Pihak LG resmi mengkonfirmasi mundurnya mereka dari bisnis ponsel. Pengumuman ini disampaikan setelah rumor dan spekulasi beredar dalam beberapa bulan terakhir.
Dalam keterangan resminya, LG mengatakan tidak akan lagi memproduksi dan menjual ponsel baru. Keputusan untuk menutup bisnis ponselnya telah disetujui oleh dewan direksi LG pada hari ini, Senin (5/4).
"Keputusan strategis LG untuk keluar dari sektor ponsel yang sangat kompetitif akan memungkinkan perusahaan untuk memfokuskan sumber dayanya di area pertumbuhan seperti kendaraan listrik, komponen, perangkat terhubung, rumah pintar, robotika, kecerdasan buatan, dan solusi business-to-business, serta platform dan layanan," kata LG dalam keterangan resminya, seperti dikutip dari The Verge, Senin (5/4/2021).
Keputusan LG yang menutup bisnis ponselnya tak bisa dibilang kabar mengejutkan. Data menyebutkan sejak bertahun lalu, bisnis ponselnya memang sudah babak belur.
Selama bertahun-tahun, tepatnya dari Q2 2015, bisnis ponsel mereka memang selalu merugi. Terakhir, pada 2020, bisnis ponsel LG mencatatkan kerugian sebesar USD 715 juta.
Nasib LG ini berbanding terbalik dengan rival senegaranya, yaitu Samsung, yang masih bisa menguasai pasar ponsel selama beberapa tahun, dan kalaupun tertendang dari posisi teratas, mereka tetap berada pada lima besar.
Pangsa pasar LG secara global saat ini hanya 1%, kalah jauh dari berbagai pabrikan lain. Termasuk jajaran perusahaan asal China yang menguasai pasar ponsel, seperti Oppo, Vivo, Realme, dan Xiaomi. Kemunculan mereka pula yang membuat ponsel LG semakin kalah bersaing karena berani jual murah dengan spek tinggi.
Terakhir kali ponsel LG terjual dengan jumlah yang lumayan dan masuk ke jajaran ponsel terlaris adalah pada 2014, yaitu lewat LG G3 yang terjual sebanyak 10 juta unit, dan pada 2013, saat LG G2 terjual sebanyak 3 juta unit. Praktis setelah itu, tak ada ponsel buatan LG yang masuk ke daftar ponsel terlaris, hanya menjadi bayang-bayang ponsel buatan Apple, Samsung, Huawei, dan pabrikan lainnya. Salah satu pencapaian terbesar LG adalah pada Q3 2013, saat mereka masuk tiga besar market share ponsel di Amerika Serikat.
Bisnis ponsel memang keras. Sudah banyak perusahaan yang menjadi korbannya. Sebut saja BlackBerry dan Nokia, meski memang membandingkan LG dengan kedua perusahaan itu rasanya kurang tepat.
Pasalnya Nokia dan BlackBerry setidaknya sudah pernah mencicipi manisnya bisnis ponsel, alias pernah berjaya pada zamannya. Nokia misalnya, sebelum kehadiran ponsel pintar mereka adalah penguasa pasar. Sayangnya mereka salah langkah saat Google merilis sistem operasi Android.
Saat itu Nokia ngotot menggunakan Symbian dan menolak memakai Android. Kemudian saat sadar langkahnya itu tak tepat, bukannya mulai mengadopsi Android, mereka malah memilih Windows Phone, yang kemudian juga mati karena tak berkembang.
Akhirnya bisnis ponsel Nokia diobral ke Microsoft, dan kemudian berada di tangan HMD Global.
Begitu juga dengan BlackBerry, yang punya masa keemasan pada 2008. Ponsel buatannya banyak dipakai orang. Mereka pun sempat meremehkan kehadiran iPhone yang pertama dirilis pada 2007, yang dianggap oleh Mike Lazaridis dan Jim Balsillie, mantan co CEO BlackBerry, sebagai ponsel mainan.
Namun kemudian BlackBerry juga mati, dan pasarnya diambil oleh perangkat iOS dan Android.
© Copyright 2024, All Rights Reserved