Kritik terhadap pasangan calon Akhyar Nasution-Salman Alfarisi (AMAN) dan pasangan calon Bobby Nasution-Aulia Rachman yang kerap menggunaan jargon BERKAH muncul dari kalangan akademisi. Kritik ini terkait aksi "balas pantun" tentang dua sosok yang kini bergabung pada tim pemenangan masing-masing yakni Gelmok Samosir pada tim AMAN dan Abdillah pada tim BERKAH. Masing-masing kubu saling sindir karena dua sosok tersebut memiliki riwayat sebagai mantan narapidana. "Entah apa urgensi isu itu digembar-gemborkan. Yang iyanya ini bisa mengulang luka lama, padahal yang disebut-sebut itu sudah menerima ganjaran mereka atas perbuatannya," kata Dr Arifin Saleh Siregar, Jumat (25/9). Arifin menilai Pilkada Medan yang selalu disebut sebagai barometer pemilu di Sumatera Utara seharusnya tidak lagi berkutat pada isu-isu yang tidak berguna seperti itu. Melainkan harus benar-benar menempatkan Pilkada Medan sebagai pemilu yang memiliki marwah tinggi. "Sudah seharusnya dihindari isu-isu begini dan jangan lagi terjebak. Seharusnya mereka adu visi dan misi, program kandidat masing-masing, sehingga nampak yang ditonjolkan itu mendidik masyarakat dalam kaitannya untuk mengajak memilih," ujarnya. Arifin menilai jargon keduanya sudah sangat baik yakni AMAN dengan konsep Medan cantik dan berkarakter dan BERKAH dengan konsep Kolaborasi. Tinggal bagaimana mereka memaparkan masing-masing kepada masyarakt tanpa harus memunculkan hal-hal yang tidak mendidik. "Ketika kedua kubu masuk ke isu-isu picisan dan saling serang latak belakang anggota tim. Pilkada Medan ini justru tidak menarik dan kehilangan substansi," demikian Arifin Saleh Siregar.[R]
Kritik terhadap pasangan calon Akhyar Nasution-Salman Alfarisi (AMAN) dan pasangan calon Bobby Nasution-Aulia Rachman yang kerap menggunaan jargon BERKAH muncul dari kalangan akademisi. Kritik ini terkait aksi "balas pantun" tentang dua sosok yang kini bergabung pada tim pemenangan masing-masing yakni Gelmok Samosir pada tim AMAN dan Abdillah pada tim BERKAH. Masing-masing kubu saling sindir karena dua sosok tersebut memiliki riwayat sebagai mantan narapidana. "Entah apa urgensi isu itu digembar-gemborkan. Yang iyanya ini bisa mengulang luka lama, padahal yang disebut-sebut itu sudah menerima ganjaran mereka atas perbuatannya," kata Dr Arifin Saleh Siregar, Jumat (25/9). Arifin menilai Pilkada Medan yang selalu disebut sebagai barometer pemilu di Sumatera Utara seharusnya tidak lagi berkutat pada isu-isu yang tidak berguna seperti itu. Melainkan harus benar-benar menempatkan Pilkada Medan sebagai pemilu yang memiliki marwah tinggi. "Sudah seharusnya dihindari isu-isu begini dan jangan lagi terjebak. Seharusnya mereka adu visi dan misi, program kandidat masing-masing, sehingga nampak yang ditonjolkan itu mendidik masyarakat dalam kaitannya untuk mengajak memilih," ujarnya. Arifin menilai jargon keduanya sudah sangat baik yakni AMAN dengan konsep Medan cantik dan berkarakter dan BERKAH dengan konsep Kolaborasi. Tinggal bagaimana mereka memaparkan masing-masing kepada masyarakt tanpa harus memunculkan hal-hal yang tidak mendidik. "Ketika kedua kubu masuk ke isu-isu picisan dan saling serang latak belakang anggota tim. Pilkada Medan ini justru tidak menarik dan kehilangan substansi," demikian Arifin Saleh Siregar.© Copyright 2024, All Rights Reserved