Tiga tahun kepeimpinan Edy Rahmayadi dan Musa Rajekshah (ERAMAS) pada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) masih menuai banyak kritik.
Pasangan yang mengusung tagline 'Sumut Bermartabat' tersebut dinilai belum memperlihatkan hal nyata untuk mewujudkan tagline mereka tersebut.
Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi sendiri mengakui masih banyak kekurangan mereka selama memimpin Sumatera Utara. Namun ia berkilah, pandemi covid-19 menjadi salah satu penyebab kinerja mereka terganggu baik dalam mencapai pengerjaan fisik maupun non fisik.
"Nanti dipake uang untuk pembangunan, covidnya tak tertangani. Dipake untuk covid, pembangunannya yang tertunda. Covid ini masalah dunia, global, bukan hanya Sumut. 34 Provinsi begitu semua," katanya kepada wartawan, Senin (7/9/2021).
Edy Rahmayadi mengatakan meski dalam situasi pandemi covid-19, namun mereka tetap berupaya bekerja maksimal. Hal ini terlihat dari berbagai perbaikan hal-hal yang sifatnya administratif di Pemprov Sumut. Peningkatan peringkat Pemprov Sumut dalam penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan (SAKIP) dari nomor 33 menjadi 12 secara nasional merupakan bukti dari kinerja mereka.
"Ada perbaikan administrasi, tapi memang itu kan tidak kelihatan seperti bangunan fisik. Ya kalau masih ada orang yang ngomong belum bagus, tahun 2024 lah dia maju jadi gubernur. Bikin yang lebih bagus," ujarnya.
Diketahui ERAMAS genap 3 tahun memimpin Sumatera Utara pada 5 September 2021. Namun berbagai kritik masih kerap dialamatkan kepada mereka atas berbagai kinerja yang dinilai tidak sesuai ekspektasi mereka. Kritikan semakin tajam sebab beberapa program monumental yang digagas Edy Rahmayadi seperti pembangunan Sport Center, pembangunan jalan tol dalam kota (Medan Intra Urban Toll Road/MIUTR) hingga persoalan perombakan pejabat eselon yang belum selesai dalam kurun waktu tersebut.
© Copyright 2024, All Rights Reserved