Kasus kematian massal ternak babi di Kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang disebabkan terpapar virus African Swone Fever (ASF).
Demikian disampaikan Kepala Balai Veteriner Kota Medan Azfirman. Dari sample yang masuk ke Balai Veteriner ditemukan memang ada virus ASF yang menyerang ternak babi. Sehingga menyebabkan mati mendadak.
"Jadi sampel yang masuk itu diketahui memang ada penyakit ASF, bukan flu babi, ASF penyakit African Swine Fever belum ada vaksinnya," kata Azfirman saat dikonfirmasi, Kamis (1/2).
Azfirman menyebutkan, virus ini tidak menular kepada manusia. Pihaknya juga sudah melakukan sosialisasi kepada para kelompok peternak babi di Simalingkar B Kota Medan.
Dengan demikian, Azfirman mengimbau para peternak agar melakukan penyemprotan disinfektan disekeliling kandang babi. Lalu, mengganti pakaian saat mengurus ternak, misalnya memberi makan atau memandikan ternak.
"Kalau mau masuk itu diusahakan ganti pakaian dan alas kaki, kalaupun menggunakan pakan sisa itu, harus dimasak hingga virusnya mati," ungkapnya.
"Babi yang sehat dan sakit dipisahkan, kemudian, urus babi yang sehat dulu dan ganti pakaian baru urus babi yang sakit," pungkasnya.
Sebelumnya, sebanyak dua ribu ekor ternak babi di Kota Medan dan Deli Serdang mati mendadak diduga karena terpapar flu babi. Akibatnya membuat peternak babi mengalami kerugian capai 8 milar.
Ketua Peternak Babi Indonesia (PBI), Heri Ginting mengatakan, peristiwa babi mati mendadak diduga terpapr flu babi itu sejak bulan September 2024. Pihaknya berharap pemerintah memberikan solusi untuk mengurangi kerugain peternak.
"Total babi yang mati lebih kurang 2000 ekor. Gejalanya flu babi. Untuk kerugian
kalau saya kalikan dengan harga itu kisaran 8 milar," kata Heri Ginting saat dikonfirmasi, Rabu (30/11).
© Copyright 2024, All Rights Reserved