan adalah terpilihnya para caleg yang sebelumnya tidak terlalu dikenal oleh masyarakat. Bahkan dari data yang ada caleg yang baru muncul justru lebih banyak yang lolos dibanding dengan caleg petahanan yang masih bertarung untuk DPRD Kota Medan.
\"Nah seperti ini yang bisa saja terjadi di Pilkada Medan 2020. Karena banyak variabel lain yang ikut menentukan, memang sulit membilangnya tapi variabel lain itu saat ini sepertinya menjadi indikator utama ya sama-sama sudah taulah kita itu,\" ujarnya.
Nah, khusus untuk Dahnil Anzar dan Ikhwan Ritonga yang saat ini disebut-sebut akan maju dalam Pilkada Medan, hal ini menurut Arifin akan semakin besar peluangnya. Sebab dari sisi variabel awal seperti popularitas mereka sudah memilikinya.
\"Tinggal melengkapinya dengan \'variabel-variabel lainnya\' yang kita sebut tadi,\" pungkasnya.
Variabel lain tersebut apakah kekuatan uang?, Arifin Saleh tidak membantah hal tersebut. Sebab menurutnya untuk bermain di arena politik saat ini semua pihak terutama masyarakat sepertinya sudah terlebih dahulu melihat kapasitas kemampuan seorang sosok untuk mencukupi biaya politik tersebut.
\"Jadi tidak bisa lagi hanya menjual kecerdasan atau konsep-konsep kebijakan saja,\" pungkasnya." itemprop="description"/>
Arifin menjelaskan, fakta yang mudah dalam melihat hal ini di Kota Medan adalah terpilihnya para caleg yang sebelumnya tidak terlalu dikenal oleh masyarakat. Bahkan dari data yang ada caleg yang baru muncul justru lebih banyak yang lolos dibanding dengan caleg petahanan yang masih bertarung untuk DPRD Kota Medan.
\"Nah seperti ini yang bisa saja terjadi di Pilkada Medan 2020. Karena banyak variabel lain yang ikut menentukan, memang sulit membilangnya tapi variabel lain itu saat ini sepertinya menjadi indikator utama ya sama-sama sudah taulah kita itu,\" ujarnya.
Nah, khusus untuk Dahnil Anzar dan Ikhwan Ritonga yang saat ini disebut-sebut akan maju dalam Pilkada Medan, hal ini menurut Arifin akan semakin besar peluangnya. Sebab dari sisi variabel awal seperti popularitas mereka sudah memilikinya.
\"Tinggal melengkapinya dengan \'variabel-variabel lainnya\' yang kita sebut tadi,\" pungkasnya.
Variabel lain tersebut apakah kekuatan uang?, Arifin Saleh tidak membantah hal tersebut. Sebab menurutnya untuk bermain di arena politik saat ini semua pihak terutama masyarakat sepertinya sudah terlebih dahulu melihat kapasitas kemampuan seorang sosok untuk mencukupi biaya politik tersebut.
\"Jadi tidak bisa lagi hanya menjual kecerdasan atau konsep-konsep kebijakan saja,\" pungkasnya."/>
Arifin menjelaskan, fakta yang mudah dalam melihat hal ini di Kota Medan adalah terpilihnya para caleg yang sebelumnya tidak terlalu dikenal oleh masyarakat. Bahkan dari data yang ada caleg yang baru muncul justru lebih banyak yang lolos dibanding dengan caleg petahanan yang masih bertarung untuk DPRD Kota Medan.
\"Nah seperti ini yang bisa saja terjadi di Pilkada Medan 2020. Karena banyak variabel lain yang ikut menentukan, memang sulit membilangnya tapi variabel lain itu saat ini sepertinya menjadi indikator utama ya sama-sama sudah taulah kita itu,\" ujarnya.
Nah, khusus untuk Dahnil Anzar dan Ikhwan Ritonga yang saat ini disebut-sebut akan maju dalam Pilkada Medan, hal ini menurut Arifin akan semakin besar peluangnya. Sebab dari sisi variabel awal seperti popularitas mereka sudah memilikinya.
\"Tinggal melengkapinya dengan \'variabel-variabel lainnya\' yang kita sebut tadi,\" pungkasnya.
Variabel lain tersebut apakah kekuatan uang?, Arifin Saleh tidak membantah hal tersebut. Sebab menurutnya untuk bermain di arena politik saat ini semua pihak terutama masyarakat sepertinya sudah terlebih dahulu melihat kapasitas kemampuan seorang sosok untuk mencukupi biaya politik tersebut.
\"Jadi tidak bisa lagi hanya menjual kecerdasan atau konsep-konsep kebijakan saja,\" pungkasnya."/>
Pengamat Politik dari Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Arifin Saleh Siregar mengatakan peluang anak muda untuk memenangi Pilkada Medan 2020 sangat besar. Hal ini disampaikannya karena menyebut para pemilih di Kota Medan tidak lagi cenderung melihat calon pemimpin itu dari sisi kualitas maupun kapasitas. Melainkan indikator lain yang pada akhirnya terbukti dapat memberikan kemenangan pada agenda-agenda politik.
"Sekarang ini indikator-indikator seperti kualitas atau popularitas itu sudah menjadi kabur, dan sudah tergeser oleh indikator lain," katanya, Senin (17/5/2019).
Arifin menjelaskan, fakta yang mudah dalam melihat hal ini di Kota Medan adalah terpilihnya para caleg yang sebelumnya tidak terlalu dikenal oleh masyarakat. Bahkan dari data yang ada caleg yang baru muncul justru lebih banyak yang lolos dibanding dengan caleg petahanan yang masih bertarung untuk DPRD Kota Medan.
"Nah seperti ini yang bisa saja terjadi di Pilkada Medan 2020. Karena banyak variabel lain yang ikut menentukan, memang sulit membilangnya tapi variabel lain itu saat ini sepertinya menjadi indikator utama ya sama-sama sudah taulah kita itu," ujarnya.
Nah, khusus untuk Dahnil Anzar dan Ikhwan Ritonga yang saat ini disebut-sebut akan maju dalam Pilkada Medan, hal ini menurut Arifin akan semakin besar peluangnya. Sebab dari sisi variabel awal seperti popularitas mereka sudah memilikinya.
"Tinggal melengkapinya dengan 'variabel-variabel lainnya' yang kita sebut tadi," pungkasnya.
Variabel lain tersebut apakah kekuatan uang?, Arifin Saleh tidak membantah hal tersebut. Sebab menurutnya untuk bermain di arena politik saat ini semua pihak terutama masyarakat sepertinya sudah terlebih dahulu melihat kapasitas kemampuan seorang sosok untuk mencukupi biaya politik tersebut.
"Jadi tidak bisa lagi hanya menjual kecerdasan atau konsep-konsep kebijakan saja," pungkasnya.
Pengamat Politik dari Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Arifin Saleh Siregar mengatakan peluang anak muda untuk memenangi Pilkada Medan 2020 sangat besar. Hal ini disampaikannya karena menyebut para pemilih di Kota Medan tidak lagi cenderung melihat calon pemimpin itu dari sisi kualitas maupun kapasitas. Melainkan indikator lain yang pada akhirnya terbukti dapat memberikan kemenangan pada agenda-agenda politik.
"Sekarang ini indikator-indikator seperti kualitas atau popularitas itu sudah menjadi kabur, dan sudah tergeser oleh indikator lain," katanya, Senin (17/5/2019).
Arifin menjelaskan, fakta yang mudah dalam melihat hal ini di Kota Medan adalah terpilihnya para caleg yang sebelumnya tidak terlalu dikenal oleh masyarakat. Bahkan dari data yang ada caleg yang baru muncul justru lebih banyak yang lolos dibanding dengan caleg petahanan yang masih bertarung untuk DPRD Kota Medan.
"Nah seperti ini yang bisa saja terjadi di Pilkada Medan 2020. Karena banyak variabel lain yang ikut menentukan, memang sulit membilangnya tapi variabel lain itu saat ini sepertinya menjadi indikator utama ya sama-sama sudah taulah kita itu," ujarnya.
Nah, khusus untuk Dahnil Anzar dan Ikhwan Ritonga yang saat ini disebut-sebut akan maju dalam Pilkada Medan, hal ini menurut Arifin akan semakin besar peluangnya. Sebab dari sisi variabel awal seperti popularitas mereka sudah memilikinya.
"Tinggal melengkapinya dengan 'variabel-variabel lainnya' yang kita sebut tadi," pungkasnya.
Variabel lain tersebut apakah kekuatan uang?, Arifin Saleh tidak membantah hal tersebut. Sebab menurutnya untuk bermain di arena politik saat ini semua pihak terutama masyarakat sepertinya sudah terlebih dahulu melihat kapasitas kemampuan seorang sosok untuk mencukupi biaya politik tersebut.
"Jadi tidak bisa lagi hanya menjual kecerdasan atau konsep-konsep kebijakan saja," pungkasnya.