Adapun teori dari Sun Tzu menyebutkan, jika musuhmu tidur, ganggu dia. Jika bangun dan mengejar, maka larilah. Begitu sebaliknya, jika tidak mengejar saat diganggu, maka kejarlah musuh.
Maksud dari kandungan Sun Tzu, jelas Teguh, jika belum memiliki kekuatan maka jangan ganggu siapapun. Hal ini biasa dikerjakan atau dijalankan oleh negara China dan Korea Utara dimana dalam dua dekade terakhir, negara tersebut menjadi negara yang kuat dan sangat diperhitungkan.
Sekjen Perhimpunan Persahabatan Indonesia Korea Utara ini melihat, model Sun Tzu dilakukan oleh Prabowo ketika memaparkan konsep bagaimana membangun pertahanan negara pada saat debat capres keempat.
\"Prabowo bergerak dari dalam. Dia bicara soal pembenahan sistemik dulu, bicara soal pembersihan lembaga-lembaga negara, atau intinya Prabowo bicara negara akan kuat jika aparatnya kuat, tidak ada jual beli jabatan,\" ujarnya.
Karena dalam demokrasi, jelasnya, idealnya ialah civil society dan aparatusnya sama-sama kuat. Bukan aparatus kuat dan civil society lemah. Hal itu yang dinamakan negara otoritarian.[R]" itemprop="description"/>
Adapun teori dari Sun Tzu menyebutkan, jika musuhmu tidur, ganggu dia. Jika bangun dan mengejar, maka larilah. Begitu sebaliknya, jika tidak mengejar saat diganggu, maka kejarlah musuh.
Maksud dari kandungan Sun Tzu, jelas Teguh, jika belum memiliki kekuatan maka jangan ganggu siapapun. Hal ini biasa dikerjakan atau dijalankan oleh negara China dan Korea Utara dimana dalam dua dekade terakhir, negara tersebut menjadi negara yang kuat dan sangat diperhitungkan.
Sekjen Perhimpunan Persahabatan Indonesia Korea Utara ini melihat, model Sun Tzu dilakukan oleh Prabowo ketika memaparkan konsep bagaimana membangun pertahanan negara pada saat debat capres keempat.
\"Prabowo bergerak dari dalam. Dia bicara soal pembenahan sistemik dulu, bicara soal pembersihan lembaga-lembaga negara, atau intinya Prabowo bicara negara akan kuat jika aparatnya kuat, tidak ada jual beli jabatan,\" ujarnya.
Karena dalam demokrasi, jelasnya, idealnya ialah civil society dan aparatusnya sama-sama kuat. Bukan aparatus kuat dan civil society lemah. Hal itu yang dinamakan negara otoritarian.[R]"/>
Adapun teori dari Sun Tzu menyebutkan, jika musuhmu tidur, ganggu dia. Jika bangun dan mengejar, maka larilah. Begitu sebaliknya, jika tidak mengejar saat diganggu, maka kejarlah musuh.
Maksud dari kandungan Sun Tzu, jelas Teguh, jika belum memiliki kekuatan maka jangan ganggu siapapun. Hal ini biasa dikerjakan atau dijalankan oleh negara China dan Korea Utara dimana dalam dua dekade terakhir, negara tersebut menjadi negara yang kuat dan sangat diperhitungkan.
Sekjen Perhimpunan Persahabatan Indonesia Korea Utara ini melihat, model Sun Tzu dilakukan oleh Prabowo ketika memaparkan konsep bagaimana membangun pertahanan negara pada saat debat capres keempat.
\"Prabowo bergerak dari dalam. Dia bicara soal pembenahan sistemik dulu, bicara soal pembersihan lembaga-lembaga negara, atau intinya Prabowo bicara negara akan kuat jika aparatnya kuat, tidak ada jual beli jabatan,\" ujarnya.
Karena dalam demokrasi, jelasnya, idealnya ialah civil society dan aparatusnya sama-sama kuat. Bukan aparatus kuat dan civil society lemah. Hal itu yang dinamakan negara otoritarian.[R]"/>
Dalam paparan soal pertahanan negara saat debat capres keempat, Prabowo Subianto dianggap melakukan pendekatan dengan ilmu Sun Tzu.
Begitu peniliaian pengamat internasional, Teguh Santosa saat menjadi pembicara ngopi bareng di seberang istana yang diselenggarakan Kedai Kopi, di Resto Ajag Ijig, Jakarta, Kamis (4/4/2019).
"Dia (Prabowo) bergerak melihat kekuatan negara mulai dari dalam, ini sebaik-baiknya orang," kata Teguh.
Adapun teori dari Sun Tzu menyebutkan, jika musuhmu tidur, ganggu dia. Jika bangun dan mengejar, maka larilah. Begitu sebaliknya, jika tidak mengejar saat diganggu, maka kejarlah musuh.
Maksud dari kandungan Sun Tzu, jelas Teguh, jika belum memiliki kekuatan maka jangan ganggu siapapun. Hal ini biasa dikerjakan atau dijalankan oleh negara China dan Korea Utara dimana dalam dua dekade terakhir, negara tersebut menjadi negara yang kuat dan sangat diperhitungkan.
Sekjen Perhimpunan Persahabatan Indonesia Korea Utara ini melihat, model Sun Tzu dilakukan oleh Prabowo ketika memaparkan konsep bagaimana membangun pertahanan negara pada saat debat capres keempat.
"Prabowo bergerak dari dalam. Dia bicara soal pembenahan sistemik dulu, bicara soal pembersihan lembaga-lembaga negara, atau intinya Prabowo bicara negara akan kuat jika aparatnya kuat, tidak ada jual beli jabatan," ujarnya.
Karena dalam demokrasi, jelasnya, idealnya ialah civil society dan aparatusnya sama-sama kuat. Bukan aparatus kuat dan civil society lemah. Hal itu yang dinamakan negara otoritarian.[R]
Dalam paparan soal pertahanan negara saat debat capres keempat, Prabowo Subianto dianggap melakukan pendekatan dengan ilmu Sun Tzu.
Begitu peniliaian pengamat internasional, Teguh Santosa saat menjadi pembicara ngopi bareng di seberang istana yang diselenggarakan Kedai Kopi, di Resto Ajag Ijig, Jakarta, Kamis (4/4/2019).
"Dia (Prabowo) bergerak melihat kekuatan negara mulai dari dalam, ini sebaik-baiknya orang," kata Teguh.
Adapun teori dari Sun Tzu menyebutkan, jika musuhmu tidur, ganggu dia. Jika bangun dan mengejar, maka larilah. Begitu sebaliknya, jika tidak mengejar saat diganggu, maka kejarlah musuh.
Maksud dari kandungan Sun Tzu, jelas Teguh, jika belum memiliki kekuatan maka jangan ganggu siapapun. Hal ini biasa dikerjakan atau dijalankan oleh negara China dan Korea Utara dimana dalam dua dekade terakhir, negara tersebut menjadi negara yang kuat dan sangat diperhitungkan.
Sekjen Perhimpunan Persahabatan Indonesia Korea Utara ini melihat, model Sun Tzu dilakukan oleh Prabowo ketika memaparkan konsep bagaimana membangun pertahanan negara pada saat debat capres keempat.
"Prabowo bergerak dari dalam. Dia bicara soal pembenahan sistemik dulu, bicara soal pembersihan lembaga-lembaga negara, atau intinya Prabowo bicara negara akan kuat jika aparatnya kuat, tidak ada jual beli jabatan," ujarnya.
Karena dalam demokrasi, jelasnya, idealnya ialah civil society dan aparatusnya sama-sama kuat. Bukan aparatus kuat dan civil society lemah. Hal itu yang dinamakan negara otoritarian.