Persoalan pupuk yang mahal dan kelangkaan pupuk bersubsidi di Sumatera Utara menjadi poin utama yang disampaikan oleh relawan Bara JP Sumatera Utara saat bertemu dengan Presiden Joko Widodo.
Ketua Bara JP Sumatera Utara, Heryanson Munthe mengatakan persoalan ini menjadi sangat penting, mengingat saat ini petani di Sumatera Utara sangat mengeluh atas ketersediaan pupuk untuk menunjang usaha pertanian mereka.
"Pendalaman kita di berbagai daerah, harga pupuk mengalami kenaikan 20 hingga 40 persen. Bukan hanya pupuk, namun obat-obatan pertanian juga. Ini membuat petani kita menjerit," kata Heryanson kepada wartawan usai pertemuan tersebut di Hotel JW Marriot Medan, Jumat (5/2/2022).
Heryanson mengatakan Bara JP Sumatera Utara sangat mengapresiasi pernyataan dari Presiden Joko Widodo yang menyebutkan agar infrastruktur jalan yang menjadi akses bagi para petani untuk mengangkut hasil panen mereka diperbaiki untuk mengurangi biaya pengangkutan. Hal ini menurutnya akan lebih berdampak, jika Presiden juga memberikan perhatian khusus bagi para petani dalam merawat tanaman mereka dengan memastikan ketersediaan pupuk dan obat-obatan pertanian dengan penerapan standart harga.
"Kita berharap pemerintah menerbitkan regulasi sama seperti yang diterapkan di apotek, pemerintah harus berperan aktif mengontrol pupuk dan obat-obatan, bila perlu disiapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) sesuai aturan dan undang-undang yang berlaku," ujarnya.
Selain persoalan pupuk, dalam pertemuan tersebut kata Heryanson, mereka juga menyerahkan surat tertulis mengenai permasalahan mafia tanah dan premanisme. Eks tanah HGU, perubahan lahan APL di desa Nagori Tongging, lahan pertanian pengungsi Sinabung di Siosar, pemerataan pembangunan, hingga saat ini masih ada jalan di Simalungun, Dolok Silau yang belum pernah menerima jalan aspal.
"Selain itu, dalam tatanan pemerintahan masih dibutuhkan keseriusan aparat dalam melayani masyarakat, agar tagar percuma lapor polisi bisa diperbaiki, itu kira-kira poin pentingnya," ujar Munthe.
Kehadiran Presiden Joko Widodo di Sumatera Utara khususnya Kawasan Danau Toba mendapat perhatian khusus dari relawan.
"Perhatian Presiden Joko Widodo kepada Sumatera Utara, khususnya Kawasan Danau Toba luar biasa, kita berterimakasih untuk itu. Harapan kita, agar program-program yang dilakukan bisa lebih nyata. Seperti program penghijauan, tidak perlu jutaan pohon ditanam, tapi tumbuh hanya beberapa, lebih baik tanam sesuai kemampuan, tapi persentase tumbuhnya tinggi, karena dirawat," ujarnya.
Ia mengaku sudah beberapa tahun melakukan penanaman pohon di Kawasan Danau Toba, Sipiso-piso, tidak banyak, tapi kaliandra yang ditanam tumbuh, dan tidak terbakar lagi.
© Copyright 2024, All Rights Reserved