Kader Partai Golkar Sumatera Utara menuding Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi sebagai sosok yang tidak tau berterima kasih kepada Partai Golkar yang telah mengantarnya menjadi Gubernur saat ini.
Pernyataan ini mereka sampaikan atas aksi Edy Rahmayadi yang beberapa kali membully Partai Golkar.
“Edy Rahmayadi ini didukung partai Golkar hingga bisa jadi Gubernur. Jangan katakan dukungan itu ecek-ecek, Golkar pura-pura mendukung, salah itu,” kata Wakil Ketua DPD Partai Golkar Sumatera Utara, Riza Fakhrumi Tahir dalam video yang diterima redaksi, Jumat (16/9/2022)
Sosok yang kini menjadi Koordinator Bidang Politik, Hukum dan HAM DPD Partai Golkar Sumut ini menjelaskan, pengorbanan Partai Golkar untuk mengusung Edy Rahmayadi pada Pilgubsu 2018 lalu merupakan pengorbanan yang tidak mudah. Sebab, mereka bahkan harus “mengorbankan” dukungan kepada Ngogesa Sitepu yang saat itu menjabat Ketua DPD Golkar Sumatera Utara untuk maju menjadi calon.
“Masih anda (Edy Rahmayadi) sebut Golkar berpura-pura mendukung?. Jutaan kader Golkar dan Simpatisan mendukung Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah. Seluruh organisasi pendiri dan didirikan dan organisasi sayap mendukung ERAMAS. Jadi jangan sekali-kali anda menyebut Golkar berpura-pura mendukung. Malah sebaliknya, anda yang berpura-pura mendukung Golkar,” ujarnya.
Bentuk kepura-puraan Edy mendukung Golkar kata Riza terlihat dari berbagai ucapannya yang mengaku sebagai pengawal Golkar sejak tahun 1987. Hal ini menurutnya hanya sebagai upaya agar seolah-olah Edy Rahmayadi sangat memahami seluk-beluk Golkar.
“Anda katakan bahwa sejak 87 sudah mengawal golkar. Memangnya sejak 87 mengawal, kegolkaran anda lebih hebat dari saya? nggak atau lebih hebat dari kader lain, nggak. Untuk apa anda omong begitu, banyak yang mengawal golkar ini bukan hanya anda sendiri,” sindirnya.
Secara umum kata Riza, sifat Edy ini menunjukkan bahwa dirinya sangat kekanak-kanakan dalam menyikapi dinamika politik yang ada. Salah satu pemicunya yakni kritik atas proyek multiyears bernilai Rp 2,7 triliun yang mereka kritisi. Namun hemat Riza, hal itu tidak menjadi pemicu satu-satunya, melainkan karena Edy Rahmayadi panik wakilnya mampu menjadi pemimpin partai politik besar seperti Golkar.
“Kami menilai Edy sudah menunjukkan sikap tidak bersahabat dengan golkar, tidak ada sebab angon badai tiba-tiba membully dan secara terbuka menunjukkan ketidaksenangannya ke Golkar. Apa hanya gegara 2,7 triliun itu? terlalu kecil. Dan Edy Rahmayadi terlalu kekanak-kanakan kalau hanya karena itu. Kami melihat ini karena beliau panik, pak Musa Rajekshah selaku wakilnya justru mampu menjadi pemimpin partai besar seperti Golkar di Sumatera Utara,” pungkasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved