Upaya perlindungan diri para dokter dan tenaga medis agar terhindar dari Covid-19 tidak membuat mereka langsung terbesar dari resiko terinfeksi. Kondisi kesehatan yang langsung menurun dalam hitungan hari menjadi salah satu mimpi buruk bagi yang terkena.
Hal ini disampaikan dr Ulul Albab, SpOG dalam program Bincang Sehat bertajuk "Kisah. Dokter Penyintas Covid", yang digelar Kantor Berita Politik RMOL, Jumat, (19/2). Ia berbagi pengalaman saat terkena virus tersebut.
"Saya kerja di rumah sakit umum daerah. Dalam sehari saya bisa melayani 30 hingga 50 ibu hamil. Sehingga saya tidak benar-benar tahu saya terpapar dari siapa," ujarnya.
Namun karena terlalu lelah bekerja sehingga bisa jadi sistem imun sedang tidak baik, terlebih kurangnya aktivitas fisik serta bertemu banyak pasien setiap hari, sehingga pada saat itu Ulul berada dalam kondisi sangat rentan terpapar Covid-19, meski sudah mematuhi protokol kesehatan sebaik mungkin.
"Mulanya hanya gejala batuk biasa tanpa demam atau gangguan penciuman. Saya kita hanya batuk biasa, namun lama kelamaan semakin berat dan semakin sesak," jelas Ulul.
"Lalu awalnya saya yang bisa berjalan biasa, tiba-tiba terasa berat saat berjalan," sambungnya.
Dia pun bergegas melakukan pemeriksaan radiologis dan menemukan bahwa fungsi paru-parunya kurang baik.
"Saat itu saya berjalan lima meter pun kesulitan, akhirnya dibantu pakai oksigen dan dilarikan ke rumah sakit yang lebih besar," ujar Ulul.
Setelah dilarikan ke ruma sakit, Ulul menghabiskan waktu total 22 hari perawatan. Hanya dalam hitungan hari, kondisinya memburuk seketiika bahkan hingga tidak sadarkan diri.
"Sekitar 14 hari saya perawatan intensif karena mengalami gejala berat dan sekitar hampir satu minggu diberikan tindakan intubasi, dibuat tidak sadarkan diri atau dibuat mati tanda kutip. Patu-paru diistirahatkan. Dalam kondisi ini kemungkin untuk bertahan hidup dippertaruhkan," ungkap Ulul.
Namun pada akhirnya kondisi Ulul bisa membaik dan perlahan pulih dari gejala buruk yang diakibatkan oleh Covid-19.
"Sebagai survivor Covid-19, saya merasa mendapat kehidupan kedua," ujar Ulul.
Setelah melalui pengubatan dan pemulihan, Ulul kembali menjalani tugasnya sebagai dokter. Dia semakin aktif dan gencar menyuarakan soal. bahaya Covid-19 ke masyarakat.
"Siapa tahu pengalaman saya bisa jadi inspirasi bahwa Covid-19 itu ada, nyata dan berbahaya. Bukan agar kita takut, tapi agar kita. waspada. Caranya adalah dengan melindungi diri, meneapkan protokol kesehatan dengan baik," tandasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved