Ade bercerita bahwa 5 tahun lalu dia sempat memberikan hak pilihnya pada pemilu legislatif dan presiden seusai sidang disertasi masternya dan kali ini dia memberikan hak suaranya seusai praktik penelitiannya.
\"Meski kota Moscow dingin dan turun salju lagi. Tidak menyurutkan niat saya dan tetap bersemangat untuk hadir dan menggunakan hak suaranya. Dimana saya mengingat 5 tahun lalu saya pernah memilih calon presiden dan wakil saat saya selesai ujian disertasi dan kali ini saya lakukan selesai kerja praktik di kampus,\" lanjut Ade.
Selain Mahasiswa Indonesia yang berada di Kota Moscow juga hadir mahasiswa yang berada di Kota Kazan untuk memberikan hak suaranya, Pekerja professional di spa, dan tenaga kerja wanita turut dihadiri oleh turis Indonesia yang sedang berkunjung ke Russia.
Biasanya turis yang hadir dan ingin menggunakan hak suaranya sudah membawa A5 (surat mutasi) dari KPU tempat tinggalnya untuk diberikan kepada petugas KPPSLN Moscow. Para turis yang datang dan ingin mencoblos dengan membawa A5 tetap diberi hak-nya dan masuk kepada DPTb (Daftar Pemilih tambahan). Tetapi hanya diberikan 1 kertas suara saja yaitu kertas untuk memilih Presiden dan wakil presiden saja. Atau legislatif dari Jakarta II apabila pemilih tersebut bertempat tingggal di wilayah jakarta Selatan, Jakarta Pusat dan Luar Negeri.
Harapan saya kepada presiden Indonesia tepilih 2019-2024 nanti agar lebih memperhatikan mahasiswa Indonesia di Luar negeri, orang-orang hebat dan peneliti Indonesia yang berada di luar negeri agar kiranya bisa kembali ke Indonesia untuk membangun negeri dan bukan membiaran mereka dalam kondiri nyaman di negara lain” harapan Ade kepada presiden dan wakil presiden Republik Indonesia yang baru untuk Indonesia yang lebih baik lagi. Terakhir Ade menjelaskan bahwa selama ini KBRI telah sangat sering melaksanakan sosialisasi Pemilu dan tetap melibatkan mahasiswa dalam sosialisasi tersebut, tetapi masih saja banyak pemilih masih terlihat bingung karena tidak begitu mengenal Calon Anggota Legislatif (Caleg) karena track recordnya yang tidak terlihat nyata. Berbeda dengan Capres/Cawapres , masyarakat sangat yakin dengan pilihannya karena sedikit banyak telah mengenal lewat debat Capres/Cawapres yang disajikan KPU dan bekerja sama dengan televisi swasta dan di upload di Online atau streaming sehingga masyarakat tiak lagi meraba siapa Capres/Cawapres yang akan dipilih.
Saat ini di KBRI Moscow hanya melaksanakan pemungutan suara saja dan penghitungan suara akan dilaksanakan pada tanggal 17 Agustus 2019 pukul 09.00 Waktu Moscow atau sekitar pukul 13.00 WIB. Pada penghitungan suara nanti KBRI pun mempersilahkan kepada masyarakat Indonesia untuk ikut hadir dan mengikuti prosesnya. Mengajak masyarakat memiliki catatan sejarah dimana telah mengikuti jalannya pemungutan suara hingga penghitungan. " itemprop="description"/>
Ade bercerita bahwa 5 tahun lalu dia sempat memberikan hak pilihnya pada pemilu legislatif dan presiden seusai sidang disertasi masternya dan kali ini dia memberikan hak suaranya seusai praktik penelitiannya.
\"Meski kota Moscow dingin dan turun salju lagi. Tidak menyurutkan niat saya dan tetap bersemangat untuk hadir dan menggunakan hak suaranya. Dimana saya mengingat 5 tahun lalu saya pernah memilih calon presiden dan wakil saat saya selesai ujian disertasi dan kali ini saya lakukan selesai kerja praktik di kampus,\" lanjut Ade.
Selain Mahasiswa Indonesia yang berada di Kota Moscow juga hadir mahasiswa yang berada di Kota Kazan untuk memberikan hak suaranya, Pekerja professional di spa, dan tenaga kerja wanita turut dihadiri oleh turis Indonesia yang sedang berkunjung ke Russia.
Biasanya turis yang hadir dan ingin menggunakan hak suaranya sudah membawa A5 (surat mutasi) dari KPU tempat tinggalnya untuk diberikan kepada petugas KPPSLN Moscow. Para turis yang datang dan ingin mencoblos dengan membawa A5 tetap diberi hak-nya dan masuk kepada DPTb (Daftar Pemilih tambahan). Tetapi hanya diberikan 1 kertas suara saja yaitu kertas untuk memilih Presiden dan wakil presiden saja. Atau legislatif dari Jakarta II apabila pemilih tersebut bertempat tingggal di wilayah jakarta Selatan, Jakarta Pusat dan Luar Negeri.
Harapan saya kepada presiden Indonesia tepilih 2019-2024 nanti agar lebih memperhatikan mahasiswa Indonesia di Luar negeri, orang-orang hebat dan peneliti Indonesia yang berada di luar negeri agar kiranya bisa kembali ke Indonesia untuk membangun negeri dan bukan membiaran mereka dalam kondiri nyaman di negara lain” harapan Ade kepada presiden dan wakil presiden Republik Indonesia yang baru untuk Indonesia yang lebih baik lagi. Terakhir Ade menjelaskan bahwa selama ini KBRI telah sangat sering melaksanakan sosialisasi Pemilu dan tetap melibatkan mahasiswa dalam sosialisasi tersebut, tetapi masih saja banyak pemilih masih terlihat bingung karena tidak begitu mengenal Calon Anggota Legislatif (Caleg) karena track recordnya yang tidak terlihat nyata. Berbeda dengan Capres/Cawapres , masyarakat sangat yakin dengan pilihannya karena sedikit banyak telah mengenal lewat debat Capres/Cawapres yang disajikan KPU dan bekerja sama dengan televisi swasta dan di upload di Online atau streaming sehingga masyarakat tiak lagi meraba siapa Capres/Cawapres yang akan dipilih.
Saat ini di KBRI Moscow hanya melaksanakan pemungutan suara saja dan penghitungan suara akan dilaksanakan pada tanggal 17 Agustus 2019 pukul 09.00 Waktu Moscow atau sekitar pukul 13.00 WIB. Pada penghitungan suara nanti KBRI pun mempersilahkan kepada masyarakat Indonesia untuk ikut hadir dan mengikuti prosesnya. Mengajak masyarakat memiliki catatan sejarah dimana telah mengikuti jalannya pemungutan suara hingga penghitungan. "/>
Ade bercerita bahwa 5 tahun lalu dia sempat memberikan hak pilihnya pada pemilu legislatif dan presiden seusai sidang disertasi masternya dan kali ini dia memberikan hak suaranya seusai praktik penelitiannya.
\"Meski kota Moscow dingin dan turun salju lagi. Tidak menyurutkan niat saya dan tetap bersemangat untuk hadir dan menggunakan hak suaranya. Dimana saya mengingat 5 tahun lalu saya pernah memilih calon presiden dan wakil saat saya selesai ujian disertasi dan kali ini saya lakukan selesai kerja praktik di kampus,\" lanjut Ade.
Selain Mahasiswa Indonesia yang berada di Kota Moscow juga hadir mahasiswa yang berada di Kota Kazan untuk memberikan hak suaranya, Pekerja professional di spa, dan tenaga kerja wanita turut dihadiri oleh turis Indonesia yang sedang berkunjung ke Russia.
Biasanya turis yang hadir dan ingin menggunakan hak suaranya sudah membawa A5 (surat mutasi) dari KPU tempat tinggalnya untuk diberikan kepada petugas KPPSLN Moscow. Para turis yang datang dan ingin mencoblos dengan membawa A5 tetap diberi hak-nya dan masuk kepada DPTb (Daftar Pemilih tambahan). Tetapi hanya diberikan 1 kertas suara saja yaitu kertas untuk memilih Presiden dan wakil presiden saja. Atau legislatif dari Jakarta II apabila pemilih tersebut bertempat tingggal di wilayah jakarta Selatan, Jakarta Pusat dan Luar Negeri.
Harapan saya kepada presiden Indonesia tepilih 2019-2024 nanti agar lebih memperhatikan mahasiswa Indonesia di Luar negeri, orang-orang hebat dan peneliti Indonesia yang berada di luar negeri agar kiranya bisa kembali ke Indonesia untuk membangun negeri dan bukan membiaran mereka dalam kondiri nyaman di negara lain” harapan Ade kepada presiden dan wakil presiden Republik Indonesia yang baru untuk Indonesia yang lebih baik lagi. Terakhir Ade menjelaskan bahwa selama ini KBRI telah sangat sering melaksanakan sosialisasi Pemilu dan tetap melibatkan mahasiswa dalam sosialisasi tersebut, tetapi masih saja banyak pemilih masih terlihat bingung karena tidak begitu mengenal Calon Anggota Legislatif (Caleg) karena track recordnya yang tidak terlihat nyata. Berbeda dengan Capres/Cawapres , masyarakat sangat yakin dengan pilihannya karena sedikit banyak telah mengenal lewat debat Capres/Cawapres yang disajikan KPU dan bekerja sama dengan televisi swasta dan di upload di Online atau streaming sehingga masyarakat tiak lagi meraba siapa Capres/Cawapres yang akan dipilih.
Saat ini di KBRI Moscow hanya melaksanakan pemungutan suara saja dan penghitungan suara akan dilaksanakan pada tanggal 17 Agustus 2019 pukul 09.00 Waktu Moscow atau sekitar pukul 13.00 WIB. Pada penghitungan suara nanti KBRI pun mempersilahkan kepada masyarakat Indonesia untuk ikut hadir dan mengikuti prosesnya. Mengajak masyarakat memiliki catatan sejarah dimana telah mengikuti jalannya pemungutan suara hingga penghitungan. "/>
Pesta demokrasi telah dimulai sejak pukul 08.00 hingga 18.00 Waktu Moscow. Bertempat di KBRI Moscow lantai 1 di Ulitsa Novokuznetskaya 12, Moscow.
Sebanyak 1042 orang yang tercatat sebagai DPT (Daftar Pemilih Tetap) di Kota Moscow yang terdiri dari 507 di TPS dan 513 melalui pos dan sekitar 60 an tambahan.
Dari 507 DPT TPS hanya sebanyak 370 surat suara yang telah menggunakan hak suaranya atau sejumlah 65,2% dari DPT yang sudah terdaftar.
Pemilu yang dilaksanakan setiap 5 tahun sekali selalu membuat masyarakat sangat antusias dalam memberikan hak suaranya kepada pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden serta anggota DPR RI. Tidak terlebih pada mahasiswa indonesia di Kota Moscow ada sejumlah 169 orang yang hampir 90% nya mereka turut menggunakan hak suaranya. Adapun beberapa mahasiswa dan masyarakat Indonesia yang tidak menggunakan hak suaranya untuk kemajuan Indonesia yang jujur dan adik disebabkan individu tersebut harus berangkat keluar Kota Moscow. Selama berlangsungnya pesta demokrasi di KBRI Moscow berjalan dengan lancar tanpa ada keributan dan intervensi dari pihak manapun untuk memilih calon anggota DPR RI Wilayah Jakarta II, Calon Presiden maupun Calon Wakil Presiden.
Meskipun suhu kota Moscow dingin yaitu 1 derajad tidak menyurutkan niat masyarakat untuk menggunakan hak suaranya. Tidak hanya Tenaga Kerja Wanita, Professional dan Mahasiswa Indonesia di Moscow. Pelaksanaan pemilu dilakukan di KBRI Moscow tidak menyababkan antrean yang panjang dan lama. Mungkin karena masyarakat Indonesia yang tidak sebanyak warga negara lainnya yang ada di Russia.
Sebanyak 507 DPT yang menggunakan hak suara mereka. Hanya 307 orang Indonesia yang menggunakan suaranya dikarenakan beberapa orang yang sudah terlanjur membeli tiket pulang ke Indonesia atau sedang ada kendala lainnya tidak hadir ke KBRI untuk menggunakan hak suara sebagai warga negara Indoensia yang baik.
Selesai mencoblos siapa kandidat yang telah dipikiri dalam waktu belakang ini akhirnya masyarakat Indonesia yang tinggal di Rusia dapat menikmati santapan nusantara di KBRI.
"Pemungutan suara periode ini sangatlah istimewa karena bukan hanya memilih anggota legislatif saja melainkan memilih presiden dan wakil presiden. Pelaksanaan pemungutan suara ini pun berjalan lancar seperti 5 tahun yang lalu yaitu tahun 2014," tutur Ade Irma Elvira sebagai Ketua Perhimpunan Mahasiswa Indonesia di Kota Moscow yang telah menggunakan hak suaranya sebanyak 2 kali di kota ini.
Ade bercerita bahwa 5 tahun lalu dia sempat memberikan hak pilihnya pada pemilu legislatif dan presiden seusai sidang disertasi masternya dan kali ini dia memberikan hak suaranya seusai praktik penelitiannya.
"Meski kota Moscow dingin dan turun salju lagi. Tidak menyurutkan niat saya dan tetap bersemangat untuk hadir dan menggunakan hak suaranya. Dimana saya mengingat 5 tahun lalu saya pernah memilih calon presiden dan wakil saat saya selesai ujian disertasi dan kali ini saya lakukan selesai kerja praktik di kampus," lanjut Ade.
Selain Mahasiswa Indonesia yang berada di Kota Moscow juga hadir mahasiswa yang berada di Kota Kazan untuk memberikan hak suaranya, Pekerja professional di spa, dan tenaga kerja wanita turut dihadiri oleh turis Indonesia yang sedang berkunjung ke Russia.
Biasanya turis yang hadir dan ingin menggunakan hak suaranya sudah membawa A5 (surat mutasi) dari KPU tempat tinggalnya untuk diberikan kepada petugas KPPSLN Moscow. Para turis yang datang dan ingin mencoblos dengan membawa A5 tetap diberi hak-nya dan masuk kepada DPTb (Daftar Pemilih tambahan). Tetapi hanya diberikan 1 kertas suara saja yaitu kertas untuk memilih Presiden dan wakil presiden saja. Atau legislatif dari Jakarta II apabila pemilih tersebut bertempat tingggal di wilayah jakarta Selatan, Jakarta Pusat dan Luar Negeri.
Harapan saya kepada presiden Indonesia tepilih 2019-2024 nanti agar lebih memperhatikan mahasiswa Indonesia di Luar negeri, orang-orang hebat dan peneliti Indonesia yang berada di luar negeri agar kiranya bisa kembali ke Indonesia untuk membangun negeri dan bukan membiaran mereka dalam kondiri nyaman di negara lain” harapan Ade kepada presiden dan wakil presiden Republik Indonesia yang baru untuk Indonesia yang lebih baik lagi. Terakhir Ade menjelaskan bahwa selama ini KBRI telah sangat sering melaksanakan sosialisasi Pemilu dan tetap melibatkan mahasiswa dalam sosialisasi tersebut, tetapi masih saja banyak pemilih masih terlihat bingung karena tidak begitu mengenal Calon Anggota Legislatif (Caleg) karena track recordnya yang tidak terlihat nyata. Berbeda dengan Capres/Cawapres , masyarakat sangat yakin dengan pilihannya karena sedikit banyak telah mengenal lewat debat Capres/Cawapres yang disajikan KPU dan bekerja sama dengan televisi swasta dan di upload di Online atau streaming sehingga masyarakat tiak lagi meraba siapa Capres/Cawapres yang akan dipilih.
Saat ini di KBRI Moscow hanya melaksanakan pemungutan suara saja dan penghitungan suara akan dilaksanakan pada tanggal 17 Agustus 2019 pukul 09.00 Waktu Moscow atau sekitar pukul 13.00 WIB. Pada penghitungan suara nanti KBRI pun mempersilahkan kepada masyarakat Indonesia untuk ikut hadir dan mengikuti prosesnya. Mengajak masyarakat memiliki catatan sejarah dimana telah mengikuti jalannya pemungutan suara hingga penghitungan.
Pesta demokrasi telah dimulai sejak pukul 08.00 hingga 18.00 Waktu Moscow. Bertempat di KBRI Moscow lantai 1 di Ulitsa Novokuznetskaya 12, Moscow.
Sebanyak 1042 orang yang tercatat sebagai DPT (Daftar Pemilih Tetap) di Kota Moscow yang terdiri dari 507 di TPS dan 513 melalui pos dan sekitar 60 an tambahan.
Dari 507 DPT TPS hanya sebanyak 370 surat suara yang telah menggunakan hak suaranya atau sejumlah 65,2% dari DPT yang sudah terdaftar.
Pemilu yang dilaksanakan setiap 5 tahun sekali selalu membuat masyarakat sangat antusias dalam memberikan hak suaranya kepada pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden serta anggota DPR RI. Tidak terlebih pada mahasiswa indonesia di Kota Moscow ada sejumlah 169 orang yang hampir 90% nya mereka turut menggunakan hak suaranya. Adapun beberapa mahasiswa dan masyarakat Indonesia yang tidak menggunakan hak suaranya untuk kemajuan Indonesia yang jujur dan adik disebabkan individu tersebut harus berangkat keluar Kota Moscow. Selama berlangsungnya pesta demokrasi di KBRI Moscow berjalan dengan lancar tanpa ada keributan dan intervensi dari pihak manapun untuk memilih calon anggota DPR RI Wilayah Jakarta II, Calon Presiden maupun Calon Wakil Presiden.
Meskipun suhu kota Moscow dingin yaitu 1 derajad tidak menyurutkan niat masyarakat untuk menggunakan hak suaranya. Tidak hanya Tenaga Kerja Wanita, Professional dan Mahasiswa Indonesia di Moscow. Pelaksanaan pemilu dilakukan di KBRI Moscow tidak menyababkan antrean yang panjang dan lama. Mungkin karena masyarakat Indonesia yang tidak sebanyak warga negara lainnya yang ada di Russia.
Sebanyak 507 DPT yang menggunakan hak suara mereka. Hanya 307 orang Indonesia yang menggunakan suaranya dikarenakan beberapa orang yang sudah terlanjur membeli tiket pulang ke Indonesia atau sedang ada kendala lainnya tidak hadir ke KBRI untuk menggunakan hak suara sebagai warga negara Indoensia yang baik.
Selesai mencoblos siapa kandidat yang telah dipikiri dalam waktu belakang ini akhirnya masyarakat Indonesia yang tinggal di Rusia dapat menikmati santapan nusantara di KBRI.
"Pemungutan suara periode ini sangatlah istimewa karena bukan hanya memilih anggota legislatif saja melainkan memilih presiden dan wakil presiden. Pelaksanaan pemungutan suara ini pun berjalan lancar seperti 5 tahun yang lalu yaitu tahun 2014," tutur Ade Irma Elvira sebagai Ketua Perhimpunan Mahasiswa Indonesia di Kota Moscow yang telah menggunakan hak suaranya sebanyak 2 kali di kota ini.
Ade bercerita bahwa 5 tahun lalu dia sempat memberikan hak pilihnya pada pemilu legislatif dan presiden seusai sidang disertasi masternya dan kali ini dia memberikan hak suaranya seusai praktik penelitiannya.
"Meski kota Moscow dingin dan turun salju lagi. Tidak menyurutkan niat saya dan tetap bersemangat untuk hadir dan menggunakan hak suaranya. Dimana saya mengingat 5 tahun lalu saya pernah memilih calon presiden dan wakil saat saya selesai ujian disertasi dan kali ini saya lakukan selesai kerja praktik di kampus," lanjut Ade.
Selain Mahasiswa Indonesia yang berada di Kota Moscow juga hadir mahasiswa yang berada di Kota Kazan untuk memberikan hak suaranya, Pekerja professional di spa, dan tenaga kerja wanita turut dihadiri oleh turis Indonesia yang sedang berkunjung ke Russia.
Biasanya turis yang hadir dan ingin menggunakan hak suaranya sudah membawa A5 (surat mutasi) dari KPU tempat tinggalnya untuk diberikan kepada petugas KPPSLN Moscow. Para turis yang datang dan ingin mencoblos dengan membawa A5 tetap diberi hak-nya dan masuk kepada DPTb (Daftar Pemilih tambahan). Tetapi hanya diberikan 1 kertas suara saja yaitu kertas untuk memilih Presiden dan wakil presiden saja. Atau legislatif dari Jakarta II apabila pemilih tersebut bertempat tingggal di wilayah jakarta Selatan, Jakarta Pusat dan Luar Negeri.
Harapan saya kepada presiden Indonesia tepilih 2019-2024 nanti agar lebih memperhatikan mahasiswa Indonesia di Luar negeri, orang-orang hebat dan peneliti Indonesia yang berada di luar negeri agar kiranya bisa kembali ke Indonesia untuk membangun negeri dan bukan membiaran mereka dalam kondiri nyaman di negara lain” harapan Ade kepada presiden dan wakil presiden Republik Indonesia yang baru untuk Indonesia yang lebih baik lagi. Terakhir Ade menjelaskan bahwa selama ini KBRI telah sangat sering melaksanakan sosialisasi Pemilu dan tetap melibatkan mahasiswa dalam sosialisasi tersebut, tetapi masih saja banyak pemilih masih terlihat bingung karena tidak begitu mengenal Calon Anggota Legislatif (Caleg) karena track recordnya yang tidak terlihat nyata. Berbeda dengan Capres/Cawapres , masyarakat sangat yakin dengan pilihannya karena sedikit banyak telah mengenal lewat debat Capres/Cawapres yang disajikan KPU dan bekerja sama dengan televisi swasta dan di upload di Online atau streaming sehingga masyarakat tiak lagi meraba siapa Capres/Cawapres yang akan dipilih.
Saat ini di KBRI Moscow hanya melaksanakan pemungutan suara saja dan penghitungan suara akan dilaksanakan pada tanggal 17 Agustus 2019 pukul 09.00 Waktu Moscow atau sekitar pukul 13.00 WIB. Pada penghitungan suara nanti KBRI pun mempersilahkan kepada masyarakat Indonesia untuk ikut hadir dan mengikuti prosesnya. Mengajak masyarakat memiliki catatan sejarah dimana telah mengikuti jalannya pemungutan suara hingga penghitungan.