Ditambahkan oleh Fadli, ACT sudah banyak mengirimkan bantuan ke jalur Gaza. Bantuan tersebut sebagian besar merupakan bantuan makanan dan juga bantuan lain seperti obat-obatan dan lainnya.
\"ACT juga tengah membangun Rumah Keluarga Syuhada berupa Flat. Ini dibangun atas dasar kebutuhan yang mendesak. Karena memang para tentara israel terus menyerang rumah tempat tinggal mereka. Termasuk juga pengadaan listrik, serta Rumah sakit untuk merawat para korban,\" ujarnya.
Sementara itu, Syekh Abdalrahman N.M Murad menjelaskan Israel secara rutin 2-3 tahun sekali melakukan serangan. Sehingga mereka sangat terpukul dan membutuhkan bantuan dari kaum muslimin semua.
\"Masyarakat gaza sangat membutuhkan air bersih dan kebutuhan pangan serta akses perjalanan menuju luar negri,\" tambahnya.
Menurut syekh Abdal, tidak gampang masyarakat melakukan perjalanan keluar negri karena tidak punya akses airport, sehingga saat dalam keadaan sakit tidak mudah keluar dari gaza.
\"Sekarang, gaza dikelilingi oleh tembok lebih dari 100km panjangnya. Bahkan dari lautpun mereka sering diserang. Serangan terjadi dari darat, laut dan udara. Semua fasilitas umum juga diserang oleh tentara Israel tanpa pandang bulu,\" ungkapnya.
ACT sendiri akan lebih banyak lagi melakukan kegiatan kegiatan yang dapat membantu masyarakat gaza untuk dapat bertahan hidup. ACT berharap kondisi ini dapat menggugah rasa empati terhadap kondisi yang terjadi di Gaza Palestina saat ini." itemprop="description"/>
Ditambahkan oleh Fadli, ACT sudah banyak mengirimkan bantuan ke jalur Gaza. Bantuan tersebut sebagian besar merupakan bantuan makanan dan juga bantuan lain seperti obat-obatan dan lainnya.
\"ACT juga tengah membangun Rumah Keluarga Syuhada berupa Flat. Ini dibangun atas dasar kebutuhan yang mendesak. Karena memang para tentara israel terus menyerang rumah tempat tinggal mereka. Termasuk juga pengadaan listrik, serta Rumah sakit untuk merawat para korban,\" ujarnya.
Sementara itu, Syekh Abdalrahman N.M Murad menjelaskan Israel secara rutin 2-3 tahun sekali melakukan serangan. Sehingga mereka sangat terpukul dan membutuhkan bantuan dari kaum muslimin semua.
\"Masyarakat gaza sangat membutuhkan air bersih dan kebutuhan pangan serta akses perjalanan menuju luar negri,\" tambahnya.
Menurut syekh Abdal, tidak gampang masyarakat melakukan perjalanan keluar negri karena tidak punya akses airport, sehingga saat dalam keadaan sakit tidak mudah keluar dari gaza.
\"Sekarang, gaza dikelilingi oleh tembok lebih dari 100km panjangnya. Bahkan dari lautpun mereka sering diserang. Serangan terjadi dari darat, laut dan udara. Semua fasilitas umum juga diserang oleh tentara Israel tanpa pandang bulu,\" ungkapnya.
ACT sendiri akan lebih banyak lagi melakukan kegiatan kegiatan yang dapat membantu masyarakat gaza untuk dapat bertahan hidup. ACT berharap kondisi ini dapat menggugah rasa empati terhadap kondisi yang terjadi di Gaza Palestina saat ini."/>
Ditambahkan oleh Fadli, ACT sudah banyak mengirimkan bantuan ke jalur Gaza. Bantuan tersebut sebagian besar merupakan bantuan makanan dan juga bantuan lain seperti obat-obatan dan lainnya.
\"ACT juga tengah membangun Rumah Keluarga Syuhada berupa Flat. Ini dibangun atas dasar kebutuhan yang mendesak. Karena memang para tentara israel terus menyerang rumah tempat tinggal mereka. Termasuk juga pengadaan listrik, serta Rumah sakit untuk merawat para korban,\" ujarnya.
Sementara itu, Syekh Abdalrahman N.M Murad menjelaskan Israel secara rutin 2-3 tahun sekali melakukan serangan. Sehingga mereka sangat terpukul dan membutuhkan bantuan dari kaum muslimin semua.
\"Masyarakat gaza sangat membutuhkan air bersih dan kebutuhan pangan serta akses perjalanan menuju luar negri,\" tambahnya.
Menurut syekh Abdal, tidak gampang masyarakat melakukan perjalanan keluar negri karena tidak punya akses airport, sehingga saat dalam keadaan sakit tidak mudah keluar dari gaza.
\"Sekarang, gaza dikelilingi oleh tembok lebih dari 100km panjangnya. Bahkan dari lautpun mereka sering diserang. Serangan terjadi dari darat, laut dan udara. Semua fasilitas umum juga diserang oleh tentara Israel tanpa pandang bulu,\" ungkapnya.
ACT sendiri akan lebih banyak lagi melakukan kegiatan kegiatan yang dapat membantu masyarakat gaza untuk dapat bertahan hidup. ACT berharap kondisi ini dapat menggugah rasa empati terhadap kondisi yang terjadi di Gaza Palestina saat ini."/>
Wilayah Palestina dari tahun ke tahun menjadi semakin mengecil dan ini harus menjadi perhatian umat Islam di seluruh dunia. Hal ini disampaikan Kacab ACT Sumut Fadli Septavianra saat memaparkan program ACT 'Marhaban ya Dermawan'. Program ini merupakan program ACT yang ditujukan untuk berbagi keberkahan Ramadhan bersama seluruh umat baik di dalam negeri maupun di luar negeri seperti di Gaza Palestina.
Secara khusus di Gaza menurut Fadli, di awal Ramadhan kemarin, jalur Gaza diserang habis-habisan oleh Israel yang mengakibatkan 27 orang tewas dan 2 diantaranya ibu yang sedang hamil. Bahkan sampai hari ini penduduk di jalur Gaza masih merasakan hal yang menakutkan.
"Ibadah saja mereka masih dibaluti rasa ketakutan. Tidak hanya para penduduk, bahkan kantor berita Turki di Gaza juga terkena roket," katanya, Selasa (14/5/2019).
Ditambahkan oleh Fadli, ACT sudah banyak mengirimkan bantuan ke jalur Gaza. Bantuan tersebut sebagian besar merupakan bantuan makanan dan juga bantuan lain seperti obat-obatan dan lainnya.
"ACT juga tengah membangun Rumah Keluarga Syuhada berupa Flat. Ini dibangun atas dasar kebutuhan yang mendesak. Karena memang para tentara israel terus menyerang rumah tempat tinggal mereka. Termasuk juga pengadaan listrik, serta Rumah sakit untuk merawat para korban," ujarnya.
Sementara itu, Syekh Abdalrahman N.M Murad menjelaskan Israel secara rutin 2-3 tahun sekali melakukan serangan. Sehingga mereka sangat terpukul dan membutuhkan bantuan dari kaum muslimin semua.
"Masyarakat gaza sangat membutuhkan air bersih dan kebutuhan pangan serta akses perjalanan menuju luar negri," tambahnya.
Menurut syekh Abdal, tidak gampang masyarakat melakukan perjalanan keluar negri karena tidak punya akses airport, sehingga saat dalam keadaan sakit tidak mudah keluar dari gaza.
"Sekarang, gaza dikelilingi oleh tembok lebih dari 100km panjangnya. Bahkan dari lautpun mereka sering diserang. Serangan terjadi dari darat, laut dan udara. Semua fasilitas umum juga diserang oleh tentara Israel tanpa pandang bulu," ungkapnya.
ACT sendiri akan lebih banyak lagi melakukan kegiatan kegiatan yang dapat membantu masyarakat gaza untuk dapat bertahan hidup. ACT berharap kondisi ini dapat menggugah rasa empati terhadap kondisi yang terjadi di Gaza Palestina saat ini.
Wilayah Palestina dari tahun ke tahun menjadi semakin mengecil dan ini harus menjadi perhatian umat Islam di seluruh dunia. Hal ini disampaikan Kacab ACT Sumut Fadli Septavianra saat memaparkan program ACT 'Marhaban ya Dermawan'. Program ini merupakan program ACT yang ditujukan untuk berbagi keberkahan Ramadhan bersama seluruh umat baik di dalam negeri maupun di luar negeri seperti di Gaza Palestina.
Secara khusus di Gaza menurut Fadli, di awal Ramadhan kemarin, jalur Gaza diserang habis-habisan oleh Israel yang mengakibatkan 27 orang tewas dan 2 diantaranya ibu yang sedang hamil. Bahkan sampai hari ini penduduk di jalur Gaza masih merasakan hal yang menakutkan.
"Ibadah saja mereka masih dibaluti rasa ketakutan. Tidak hanya para penduduk, bahkan kantor berita Turki di Gaza juga terkena roket," katanya, Selasa (14/5/2019).
Ditambahkan oleh Fadli, ACT sudah banyak mengirimkan bantuan ke jalur Gaza. Bantuan tersebut sebagian besar merupakan bantuan makanan dan juga bantuan lain seperti obat-obatan dan lainnya.
"ACT juga tengah membangun Rumah Keluarga Syuhada berupa Flat. Ini dibangun atas dasar kebutuhan yang mendesak. Karena memang para tentara israel terus menyerang rumah tempat tinggal mereka. Termasuk juga pengadaan listrik, serta Rumah sakit untuk merawat para korban," ujarnya.
Sementara itu, Syekh Abdalrahman N.M Murad menjelaskan Israel secara rutin 2-3 tahun sekali melakukan serangan. Sehingga mereka sangat terpukul dan membutuhkan bantuan dari kaum muslimin semua.
"Masyarakat gaza sangat membutuhkan air bersih dan kebutuhan pangan serta akses perjalanan menuju luar negri," tambahnya.
Menurut syekh Abdal, tidak gampang masyarakat melakukan perjalanan keluar negri karena tidak punya akses airport, sehingga saat dalam keadaan sakit tidak mudah keluar dari gaza.
"Sekarang, gaza dikelilingi oleh tembok lebih dari 100km panjangnya. Bahkan dari lautpun mereka sering diserang. Serangan terjadi dari darat, laut dan udara. Semua fasilitas umum juga diserang oleh tentara Israel tanpa pandang bulu," ungkapnya.
ACT sendiri akan lebih banyak lagi melakukan kegiatan kegiatan yang dapat membantu masyarakat gaza untuk dapat bertahan hidup. ACT berharap kondisi ini dapat menggugah rasa empati terhadap kondisi yang terjadi di Gaza Palestina saat ini.