Munculnya rekomendasi sejumlah Ormas Islam yang mengajukan Nama Calon Wali kota Medan sangat menarik dan menjadi perbincangan dimasyarakat kota Medan maupun diluar kota Medan Salah satunya Wakil Ketua Bidang Politik DPD PDI Perjuangan Sumut Dr. Aswan Jaya, M.Kom.I yang menilai hal tersebut wajar dan bagus untuk iklim Demokrasi di Sumut khususnya Medan. "Inisiatif ormas-ormas Islam mengusulkan 6 nama sebagai bakal calon di Pilkada Kota Medan merupakan bentuk partisifasi politik masyarakat", katanya kepada Kantor Berita RMOLSumut kemarin, Rabu (29/1/2020). Diketahui sbelumnya Sejumlah Ormas Islam merekomendasikan 6 Figur nama yang akan di tawarkan ke Umat dalam gelaran Pilwalkot Medan 2020, adapun ke enam nama tersebut adalah : Ustad H. Irfan Hamidy, Ustad H. Dedi Iskandar Batubara, S.Sos, SH, Ustad H. Azwir Ibnu Azizi, Ustad H. Latif Khan, S.Ag, Ustad H. Qosim Nurseha Lc,MA, Dr. Abdul Hakim Siagian, SH,M.Hum. Menurut Aswan, ini harus dipahami juga sebagai pertanda positif bahwa demokrasi terbuka saat ini telah memberikan efek pendidikan politik yang lebih dewasa, namun demikian, proses politik dalam pemilihan kepala daerah sudah di atur dalam undang-undang. "Hanya ada dua jalur untuk bisa ikut kontestasi dalam pilkada langsung, Yaitu, jalur partai politik dan independen", ungkapnya. Lulusan S3 Doktor Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Ini mengatakan bila ormas-ormas tersebut menginginkan tokoh-tokohnya di calonkan oleh partai politik maka masih ada kesempatan untuk melakukan komunikasi politik kepada pimpinan partai politik. Ikutilah mekanisme yang sudah ditetapkan oleh masing-masing partai politik. "Jalur independen juga masih punya waktu, segera saja ormas-ormas tersebut membuktikan dirinya memiliki anggota yang banyak dan membawa jagoannya maju melalui jalur independen", jelasnya. Dia mengingatkan agar ormas-ormas Islam sebaiknya tidak terjebak dan masuk kembali dalam polarisasi politik identitas dengan semangat pecah belah karena yang demikian sama sekali tidak memberikan edukasi politik yang baik. "Politik itu bersifat periodik, perlima tahunan berganti, koalisi politiknya juga sering dinamis. Oleh karena itu, para tokoh Islam dan ormas-ormas Islam janganlah mempolarisasi politik periodik ini kearah permusuhan antar masyarakat yang bersifat permanen", pungkasnya.[R]
Munculnya rekomendasi sejumlah Ormas Islam yang mengajukan Nama Calon Wali kota Medan sangat menarik dan menjadi perbincangan dimasyarakat kota Medan maupun diluar kota Medan Salah satunya Wakil Ketua Bidang Politik DPD PDI Perjuangan Sumut Dr. Aswan Jaya, M.Kom.I yang menilai hal tersebut wajar dan bagus untuk iklim Demokrasi di Sumut khususnya Medan. "Inisiatif ormas-ormas Islam mengusulkan 6 nama sebagai bakal calon di Pilkada Kota Medan merupakan bentuk partisifasi politik masyarakat", katanya kepada Kantor Berita RMOLSumut kemarin, Rabu (29/1/2020). Diketahui sbelumnya Sejumlah Ormas Islam merekomendasikan 6 Figur nama yang akan di tawarkan ke Umat dalam gelaran Pilwalkot Medan 2020, adapun ke enam nama tersebut adalah : Ustad H. Irfan Hamidy, Ustad H. Dedi Iskandar Batubara, S.Sos, SH, Ustad H. Azwir Ibnu Azizi, Ustad H. Latif Khan, S.Ag, Ustad H. Qosim Nurseha Lc,MA, Dr. Abdul Hakim Siagian, SH,M.Hum. Menurut Aswan, ini harus dipahami juga sebagai pertanda positif bahwa demokrasi terbuka saat ini telah memberikan efek pendidikan politik yang lebih dewasa, namun demikian, proses politik dalam pemilihan kepala daerah sudah di atur dalam undang-undang. "Hanya ada dua jalur untuk bisa ikut kontestasi dalam pilkada langsung, Yaitu, jalur partai politik dan independen", ungkapnya. Lulusan S3 Doktor Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Ini mengatakan bila ormas-ormas tersebut menginginkan tokoh-tokohnya di calonkan oleh partai politik maka masih ada kesempatan untuk melakukan komunikasi politik kepada pimpinan partai politik. Ikutilah mekanisme yang sudah ditetapkan oleh masing-masing partai politik. "Jalur independen juga masih punya waktu, segera saja ormas-ormas tersebut membuktikan dirinya memiliki anggota yang banyak dan membawa jagoannya maju melalui jalur independen", jelasnya. Dia mengingatkan agar ormas-ormas Islam sebaiknya tidak terjebak dan masuk kembali dalam polarisasi politik identitas dengan semangat pecah belah karena yang demikian sama sekali tidak memberikan edukasi politik yang baik. "Politik itu bersifat periodik, perlima tahunan berganti, koalisi politiknya juga sering dinamis. Oleh karena itu, para tokoh Islam dan ormas-ormas Islam janganlah mempolarisasi politik periodik ini kearah permusuhan antar masyarakat yang bersifat permanen", pungkasnya.© Copyright 2024, All Rights Reserved