Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) akan mencari format terbaik berkaitan dengan Natal 2021 dan Tahun Baru 2022.
Hal ini dilakukan untuk mencegah potensi munculnya gelombang ketiga pandemi covid-19 di Sumatera Utara.
"Dia kan libur. Itu bukan hanya kaum Nasrani saja. Justru kaum Nasrani banyak di rumah dia itu berdoa. Yang kita antisipasi adalah orang yang memanfaatkan libur inilah yang akan kita batasi, kita akan cari formatnya bersama Kapolda dan Pangdam bagaimana ini pengaturannya," katanya, Jumat (5/11/2021).
Edy Rahmayadi memastikan akan ada pembatasan-pembatasan yang akan diterapkan terkait libur natal dan tahun baru tersebut. Ia memastikan pembatasan ini sepenuhnya untuk langkah pencegahan potensi penyebaran covid-19 dan tidak bersifat tendensius pada kegiatan ibadah agama tertentu.
"Kita cari formatnya. Supaya orang menjadi tak salah, jangan nanti orang mau ke Gereja jadi tidak bisa jadi salah," ungkapnya.
Gubernur memastikan formula pembatasan-pembatasan tersebut nantinya akan dipandang dari sisi yang universal berkaitan dengan penanggulangan covid-19. Dengan demikian, pembatasan tersebut tidak menyulitkan kegiatan ibadah bagi umat Nasrani.
"Bukan hanya kaum Nasrani, contoh, kemarin datang itu Tuan Guru Besilam yang soal Haul. Itu Haul itu sampai puluhan ribu itu. Saya bilang jangan, sehingga Haul tahun ini kebetulan bersamaan 25 Desember itu ditiadakan. Itu panjang perdebatan, tapi ini covid jadi banyak kegiatan yang memang ditunda. Ini untuk kita," sebutnya.
Agustus 2021 lalu kata Edy, jumlah terkonfirmasi covid-19 di Sumut mencapai 2.042 orang, sementara saat ini hanya 12 orang.
"Ini yang harus kita pertahankan," pungkasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved