Ade mencetus kegiatan I’tikaf sejak tahun lalu hngga saat ini. Menurutnya bulan Ramadhan adalah bulan yang paling mulia dari seribu bulan dimana bulan tersebut terbukanya pintu doa untuk setiap hamba-Nya dan sesuai dengan janji Allah bahwa Dia tidak akan bisa menolak doa para hamba-Nya yang bermunajat.
\"Sebagai mahasiswa yang jauh dari tanah air dan ramadhan bertepatan dengan masa-masa menjelang ujian sehingga tepat sekali diadakan kegiatan ini yang gunanya untuk merefreshing diri kami antara kuliah, ujian dan ibadah. Dimana kita yang rindu suasana ramadhan dapat kita ciptakan sendiri disini meski dalam keadaan ujian dan pada saat ramadhan pintu langit terbuka luas sehingga sangat disayangkan jika kita tidak menggunakan waktu yang paling istimewa ini untuk bermunajat,\" ujar Ade.
Memang terbukti selama mengikuti i’tikaf ini kita jadi lebih tenang menghadapi ujian dan ibadah bisa khusu’, karena kita bisa bermunajat di rumah Allah pada waktu yang baik pula†Seorang mahasiswa yang tidak pernah berhenti mengikuti I’tikaf.
Kegiatan i’tikaf dilakukan 1 kali dalam seminggu karena hari biasa mahasiswa khusus fokus pada kuliah masing-masing. Mahasiswa tetap bisa ibadah meski masa kuliah dan ujian di depan mata.
I’tikaf dilakukan setiap malam minggu selepas ba’da isya sehingga selama 1 bulan ramadhan para mahasiswa hanya bisa menikmati i’tikaf 4x dalam sebulan. Unuk hidangan sahur, mahasiswa tidak perlu memikirkan akan makan apa karena ada saja hamba Allah yang membantu berjalannya kegiatan ini berlangsung.
Pada malam terakhirnya kegiatan i’tikaf ini sangat spesial karena mahasiswa telah menghabiskan 30 juzz al-qur’an selama sebulan dan setelah subuh kegiatan dilanjut dengan belajar agama yang dipimpin oleh Rifki. Rifki adalah mahasiswa yang belajar di HSE (High School Economics). Tanpa terasa waktu belajar lebih dari 2 jam atau sekitar jam pukul 05 pagi karena subuh disiini pukul 02.00 waktu setempat.
\"Saat kita membaca alquran bersama, saya mendengar ada beberapa dari kita yang salah membacakan ayatnya dan salah berhenti. Sehingga saya ingin sekali teman-teman disini bukan hanya sekedar mengenal huruf hijaiyah tetapi juga ingin membuat teman-teman bisa membaca dengn benar atau lebih dari itu yaitu mencintai qur’an,\" tutur Rifki yaitu mahasiswa S2 di HSE. " itemprop="description"/>
Ade mencetus kegiatan I’tikaf sejak tahun lalu hngga saat ini. Menurutnya bulan Ramadhan adalah bulan yang paling mulia dari seribu bulan dimana bulan tersebut terbukanya pintu doa untuk setiap hamba-Nya dan sesuai dengan janji Allah bahwa Dia tidak akan bisa menolak doa para hamba-Nya yang bermunajat.
\"Sebagai mahasiswa yang jauh dari tanah air dan ramadhan bertepatan dengan masa-masa menjelang ujian sehingga tepat sekali diadakan kegiatan ini yang gunanya untuk merefreshing diri kami antara kuliah, ujian dan ibadah. Dimana kita yang rindu suasana ramadhan dapat kita ciptakan sendiri disini meski dalam keadaan ujian dan pada saat ramadhan pintu langit terbuka luas sehingga sangat disayangkan jika kita tidak menggunakan waktu yang paling istimewa ini untuk bermunajat,\" ujar Ade.
Memang terbukti selama mengikuti i’tikaf ini kita jadi lebih tenang menghadapi ujian dan ibadah bisa khusu’, karena kita bisa bermunajat di rumah Allah pada waktu yang baik pula†Seorang mahasiswa yang tidak pernah berhenti mengikuti I’tikaf.
Kegiatan i’tikaf dilakukan 1 kali dalam seminggu karena hari biasa mahasiswa khusus fokus pada kuliah masing-masing. Mahasiswa tetap bisa ibadah meski masa kuliah dan ujian di depan mata.
I’tikaf dilakukan setiap malam minggu selepas ba’da isya sehingga selama 1 bulan ramadhan para mahasiswa hanya bisa menikmati i’tikaf 4x dalam sebulan. Unuk hidangan sahur, mahasiswa tidak perlu memikirkan akan makan apa karena ada saja hamba Allah yang membantu berjalannya kegiatan ini berlangsung.
Pada malam terakhirnya kegiatan i’tikaf ini sangat spesial karena mahasiswa telah menghabiskan 30 juzz al-qur’an selama sebulan dan setelah subuh kegiatan dilanjut dengan belajar agama yang dipimpin oleh Rifki. Rifki adalah mahasiswa yang belajar di HSE (High School Economics). Tanpa terasa waktu belajar lebih dari 2 jam atau sekitar jam pukul 05 pagi karena subuh disiini pukul 02.00 waktu setempat.
\"Saat kita membaca alquran bersama, saya mendengar ada beberapa dari kita yang salah membacakan ayatnya dan salah berhenti. Sehingga saya ingin sekali teman-teman disini bukan hanya sekedar mengenal huruf hijaiyah tetapi juga ingin membuat teman-teman bisa membaca dengn benar atau lebih dari itu yaitu mencintai qur’an,\" tutur Rifki yaitu mahasiswa S2 di HSE. "/>
Ade mencetus kegiatan I’tikaf sejak tahun lalu hngga saat ini. Menurutnya bulan Ramadhan adalah bulan yang paling mulia dari seribu bulan dimana bulan tersebut terbukanya pintu doa untuk setiap hamba-Nya dan sesuai dengan janji Allah bahwa Dia tidak akan bisa menolak doa para hamba-Nya yang bermunajat.
\"Sebagai mahasiswa yang jauh dari tanah air dan ramadhan bertepatan dengan masa-masa menjelang ujian sehingga tepat sekali diadakan kegiatan ini yang gunanya untuk merefreshing diri kami antara kuliah, ujian dan ibadah. Dimana kita yang rindu suasana ramadhan dapat kita ciptakan sendiri disini meski dalam keadaan ujian dan pada saat ramadhan pintu langit terbuka luas sehingga sangat disayangkan jika kita tidak menggunakan waktu yang paling istimewa ini untuk bermunajat,\" ujar Ade.
Memang terbukti selama mengikuti i’tikaf ini kita jadi lebih tenang menghadapi ujian dan ibadah bisa khusu’, karena kita bisa bermunajat di rumah Allah pada waktu yang baik pula†Seorang mahasiswa yang tidak pernah berhenti mengikuti I’tikaf.
Kegiatan i’tikaf dilakukan 1 kali dalam seminggu karena hari biasa mahasiswa khusus fokus pada kuliah masing-masing. Mahasiswa tetap bisa ibadah meski masa kuliah dan ujian di depan mata.
I’tikaf dilakukan setiap malam minggu selepas ba’da isya sehingga selama 1 bulan ramadhan para mahasiswa hanya bisa menikmati i’tikaf 4x dalam sebulan. Unuk hidangan sahur, mahasiswa tidak perlu memikirkan akan makan apa karena ada saja hamba Allah yang membantu berjalannya kegiatan ini berlangsung.
Pada malam terakhirnya kegiatan i’tikaf ini sangat spesial karena mahasiswa telah menghabiskan 30 juzz al-qur’an selama sebulan dan setelah subuh kegiatan dilanjut dengan belajar agama yang dipimpin oleh Rifki. Rifki adalah mahasiswa yang belajar di HSE (High School Economics). Tanpa terasa waktu belajar lebih dari 2 jam atau sekitar jam pukul 05 pagi karena subuh disiini pukul 02.00 waktu setempat.
\"Saat kita membaca alquran bersama, saya mendengar ada beberapa dari kita yang salah membacakan ayatnya dan salah berhenti. Sehingga saya ingin sekali teman-teman disini bukan hanya sekedar mengenal huruf hijaiyah tetapi juga ingin membuat teman-teman bisa membaca dengn benar atau lebih dari itu yaitu mencintai qur’an,\" tutur Rifki yaitu mahasiswa S2 di HSE. "/>
Tanggal 01 Juni adalah hari terakhir mahasiswa Indonesia Kota Moscow, Russia melakukan I’tikaf di Musholah KBRI.
I’tikaf adalah kegiatan ibadah untuk mendekatkan diri kepada sang Khaliq dengan cara membaca al-qur’an, berdzikir dan lainnya.
Ada sekitar 18 orang mahasiswa setiap minggunya malaksanakan i’tikaf di musholah KBRI yang diselenggarakan oleh Perhimpunan Mahasiswa Indonesia di Kota Moscow yang bekerja sama dengan KBRI dan HPII.
Kegiatan ini dimulai sejak berbuka puasa bersama yang di isi dengan tausiah atau diskusi oleh HPII (Himpunan Persaudaraan Islam Indonesia). Dimana sebelum memulai tausiah biasanya dilakukan membaca al-qur’an oleh mahasiswa Indonesia kemudia dilanjut dengan tausiah atau diskusi. Ketika addzan magrib berkumandang maka dilanjut dengan berbuka bersama.
Tidak hanya berbuka puasa bersama saja tetapi dilanjut dengan sholat isya dan tarawih bersama di musholah. Setelah selesai sholat langsung dilanjut dengan i’tikaf.
"Kegiatan i’tikaf ini biasanya kami membagi tiap orang adalah 1 juzz agar terbiasa mengulang membaca al-qur’an. Terget diawal kami bisa khatam al-qur’an sebanyak 2x dalam 1 bulan tetapi ternyata tidak bisa sehingga kami baru menyelesaikan bacaan kami pada malamterakhir," Tutur Ade Irma Elvira sebagai Ketua Perhimpunan Mahasiswa Indonesia di Moscow.
Ade mencetus kegiatan I’tikaf sejak tahun lalu hngga saat ini. Menurutnya bulan Ramadhan adalah bulan yang paling mulia dari seribu bulan dimana bulan tersebut terbukanya pintu doa untuk setiap hamba-Nya dan sesuai dengan janji Allah bahwa Dia tidak akan bisa menolak doa para hamba-Nya yang bermunajat.
"Sebagai mahasiswa yang jauh dari tanah air dan ramadhan bertepatan dengan masa-masa menjelang ujian sehingga tepat sekali diadakan kegiatan ini yang gunanya untuk merefreshing diri kami antara kuliah, ujian dan ibadah. Dimana kita yang rindu suasana ramadhan dapat kita ciptakan sendiri disini meski dalam keadaan ujian dan pada saat ramadhan pintu langit terbuka luas sehingga sangat disayangkan jika kita tidak menggunakan waktu yang paling istimewa ini untuk bermunajat," ujar Ade.
Memang terbukti selama mengikuti i’tikaf ini kita jadi lebih tenang menghadapi ujian dan ibadah bisa khusu’, karena kita bisa bermunajat di rumah Allah pada waktu yang baik pula†Seorang mahasiswa yang tidak pernah berhenti mengikuti I’tikaf.
Kegiatan i’tikaf dilakukan 1 kali dalam seminggu karena hari biasa mahasiswa khusus fokus pada kuliah masing-masing. Mahasiswa tetap bisa ibadah meski masa kuliah dan ujian di depan mata.
I’tikaf dilakukan setiap malam minggu selepas ba’da isya sehingga selama 1 bulan ramadhan para mahasiswa hanya bisa menikmati i’tikaf 4x dalam sebulan. Unuk hidangan sahur, mahasiswa tidak perlu memikirkan akan makan apa karena ada saja hamba Allah yang membantu berjalannya kegiatan ini berlangsung.
Pada malam terakhirnya kegiatan i’tikaf ini sangat spesial karena mahasiswa telah menghabiskan 30 juzz al-qur’an selama sebulan dan setelah subuh kegiatan dilanjut dengan belajar agama yang dipimpin oleh Rifki. Rifki adalah mahasiswa yang belajar di HSE (High School Economics). Tanpa terasa waktu belajar lebih dari 2 jam atau sekitar jam pukul 05 pagi karena subuh disiini pukul 02.00 waktu setempat.
"Saat kita membaca alquran bersama, saya mendengar ada beberapa dari kita yang salah membacakan ayatnya dan salah berhenti. Sehingga saya ingin sekali teman-teman disini bukan hanya sekedar mengenal huruf hijaiyah tetapi juga ingin membuat teman-teman bisa membaca dengn benar atau lebih dari itu yaitu mencintai qur’an," tutur Rifki yaitu mahasiswa S2 di HSE.
Tanggal 01 Juni adalah hari terakhir mahasiswa Indonesia Kota Moscow, Russia melakukan I’tikaf di Musholah KBRI.
I’tikaf adalah kegiatan ibadah untuk mendekatkan diri kepada sang Khaliq dengan cara membaca al-qur’an, berdzikir dan lainnya.
Ada sekitar 18 orang mahasiswa setiap minggunya malaksanakan i’tikaf di musholah KBRI yang diselenggarakan oleh Perhimpunan Mahasiswa Indonesia di Kota Moscow yang bekerja sama dengan KBRI dan HPII.
Kegiatan ini dimulai sejak berbuka puasa bersama yang di isi dengan tausiah atau diskusi oleh HPII (Himpunan Persaudaraan Islam Indonesia). Dimana sebelum memulai tausiah biasanya dilakukan membaca al-qur’an oleh mahasiswa Indonesia kemudia dilanjut dengan tausiah atau diskusi. Ketika addzan magrib berkumandang maka dilanjut dengan berbuka bersama.
Tidak hanya berbuka puasa bersama saja tetapi dilanjut dengan sholat isya dan tarawih bersama di musholah. Setelah selesai sholat langsung dilanjut dengan i’tikaf.
"Kegiatan i’tikaf ini biasanya kami membagi tiap orang adalah 1 juzz agar terbiasa mengulang membaca al-qur’an. Terget diawal kami bisa khatam al-qur’an sebanyak 2x dalam 1 bulan tetapi ternyata tidak bisa sehingga kami baru menyelesaikan bacaan kami pada malamterakhir," Tutur Ade Irma Elvira sebagai Ketua Perhimpunan Mahasiswa Indonesia di Moscow.
Ade mencetus kegiatan I’tikaf sejak tahun lalu hngga saat ini. Menurutnya bulan Ramadhan adalah bulan yang paling mulia dari seribu bulan dimana bulan tersebut terbukanya pintu doa untuk setiap hamba-Nya dan sesuai dengan janji Allah bahwa Dia tidak akan bisa menolak doa para hamba-Nya yang bermunajat.
"Sebagai mahasiswa yang jauh dari tanah air dan ramadhan bertepatan dengan masa-masa menjelang ujian sehingga tepat sekali diadakan kegiatan ini yang gunanya untuk merefreshing diri kami antara kuliah, ujian dan ibadah. Dimana kita yang rindu suasana ramadhan dapat kita ciptakan sendiri disini meski dalam keadaan ujian dan pada saat ramadhan pintu langit terbuka luas sehingga sangat disayangkan jika kita tidak menggunakan waktu yang paling istimewa ini untuk bermunajat," ujar Ade.
Memang terbukti selama mengikuti i’tikaf ini kita jadi lebih tenang menghadapi ujian dan ibadah bisa khusu’, karena kita bisa bermunajat di rumah Allah pada waktu yang baik pula†Seorang mahasiswa yang tidak pernah berhenti mengikuti I’tikaf.
Kegiatan i’tikaf dilakukan 1 kali dalam seminggu karena hari biasa mahasiswa khusus fokus pada kuliah masing-masing. Mahasiswa tetap bisa ibadah meski masa kuliah dan ujian di depan mata.
I’tikaf dilakukan setiap malam minggu selepas ba’da isya sehingga selama 1 bulan ramadhan para mahasiswa hanya bisa menikmati i’tikaf 4x dalam sebulan. Unuk hidangan sahur, mahasiswa tidak perlu memikirkan akan makan apa karena ada saja hamba Allah yang membantu berjalannya kegiatan ini berlangsung.
Pada malam terakhirnya kegiatan i’tikaf ini sangat spesial karena mahasiswa telah menghabiskan 30 juzz al-qur’an selama sebulan dan setelah subuh kegiatan dilanjut dengan belajar agama yang dipimpin oleh Rifki. Rifki adalah mahasiswa yang belajar di HSE (High School Economics). Tanpa terasa waktu belajar lebih dari 2 jam atau sekitar jam pukul 05 pagi karena subuh disiini pukul 02.00 waktu setempat.
"Saat kita membaca alquran bersama, saya mendengar ada beberapa dari kita yang salah membacakan ayatnya dan salah berhenti. Sehingga saya ingin sekali teman-teman disini bukan hanya sekedar mengenal huruf hijaiyah tetapi juga ingin membuat teman-teman bisa membaca dengn benar atau lebih dari itu yaitu mencintai qur’an," tutur Rifki yaitu mahasiswa S2 di HSE.