Status tanggap darurat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah Sumsel yang sebelumnya hanya sampai 31 Oktober terpaksa diperpanjang sampai 10 Nonember mendatang.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel Iriansyah, mundurnya perkiraan turunnya hujan yang sebelumnya pada dasarian I Oktober menjadi dasarian III menjadi salah satu alasan perpanjangan status tanggap darurat dan kondisi Sumsel saat ini juga berbeda dengan 5 provinsi lain yang sama-sama berjibaku dengan karhutla.
Dengan perpanjangan masa tanggap darurat artinya bantuan peralatan dan personel dari pusat belum akan ditarik lagi ke pusat. Supaya penanggulangan karhutla masih bisa dilakukan hingga kemarau selesai,” kata Iriansyah seperti dimuat RMOLSumsel.
Sementara itu Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan BPBD Sumsel Ansori mengatakan, karhutla tahun ini merupakan yang paling parah sejak tiga tahun terakhir. Namun meski belum dievaluasi secara detil, kondisi ini masih di bawah dari pada 2015.
Selain personel dan peralatan, kita juga minta anggaran diperpanjang karena sampai 31 Oktober anggaran kita habis. Padahal karhutla masih terjadi,” pungkasnya.[R]
" itemprop="description"/>Status tanggap darurat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah Sumsel yang sebelumnya hanya sampai 31 Oktober terpaksa diperpanjang sampai 10 Nonember mendatang.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel Iriansyah, mundurnya perkiraan turunnya hujan yang sebelumnya pada dasarian I Oktober menjadi dasarian III menjadi salah satu alasan perpanjangan status tanggap darurat dan kondisi Sumsel saat ini juga berbeda dengan 5 provinsi lain yang sama-sama berjibaku dengan karhutla.
Dengan perpanjangan masa tanggap darurat artinya bantuan peralatan dan personel dari pusat belum akan ditarik lagi ke pusat. Supaya penanggulangan karhutla masih bisa dilakukan hingga kemarau selesai,” kata Iriansyah seperti dimuat RMOLSumsel.
Sementara itu Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan BPBD Sumsel Ansori mengatakan, karhutla tahun ini merupakan yang paling parah sejak tiga tahun terakhir. Namun meski belum dievaluasi secara detil, kondisi ini masih di bawah dari pada 2015.
Selain personel dan peralatan, kita juga minta anggaran diperpanjang karena sampai 31 Oktober anggaran kita habis. Padahal karhutla masih terjadi,” pungkasnya.[R]
"/>Status tanggap darurat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah Sumsel yang sebelumnya hanya sampai 31 Oktober terpaksa diperpanjang sampai 10 Nonember mendatang.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel Iriansyah, mundurnya perkiraan turunnya hujan yang sebelumnya pada dasarian I Oktober menjadi dasarian III menjadi salah satu alasan perpanjangan status tanggap darurat dan kondisi Sumsel saat ini juga berbeda dengan 5 provinsi lain yang sama-sama berjibaku dengan karhutla.
Dengan perpanjangan masa tanggap darurat artinya bantuan peralatan dan personel dari pusat belum akan ditarik lagi ke pusat. Supaya penanggulangan karhutla masih bisa dilakukan hingga kemarau selesai,” kata Iriansyah seperti dimuat RMOLSumsel.
Sementara itu Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan BPBD Sumsel Ansori mengatakan, karhutla tahun ini merupakan yang paling parah sejak tiga tahun terakhir. Namun meski belum dievaluasi secara detil, kondisi ini masih di bawah dari pada 2015.
Selain personel dan peralatan, kita juga minta anggaran diperpanjang karena sampai 31 Oktober anggaran kita habis. Padahal karhutla masih terjadi,” pungkasnya.[R]
"/>